Mohon tunggu...
Nia Agustin
Nia Agustin Mohon Tunggu...

Agustin Pandhuniawati Heryani, biasa dipanggil Nia. Masih berkuliah di Program Pascasarjana UNY jurusan Pendidikan Matematika. Joghaholic,love mathematics,dance,hot choco mint,and french fries,a big fan of my mother.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kunjungan Inspiratif: Berprestasi dengan Lingkungan yang Sehat, SMA N 1 Jetis Bantul

22 Agustus 2013   12:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:58 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

21 Agustus2013, hari itu saya berjanji kepada seorang teman Mahasiswa Asing dari Laos, Nose,untuk mengunjungi SMA N 1 Jetis, Bantul. Nose adalah salah satu teman kos saya, malam itu kami ngobrol-ngobrol seperti biasanya, dia menceritakan pengalamannya menjadi peserta di Southeast Asian Ministers of Education Organization Original Center in Math, dan berlanjut dengan ajakan bertemu Bapak Arief Wismono, salah satu guru matematika di SMA N 1 Jetis Bantul. Kebetulan di sekolah tersebut sedang ada kunjungan dari Kementrian Pendidikan dan Olahraga Laos.

Oke, pengalaman berharga dimulai. SMA N 1 Jetis terletak di jalan Imogiri Barat, mudah saja menemukan sekolah yang memiliki luas 29.533 m3 (kurang lebih 3 Hektar) ini.Bisa dibayangkan seberapa besar sekolah ini, dan hal ini tidak begitu saja dimanfaatkan untuk membangun banyak gedung oleh pihak sekolah. Memasuki sekolah ini, kesan sejuk sangat dominan muncul. Hal ini memang tidak mengagetkan, karena pada tahun 2009, SMA Negeri 1 Jetis dinobatkan menjadi Sekolah Sehat Nasional 2009, dan tiga tahun kemudian bertepatan dengan peringatan hari lingkungan hidup 5 Juni 2012, sekolah ini yang berhasil memperoleh Sekolah Adiwiyata Nasional tiga tahun berturut-turut dinobatkan sebagai Sekolah Adiwiyata Mandiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Dari, cerita pertamanya saja sudah menarik bukan? Memang, saya sendiri baru mengetahui sekolah ini, dan lokasinya pada hari itu, padahal saya sudah tinggal di Jogja kurang lebih 9 tahun, oleh karenanya saya begitu excited menceritakan tentang sekolah ini.Perjalanan saya dan Nose berlanjut lebih menarik ketika kami bertemu Bapak Arief Wismono. Ngobrol-ngobrol dengan bapak Arief, saya langsung terinspirasi untuk menjadi guru yang tidak biasa. Pak Arief juga merupakan salah satu peserta Southeast Asian Ministers of Education Organization Original Center in Math di QITEP seperti Nose, beliau menceritakan pengalaman-pengalamannya, sampai akhirnya ada beberapa dosen saya yang bapak Arief sebut-sebut, sehingga menambah daftar obrolan kami.

Melanjutkan kunjungan, saya dan Nose bergabung dengan para pengunjung dari Kementrian Pendidikan dan Olahraga dari Laos untuk mendengarkan cerita inspiratif bagaimana SMA N 1 Jetis mencapai prestasi istimewa sebagai sekolah Adiwiyata 2012. Apa yang saya dengar di ruang meeting itu membuka pemikiran saya, bahwa untuk menjadi sebuah sekolah yang lingkungannya sehat, bersih, dan rapi membutuhkan perjuangan yang tidak mudah, tidak hanya cukup dengan himbauan setiap Upacara hari Senin. Sekolah ini menerapkan berbagai metode, dan yang paling menarik adalah, mengintegrasikan isu-isu tentang lingkungan ke dalam semua mata pelajaran, hal ini wajib dilakukan oleh semua guru di sekolah tersebut. Interesting, apa yang dilakukan pihak sekolah ini bisa jadi akan lama bisa berhasil, tetapi ketika berhasil, keberhasilannya akan bertahan lama pula. Dengan menggunakan metode integrasi seperti ini, secara tidak sadar, para siswa dan guru menjadi memikirkan mengenai lingkungan setiap hari (dari materi pembelajaran), sehingga secara psikologis mereka akan terpengaruh dengan apa yang mereka biasa bicarakan sehari-hari tersebut. Langkah ini akan menanamkan kepedulian lingkungan yang lebih kuat bagi seluruh warga sekolah. Sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi penuh arti.

Alasan yang lebih detail lagi mengenai bagaimana pembelajaran penuh arti ini menjadi berarti adalah, mudah saja sebenarnya, semakin kita mengerti seberapa buruknya efek dari lingkungan yang tidak terurus, maka semakin peduli dia terhadap lingkungannya, karena dia tidak mau mendapatkan efek buruk dari lingkungannya tersebut. Jadi logis kan, kenapa integrasi isu lingkungan ke dalam pembelajaran bisa berpengaruh besar terhadap kepedulian warga sekolah. Jadi, apakah sekolah anda akan melakukan hal yang sama? Tidak ada kata terlambat.

Kunjungan saya hari ini diakhiri dengan berkeliling ke sudut-sudut yang mempengaruhi prestasi sekolah ini, seperti green house, kolam, dan taman, serta berkenalan dan bercengkrama sebentar dengan guru-guru beserta kepala sekolah SMA N 1 Jetis, sungguh ramah dan menyenangkan sambutan dari pihak sekolah. Benar-benar kunjungan yang prestisius.

Nah, ini pengalaman saya...mana pengalaman kalian? J have a nice day everyone.

Referensi:

Woolfolk, Anita. Educational Psychology. 2008. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

id.wikipedia.org/wiki/SMA_Negeri_1_Jetis_Bantul

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun