Mohon tunggu...
Bahrina Aullya Qosof
Bahrina Aullya Qosof Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas PGRI Madiun

Menari

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengangkat Potensi Lokal : Grand Beji Sebagai Sumber Air Minum Alami di Desa Paringan Jenangan Ponorogo

13 Juli 2025   22:44 Diperbarui: 13 Juli 2025   22:44 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(BUMDes Banyu Mili (BALI) Paringan / Foto : Bahrina Aullya

Desa Paringan merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo. Di desa ini terdapat sebuah sumber air alami yang oleh masyarakat setempat dikenal dengan nama "Grand Beji". Mata air ini memiliki karakteristik unik, yaitu tidak pernah surut, bahkan saat musim kemarau panjang melanda.

Meskipun namanya belum setenar Telaga Ngebel, keberadaan Grand Beji memiliki arti yang sangat penting bagi warga setempat. Bagi masyarakat Desa Paringan, Grand Beji bukan sekadar sumber air, namun ia adalah nadi kehidupan yang menopang kebutuhan sehari-hari dan menjadi simbol keberkahan alam desa.

Melihat besarnya potensi tersebut, pemerintah desa melalui Kepala Desa Suwendi mengambil inisiatif untuk melakukan uji laboratorium terhadap air Grand Beji. Sampel air kemudian dikirim ke laboratorium Universitas Brawijaya dan SUCOFINDO (Superintending Company of Indonesia) untuk mengetahui kandungan serta kelayakan air tersebut sebagai air layak konsumsi. Hasil uji menunjukkan bahwa air dari Grand Beji memiliki kualitas yang sangat baik, sehingga mendorong terbentuknya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Paringan.

Salah satu unit usahanya adalah perusahaan air minum kemasan bernama BALI (Banyu Mili). Perusahaan ini diresmikan pada 2 Maret 2021 dan berada di bawah kepemimpinan langsung Kepala Desa Paringan. Nama "BALI", singkatan dari Banyu Mili atau "air yang terus mengalir", diambil untuk merepresentasikan karakter Grand Beji sebagai sumber air alami yang tidak pernah berhenti mengalir, sekaligus menjadi identitas produk lokal yang lahir dari kekayaan alam desa.

Keberadaan BUMDes Paringan sangat berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi desa. Selain membuka lapangan pekerjaan baru bagi warga, unit usaha seperti BALI juga berkontribusi dalam memperluas kegiatan ekonomi masyarakat. Sebelum dikelola secara modern menjadi air minum beroksigen, air dari Grand Beji di wilayah Mbeji telah lama digunakan masyarakat untuk kebutuhan rumah tangga seperti minum, mandi, dan pengairan lahan pertanian. Kini, melalui pengelolaan yang lebih terstruktur, potensi lokal tersebut berhasil dikembangkan menjadi produk bernilai ekonomis yang membawa manfaat langsung bagi warga Desa Paringan.

Namun, produksi air kemasan BALI sempat mengalami penghentian sementara karena belum mengantongi izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Meskipun demikian, kegiatan produksi kini telah kembali berjalan. Hal ini didukung oleh adanya rekomendasi dari Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, yang memberikan izin sementara kepada BUMDes untuk tetap melakukan produksi, dengan ketentuan peredaran produk hanya terbatas di wilayah Kabupaten Ponorogo.

Kepala Desa Paringan, Suwendi, menyampaikan bahwa izin usaha dan izin produksi dari Pemerintah Kabupaten Ponorogo telah diperoleh, sementara izin edar dari BPOM masih dalam proses pengurusan. Ia juga menegaskan bahwa pihaknya telah menjalin koordinasi dengan Bupati dan aparat kepolisian terkait hal tersebut.

"Harga air kemasan ini sangat terjangkau, hanya Rp1.900 per botol berukuran 600 ml. Kami berharap izin dari BPOM dapat segera diterbitkan agar distribusi produk dapat diperluas," ujar Suwendi mengakhiri penjelasannya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun