Mohon tunggu...
Baizul Zaman
Baizul Zaman Mohon Tunggu... Dosen - -

lahir di pulau Muna, Desa Pure, Kelurahan Labunia, Tahun 1988. Setelah tamat Sekolah di SMA 2 RAHA, saya melanjutkan kuliah di STMIK Dipanegara Makassar sampai tahun 2010. Tahun 2013 melanjutkan Studi S2 Bidang Teknik Informatika Universitas Hasanuddin.

Selanjutnya

Tutup

Money

Rumah Pangan KITA, Inovasi BULOG untuk Kesejahteraan Masyarakat

26 Mei 2018   11:05 Diperbarui: 26 Mei 2018   11:07 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak bisa kita pungkiri bahwa hari ini kita tengah hidup dalam kondisi yang serba tidak pasti. Terkadang, tanpa ada sebab yang jelas tiba-tiba harga beberapa kebutuhan pokok melonjak naik. Seperti beras, daging, gula, minyak goreng, bawang, dll. Kondisi seperti ini tentu bisa membuat kita pusing. Bagaimana tidak, jika sebelumnya dengan uang seratus ribu misalnya kita sudah bisa membeli beberapa barang yang dibutuhkan, seperti minyak goreng, gula, bawang dan dua liter beras. Namun saat harganya mulai melonjak naik, dengan uang seperti itu kita hanya bisa membeli  minyak goreng dan bawang saja.

Mungkin, bagi mereka yang memiliki penghasilan tinggi tidak akan merasa terbebani dengan kondisi naiknya harga kebutuhan pokok. Tapi bagaimana dengan mereka yang penghasilnya rendah atau pas-pasan. Tentu saja, jika harga barang kebutuhan pokok itu naik sedikit saja, maka bisa dipastikan mereka tidak akan sanggup untuk membelinya.

Saya teringat dengan seorang daeng becak yang beberapa pekan silam mengantar saya pulang ke rumah. Sepanjang jalan ia menceritakan keadaan penghasilanya yang semakin hari semakin berkurang saat banyak orang sudah mulai menggandrungi kendaraan online. Alhasil, terkadang ia dan keluarganya harus "puasa makan nasi " dalam beberapa hari karena beras sudah tak sanggup lagi untuk dibelinya.

Menyedihkan memang, saat memikirkan kondisi si tukang becak ini. Mungkin saja, apa yang dialaminya juga sedang dialami oleh ribuan bahkan mungkin jutaan masyarakat kita  yang hidupnya dibawah garis kemiskinan.

Saya pun membayangkan, bagaimana jika seandainya semua orang di negeri ini setiap harinya bisa menikmati sepiring nasi saat sarapan, saat santap siang dan saat makan malam. Bagaimana jika mereka juga bisa menikmati secangkir teh panas saat mereka akan berangkat atau pulang dari bekerja ditemani dengan sepiring goreng-gorengan. Apakah hal seperti ini tidak mungkin bisa untuk didapatkan?

Impian Masyarakat Kita dan Inovasi BULOG

Setiap orang yang berdiri di atas bumi Nusantara ini pasti berharap untuk hidup sejahtera. Paling tidak, sejahtera yang dimaksud di sini  adalah bisa memenuhi kebutuhan pokok mereka. Pertanyaanya, bisakah itu terwujud?. Bagaimana dengan mereka yang penghasilanya pas-pasan seeprti daeng becak yang saya temui saban hari?. Sanggupkah mereka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari?

Kabar baiknya, masyarakat miskin ataupun mereka yang penghasilanya pas-pasan kini bisa memenuhi kebutuhan barang pokoknya setiap hari. Pasalnya, BULOG, dengan inovasi terbarunya telah membuka jalan bagi siapa pun untuk bisa memenuhi kebutuhan hidupnya dengan mudah.

Lewat produk pangan "KITA", BULOG menghadirkan terobosan yang berani dengan meluncurkan penjualan paket kebutuhan pokok murah, mulai dari beras, daging, minyak goreng, gula dan bawang. Semua produk yang diluncurkan oleh BULOG ini dijamin harganya stabil dan sangat bisa terjangkau.

Tidak hanya murah, produk pangan "KITA" tentunya bisa menjadi katalisator peningkatan ekonomi masyarakat. Pasalnya, BULOG membuka kesempatan yang sebesar-besaranya bagi siapapun untuk bisa bergabung menjadi mitra yang akan menjual produk BULOG dengan brand "KITA" ini. Hanya dengan modal usaha 5 juta rupiah, menyertakan foto coly KTP, KK, dan izin dari pemerintah setempat, maka produk pangan"KITA" sudah bisa dibawa pulang untuk dijual di rumah.

Dengan demikian, maka produk pangan 'KITA" yang dimotori oleh BULOG ini bisa didapatkan dengan mudah hampir disemua tempat. Baik itu di rumah-rumah warga, di swalayan ataupun di pasar tradisional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun