Mohon tunggu...
Bagas Ramadhan
Bagas Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Minimnya Pemahaman Netizen Indonesia terhadap Etika Berkomentar di Media Sosial

26 April 2021   10:14 Diperbarui: 26 April 2021   10:28 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seperti yang kita tahu bahwa Media Sosial sekarang telah menjadi bagian yang tak dapat dipisahkan dari kegiatan kita sehari-hari. Melalui Media Sosial, kita dapat berinteraksi, mengekspresikan diri dan beropini. Bisa dibilang bahwa Media sosial adalah tempat manusia untuk bersosialisasi dengan orang lain tanpa ada batasan ruang dan waktu, tetapi meskipun begitu tetap ada prinsip-prinsip atau etika-etika yang harus diperhatikan saat menggunakan Media Sosial. Hal ini menjadi penting karena melalui Media Sosial kita dapat mendapat masalah atau bahkan terjerat hukum ketika tidak memperhatikan etika-etika tersebut. Salah satu hal yang dapat menimbulkan masalah saat menggunakan Media Sosial adalah berkomentar tidak sopan dan tidak senonoh, contoh real dari perilaku ini dapat kita lihat dari netizen Indonesia yang sering berkomentar buruk atau blak-blakan terhadap postingan yang menurutnya tidak sesuai dengan prinsipnya.

Belum lama ini terdapat kasus yang melibatkan netizen Indonesia dengan salah satu pasangan gay dari Thailand yang memposting foto pernikahannya di Facebook. Kasus ini bermula saat salah satu dari pengantin tersebut yang bernama Suriya Koedsang memposting foto pernikahannya melalui akun Facebook miliknya. Tak lama setelah postingan tersebut beredar, netizen Indonesia beramai-ramai memberikan komentar buruk secara blak-blakan dan bahkan sampai mengancam pengantin gay tersebut. Tak berhenti disitu, netizen Indonesia bahkan juga ikut mengancam keluarga dan fotografer yang membantu acara pernikahan pasangan gay tersebut. Banyak komentar pedas yang dilontarkan netizen Indonesia terhadap postingan itu, ada yang bilang bahwa pernikahan mereka “dilarang oleh Tuhan” dan bahkan “dapat membuat dunia kiamat”. Setelah mendapat hujatan dari netizen Indonesia selama 3 hari, akhirnya Suriya Koedsang melaporkan hal tersebut ke ranah hukum melalui salah seorang pengacara yang bernama Ronnarong Kaewpetch dari Network of Caimpaigning for Justice.

Dapat dilihat bahwa hal tersebut bisa terjadi karena netizen Indonesia kurang memperhatikan atau bahkan tidak memperhatikan etika berkomentar di Media Sosial. Padahal sudah jelas bahwa kita seharusnya tidak boleh memberikan komentar yang bernada membully atau bahkan sampai mengancam, karena dalam bermedia sosial tetap ada hak-hak orang lain yang harus dijaga dan dihormati. Kita memang mempunyai hak untuk memberikan opini di Media Sosial, tapi bukan berarti kita boleh menjatuhkan harga diri orang lain melalui opini kita. Kita juga bisa menjadi anonim di Media Sosial, tapi bukan berarti kita bisa berkata seenaknya dan menjelek-jelek kan orang lain. Kejadian ini sekaligus membuktikan hasil penelitian yang dilakukan oleh Microsoft dalam program survey, yaitu Digital Civility Index (DCI) yang berlangsung pada bulan April dan Mei 2020, lalu terbit pada bulan Februari 2021 kemarin. Dalam laporan hasil survey tersebut, Microsoft menempatkan Indonesia sebagai negara yang paling tidak sopan di dunia maya Se-Asia Tenggara. Hasil itu diperkuat dengan data bahwa tingkat kesopanan digital warganet Indonesia memburuk 8 poin menjadi 76 poin daripada tahun lalu (semakin tinggi poin semakin rendah tingkat kesopanan).

Dari data tersebut kita seharusnya bisa sadar diri bahwa etika-etika berkomentar di Media Sosial harus tetap diperhatikan, mengingat hal ini dapat mempertanyakan kembali pernyatan yang mengatakan bahwa “orang Indonesia adalah orang-orang yang sangat ramah”. Maka dari itu, hindari penggunaan bahasa kasar yang mengandung SARA, tetap gunakan bahasa yang sopan dan santun, dan selalu menjaga perasaan orang lain di media sosial agar tidak menimbulkan masalah yang lebih besar nantinya. Jika tidak dimulai dari diri kita sendiri, lalu siapa lagi?

Penulis : Bagas Ramadhan
Profil     : Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun