Pada tanggal 20 Maret 2025, Timnas Indonesia melakoni pertandingan perdana yang sangat dinantikan, dengan debut empat pemain naturalisasi baru mereka, yaitu Ole Romenny, Dean James, Joey Pelupesy, dan Emil Audero. Laga ini berlangsung melawan tim kuat Australia dalam ajang internasional yang menjadi panggung utama bagi para pemain baru ini untuk menunjukkan kualitas mereka di level tertinggi.
Ole Romenny dan Dean James dipercaya untuk menjadi starter dalam pertandingan tersebut, sementara Joey Pelupesy dan Emil Audero hadir dibangku cadangan dalam skuad. debut pemain keturunan baru siap memberikan kontribusi penting. Sayangnya, meski ekspektasi tinggi mengiringi kedatangan pemain-pemain baru ini, Timnas Indonesia harus menelan pil pahit setelah kalah telak dengan skor 5-1.
Pada laga tersebut, Timnas Indonesia menghadapi Australia yang tampil sangat dominan. Meskipun dengan ambisi besar untuk meraih kemenangan dan tiga poin, hasil yang didapatkan justru berbanding terbalik dengan harapan. Timnas Indonesia tampil kurang maksimal, dan Australia memanfaatkan setiap kesempatan untuk mendominasi permainan dan mencetak gol-gol indah.
Salah satu momen penting dalam pertandingan ini adalah debut pertama bagi Ole Romenny dan Dean James. Meskipun keduanya memiliki potensi besar, mereka belum mampu memberikan dampak signifikan untuk Timnas Indonesia di laga perdana ini. Kedua pemain tersebut, yang baru saja bergabung dengan tim, masih perlu beradaptasi dengan gaya permainan dan kekompakan tim, yang tampaknya menjadi salah satu tantangan besar dalam laga tersebut. Namun, meski kekalahan ini begitu mencolok, ada satu momen positif bagi Timnas Indonesia: Gol perdana Ole Romenny untuk timnas. Meskipun berada dalam situasi yang kurang menguntungkan, gol Romenny ini menjadi simbol dari semangat dan potensi yang dimiliki pemain naturalisasi tersebut. Gol ini tak hanya menjadi debut gemilang bagi Ole Romenny, tetapi juga menjadi harapan bagi masa depan sepak bola Indonesia.
Faktor penyebab kekalahan ini mungkin tidak hanya terletak pada kualitas permainan tim, tetapi juga pengaruh dari bermain di kandang Australia. Jika dilihat dari leg pertama yang digelar di Stadion Gelora Bung Karno, Timnas Indonesia berhasil menahan imbang Australia dengan skor 0-0, sebuah hasil yang cukup memuaskan mengingat lawan yang dihadapi. Namun, laga kedua di Australia menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan, di mana Indonesia justru dibantai dengan skor 5-1. Kondisi tandang jelas memberikan tekanan lebih besar pada para pemain, ditambah lagi dengan atmosfer dan dukungan penuh dari suporter Australia yang membuat perjuangan Indonesia semakin sulit. Para pemain Indonesia juga tampaknya belum dapat beradaptasi dengan baik di bawah tekanan besar yang diberikan oleh tuan rumah.
Selain itu, hasil ini juga tidak bisa lepas dari peran pelatih baru Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, yang baru saja mengambil alih tugas sebagai juru taktik tim. Pelatih asal Belanda ini memiliki reputasi besar di dunia sepak bola internasional, namun pertandingan pertama di bawah asuhannya menunjukkan bahwa ada beberapa aspek yang perlu diperbaiki. Adaptasi antara pelatih baru, pemain baru, dan para pemain lama tampaknya belum sepenuhnya terjalin dengan baik. Hal ini terlihat dari permainan yang kurang solid dan kurangnya komunikasi serta kekompakan di lapangan. Kluivert, yang dikenal dengan pendekatan taktis dan strategis, tampaknya masih perlu waktu untuk menyatukan visi dan gaya permainan dengan para pemainnya.
Kekalahan ini bisa jadi disebabkan oleh kurangnya waktu persiapan untuk membangun chemistry antara pemain-pemain baru dan pelatih. Tak jarang, perubahan dalam susunan tim dan gaya bermain membutuhkan waktu untuk beradaptasi, dan hal itu tercermin dalam penampilan Timnas Indonesia pada laga tersebut. Meskipun begitu, ini hanyalah langkah awal, dan masih banyak waktu bagi Kluivert untuk mengembangkan tim serta menciptakan strategi yang lebih efektif dan mengoptimalkan potensi pemain.
Namun, meski kekalahan ini menjadi langkah pertama yang penuh tantangan, ada optimisme besar di kalangan pecinta sepak bola tanah air. Target utama Timnas Indonesia di sisa laga kualifikasi Piala Dunia 2026 adalah meraih kemenangan dalam pertandingan melawan Australia, Bahrain, Jepang, dan China di Grup C. Jika Timnas Indonesia berhasil meraih kemenangan di seluruh sisa laga kualifikasi, mereka berpeluang untuk menempati posisi kedua di grup, yang akan membawa mereka langsung lolos ke ajang Piala Dunia 2026. Namun, peluang untuk menempati posisi kedua kini semakin sulit setelah kekalahan telak di Australia, sehingga skenario terbaik bagi Timnas Indonesia mungkin adalah finish di peringkat ketiga Grup C.
Jika Timnas Indonesia dapat meraih posisi ketiga di grup, mereka masih memiliki kesempatan untuk melanjutkan perjuangan mereka ke ronde kualifikasi Piala Dunia berikutnya (Ronde 4), di mana peluang untuk lolos ke Piala Dunia 2026 akan dipertaruhkan melalui pertandingan-pertandingan selanjutnya. Walau harapan untuk langsung lolos ke Piala Dunia mungkin semakin tipis, namun peringkat ketiga tetap memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk terus berkompetisi di level internasional.
Kekalahan ini menjadi pelajaran penting bagi Timnas Indonesia. Meskipun dihadapkan dengan tantangan besar, para pemain dan pelatih memiliki kesempatan untuk memperbaiki kekurangan dan memperkuat tim. Ke depannya, dengan adanya keselarasan antara pelatih, pemain lama, dan pemain baru, Indonesia diharapkan bisa tampil lebih solid dan kompetitif. Waktu masih ada untuk meraih hasil terbaik, dan harapan untuk melihat Timnas Indonesia berlaga di Piala Dunia 2026 tetap hidup.