Tana Toraja, Proses uji kelayakan dan kepatuhan calon direksi serta calon dewan pengawas Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Buisun Kabupaten Tana Toraja menuai sorotan. Hasil penilaian seleksi ini dinilai tidak sesuai harapan dan terkesan sarat titipan.
Dari empat calon direksi yang mengikuti seleksi, dua di antaranya diketahui memiliki pengalaman dan pengetahuan yang mumpuni di bidang tersebut. Namun, nilai tertinggi justru diraih oleh Ekawanto Saba yang disebut tidak memiliki latar belakang maupun pengalaman khusus di sektor air minum.
Hal serupa terjadi pada seleksi calon dewan pengawas. Mantan direksi Perumda Tirta Buisun, Frans Mangguali, hanya menempati urutan kedua. Posisi teratas justru diraih oleh Soni Palullungan, yang disebut tidak memiliki pengalaman di bidang Perumda maupun latar belakang pendidikan yang relevan.
Sejumlah masyarakat mempertanyakan kredibilitas tim penguji yang digunakan Pemkab Tana Toraja. Mereka menduga penguji tersebut tidak memiliki kompetensi memadai untuk menilai kelayakan calon. Bahkan, ada yang menilai seleksi ini hanya bersifat formalitas karena pemenang sudah "dititipkan" sebelumnya.
Dugaan semakin menguat lantaran dua peserta dengan nilai tertinggi disebut pernah menjadi bagian dari tim pemenangan pasangan Zadrak--Erianto (Tim Zatria) pada Pilkada Tana Toraja 2024 lalu. Masyarakat pun menilai, capaian mereka dalam seleksi ini kemungkinan besar dipengaruhi oleh kedekatan dengan pimpinan daerah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI