Mohon tunggu...
Bahrul Ilmi
Bahrul Ilmi Mohon Tunggu... Mahasiswa

Ga banyak kata"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kajian kesetaraan gender menurut prespektif islam

28 September 2025   06:10 Diperbarui: 28 September 2025   06:09 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

KAJIAN KESETARAAN GENDER MENURUT PRESPEKTIF ISLAM

 

Kesetaraan gender merupakan topik yang mendesak dalam pembicaraan sosial, budaya, dan religius secara global 1 Hal ini sering menjadi subjek perdebatan karena munculnya berbagai pandangan. Mengacu pada Women's Studies Encyclopedia,gender bukan sekadar konstruksi struktural, melainkan suatu konsep kultural yang digunakan untuk membedakan tanggung jawab, cara berpikir, perilaku, dan aspek emosional antara pria dan wanita, tanpa bermaksud mendiskriminasi salah satu pihak. Namun seiring berjalannya waktu, perbedaan gender sering kali dipandang secara negatif dan seringkali menyulut ketidakadilan bagi Wanita.

Menurut pandangan Islam, "laki-laki dan perempuan diciptakan dengan tujuan yang serupa, yaitu untuk menjalankan ibadah kepada Tuhan dan menjalankan peran sebagai khalifah di bumi". Manusia diciptakan dari seorang pria dan seorang wanita, kemudian dibagi menjadi berbagai bangsa dan suku agar saling mengenal satu sama lain. "Sesungguhnya, yang paling mulia di antara manusia di sisi Tuhan adalah mereka yang paling bertakwa".

Dari segi spiritual, "Islam menegaskan bahwa pria dan wanita memiliki tanggung jawab yang sama di hadapan Tuhan". "Dalam sebuah ayat dijelaskan bahwa setiap orang yang melakukan kebaikan, baik pria maupun wanita, akan menerima balasan yang setimpal dari Tuhan". Oleh karena itu, dalam hal tanggung jawab spiritual, pria dan wanita setara tanpa perbedaan. Namun demikian, meskipun ajaran Islam menganjurkan kesetaraan gender, kenyataannya dalam masyarakat masih terlihat adanya ketidaksetaraan.

Di beberapa budaya, penerapan prinsip Islam lebih condong ke arah patriarki, di mana peran wanita dibatasi pada urusan domestik dan anak-anak. Namun, dalam sejarah Islam, wanita memiliki peran krusial dalam aspek pendidikan, ekonomi, dan politik "Kesetaraan gender dalam Islam terdapat dengan jelas dalam teks dan konteks Al-Qur'an", di mana "laki-laki dan perempuan memiliki hak serta tanggung jawab yang seimbang di hadapan Allah SWT". "Sebagai agama yang menekankan nilai keadilan dan persamaan, Islam mendukung prinsip kesetaraan, termasuk pengakuan bahwa pria dan wanita sama-sama berperan sebagai hamba Allah" ("QS. Al-Zariyat ayat 56"). "Islam juga menghormati kedudukan wanita setara dengan pria", memberikan hak yang luas dalam bidang pendidikan, ekonomi, politik, serta tanggung jawab spiritual dan nilai-nilai keagamaan. Oleh karena itu, pemahaman dan penerapan ajaran ini akan mendukung upaya untuk mewujudkan kesetaraan gender.

.

ISI

Isu persamaan hak antara pria dan wanita tetap penting meskipun sudah banyak kemajuan, namun kesenjangan masih ditemukan di banyak negara. "Islam menekankan pentingnya keadilan tanpa membedakan jenis kelamin, ras, atau suku. Manusia berasal dari pria dan wanita, dibagi menjadi berbagai bangsa dan suku agar saling mengenal, dan yang paling terhormat adalah yang paling bertakwa". "Kalimat tersebut bermakna bahwa semua manusia memiliki kedudukan setara dan dihormati berdasarkan tingkat ketaatan kepada Tuhan, bukan karena jenis kelamin, ras, atau asal-usul". Dalam ajaran ini, pria dan wanita memiliki hak dan tanggung jawab yang sama dalam beribadah dan memimpin di bumi. Namun dalam kenyataannya, kesetaraan ini masih menghadapi berbagai kendala. Banyak tradisi dan budaya yang menempatkan perempuan pada posisi kurang setara dibandingkan pria, sehingga sering mengalami perlakuan tidak adil dan diskriminasi di berbagai bidang seperti pendidikan, ekonomi, dan politik.

"Kalimat tersebut menyatakan bahwa setiap manusia memiliki kedudukan yang setara dan dihormati berdasarkan tingkat ketakwaannya kepada Tuhan", bukan karena faktor asal usul atau identitas lainnya. Dalam ajaran ini, "pria dan wanita memiliki peran yang sama dalam beribadah dan memimpin di bumi". Namun pada kenyataannya, kesetaraan ini masih menghadapi berbagai kendala. Banyak tradisi dan budaya yang masih menempatkan perempuan dalam posisi yang kurang setara dibandingkan pria, sehingga sering mengalami perlakuan tidak adil dan diskriminasi di berbagai bidang seperti pendidikan, ekonomi, dan politik.

"Persamaan antara laki-laki dan perempuan dalam ajaran agama tidak hanya tentang memberikan kedudukan yang sama", tetapi juga untuk membangun masyarakat yang adil dan setara bagi semua. Hal ini membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang ajaran tersebut dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Persamaan ini mencakup berbagai aspek, bukan hanya kuantitas. Tulisan ini mengulas pandangan ajaran tentang persamaan ini, penerapannya, tantangan yang dihadapi, serta peran laki-laki dan perempuan dalam menciptakan masyarakat yang adil. Oleh karena itu, usaha untuk mewujudkan persamaan tersebut dalam komunitas sangat penting demi menciptakan kehidupan yang lebih baik dan adil bagi semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun