Mohon tunggu...
Bahasa Kita
Bahasa Kita Mohon Tunggu... -

Kami cinta bahasa Kami ingin menulis bersama Kami ingin belajar bersama Kami ingin berbagi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bahasa Anak Indonesia, Terpengaruh Nama-nama Binatang

13 Februari 2012   11:34 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:42 873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13291319431893302178

"Yeeeeeh...M****t teh, tong maen bola didinya atuh..teu karunya ka indung maneh??!!!", dengan lantang seorang guru meneriakkan perkataan tersebut untuk melarang siswa-siswanya bermain bola dikubangan air hujan yang hampir mirip dengan kubangan lumpur. Gee..!!! Apa yang terjadi dengan pendidik kita? Terkadang kita tidak sadar, hal kecil yang kita lakukan bisa berdampak besar kelak dan kita tidak bisa menghindari akibat yang dihasilkan. Secuil kisah tersebut terjadi di sebuah sekolah yang notabene negeri, dan tidak akan disebutkan nama sekolah dan daerahnya. Yang dipertanyakan, apakah hanya di sekolah tersebut kisah itu terjadi?. Semoga contoh yang disajikan, tidak terjadi ditempat anda mengajar.. Entah kapan kata-kata binatang itu hadir ditengah-tengah keindahan bahasa Indonesia dan berbagai macam bahasa daerah yang kita miliki. Kehadirannya begitu menyerang perbendaharaan kata anak-anak Indonesia seperti virus yang menggerogoti tubuh tiada hentinya tanpa memilih bagian tubuh mana yang terlebih dahulu yang akan diinfeksi. Kembali kepada kisahnya, saya hanya bisa tersenyum kecil ketika saya menyaksikan kejadian tersebut dan setelahnya saya menemukan sebuah kertas bertulisan berukuran F4 yang ditempel dikaca salah satu kelas, lebih ironis lagi kertas itu hanya ditempel di satu kelas saja dan setelah dicek memang tidak ada kertas seperti itu dikelas lainnya. Mungkin salah satu kesalahannya adalah guru tersebut harusnya menempelkan kertas seperti itu juga di kelas tempat beliau mengajar. Hmmmm,,dibawah ini merupakan hasil jepretannya. Untuk apa memasang kertas bertuliskan "DILARANG BERKATA JOROK DAN KASAR!", tapi pendidiknya sendiri mencontohkan perilaku yang mencerminkan perkataan tersebut. Saya yakin semua orang pasti pernah berkata-kata dengan menggunakan kata binatang tersebut(termasuk saya sendiri) walaupun dalam hati, disaat dia kesal, marah, jengkel atau saat berkumpul dengan teman-teman terdekat. Tapi alangkah baiknya kita bisa menyesuaikan diri, dengan siapa kita berhadapan dan akibat apa yang akan timbul ketika kita bersikap semaunya kita. Peran orangtua(keluarga) sangatlah diperlukan dalam hal ini, kadang-kadang ketika anak melakukan salah orangtua biasanya langsung memarahi atau mengatakan kalau apa yang dia lakukan itu salah. Mengutip perkataan dosen saya, "Saat anak berperilaku aneh atau salah, sebagai orangtua seharusnya terlebih dahulu bertanya kenapa dia berperilaku seperti itu?". Jadi orangtua sebaiknya tidak hanya mengajarkan anak untuk menghormati dan menghargai orangtua, tapi orangtua juga seharusnya belajar untuk menghormati dan menghargai anak-anaknya. Salah satunya dibiasakan berbicara sopan dan tidak kasar, memanggil anak dengan sebutan yang halus (seperti: sayang, anakku yang cantik, dan lain-lain), kemudian saat bersalah biasakan untuk meminta maaf, berterimakasih saat diberi sesuatu. Selain orangtua, pendidik tidak kalah memiliki peran dalam perkembangan anak, tidak hanya dalam segi pengetahuan tapi juga dalam segi perilaku. Biasanya pendidik dijadikan contoh oleh anak didiknya, tidak jauh berbeda dengan orangtua, pendidik pun semestinya bisa menyuguhkan contoh perilaku yang baik bagi anak didiknya. Seperti: tidak memilih-milih (antara pintar dan kurang pintar) dalam mendidik anak atau tidak mendiskriminasi anak yang memiliki kelebihan atau kekurangan. Semoga bermanfaat. :) #M****t = salah satu nama binatang HildaWidyawatiMustopa0903398

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun