Batik Semarang berbeda dengan batik Jogyakarta dan solo. Perbedaan tersebut dari sisi motifnya. Kata Luwito ciri-ciri Batik Semarang bermotif kembang kangkung dan Manuk Pletuk.
Harga Batik Semarang cukup variatif. Dari harga Rp150 ribu hingga Rp5 jutaan tergantung kwalitas dan motifnya.
Edo Pramono juga menceritakan tentang kampung batik yang di hanguskan oleh pepera di Semarang, masih bertahan hidup perusahaan batik milik orang Cina peranakan di Kampung Bugangan. Perusahaan ini berkembang sejak awal abad ke-20 sampai dengan tahun 1970-an, bernama Tan Kong Tien Batikkerij. Pemilik perusahaan bernama Tan Kong Tien, yang menikah dengan Raden Ayu Dinartiningsih, salah satu keturunan Hamengku Buwana III dari Kesultanan Jogjakarta.
Tan Kong Tien adalah salah seorang putera dari Tan Siauw Liem, seorang tuan tanah di Semarang, yang mendapat gelar mayor dari pemerintah Hindia Belanda. Kekayaan tanahnya meliputi kawasan Bugangan sampai Plewan, seluas 90 ha. Karena kekayaan itu, tidaklah mengherankan jika putera Tan Siauw Liem itu diambil sebagai menantu oleh sultan di Jogjakarta.Â
Tan Kong Tien memperoleh keahlian membatik dari istrinya yang masih kerabat keraton Jogja itu. Keahlian dalam pengelolaan usaha batik diturunkan kepada puteri Tan Kong Tien, Raden Nganten Sri Murdijanti, yang meneruskan perusahaan Tan Kong Tien sampai dengan tahun 1970-an.Â
Setelah kemerdekaan Indonesia, Raden Nganten Sri Murdijanti memperoleh hak monopoli batik untuk wilayah Jawa Tengah dari Gabungan Koperasi Batik Indonesia (GKBI). Pemesan batik pada masa kolonial Belanda berasal dari kalangan pejabat pemerintahan, para turis, dan pedagang.
Sementara, Kabag Humas Pemko Medan Ridho Nasution yang diwakili Kasubbag Humas Pemko Medan, Hendra Tarigan S.Sos saat ditanya tujuan mengunjungi Kampoeng Batik mengatakan, apa yang dilakukan Pemko Semarang dapat menjadi  inspirasi dan diadopsi Pemko Medan untuk diterapkan Kota Medan.
"Kampoebg Batik ini sangat menginspirasi kita. Apa lagi dengan adanya Sentra Batik Medan yang diperkenalkan Ketua TPPK Ibu Hj Maharani dapat meniru tindakan Kampung Batik Semarang agar mampu mendatangkan wisatawan," pungkas Hendra. ayub