Mohon tunggu...
ABDUL MUHTADIN M. (amee)
ABDUL MUHTADIN M. (amee) Mohon Tunggu... karyawan swasta -

aku bukanlah kamu atau mereka aku adalah takdir atas diriku..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Budaya Negatif

26 Juli 2012   23:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:35 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

duri dalam daging, menggunting dalam lipatan, makan tulang kawan, musuh dalam selimut, serigala berbulu domba, musang berbulu ayam, manusia bunglon dan masih banyak lagi pribahasa ungkapan karakter negatif yang berkembang dan menjadi perbendaharaan pribahasa dalam kehidupan bangsa Indonesia.  Saya sempat berfikir apakah kemunculan pribahasa-pribahasa tersebut hanya sebatas karya bahasa ataukah memang itu muncul dari kultur sosial bangsa Indonesia yang dekat dengan budaya negatif?? namun biasanya bahasa merupakan produk budaya sebuah bangsa dan muncul dari kebiasan-kebiasaan sehari-hari.. nah kalau memang demikian artinya dari jaman nenek moyang kita dulu memang saling sikut dan saling fitnah itu sudah menjadi kebiasaan sehari-hari dalam proses interaksi sosial (ciloko kalau memang begitu :D)

Saya bukan ingin menjudgetifikasi bahwa karakter bangsa kita seperti ungkapan-ungkapan yang ada diatas tapi mau tidak mau, sadar atau tidak sadar relevansi ungkapan pribahasa diatas nampaknya berbanding lurus dengan realitas kehidupan kita sehari-hari itupun kalau secara kesatria kita mau mengakuinya haha..

Nampaknya nenek moyang kita jauh lebih memahami karakter anak cucunya ketimbang kita pada generasi sekarang yang semestinya menjadi the rising generation bagi peradaban . contoh kecil dari budaya karakter negatif bisa kita lihat pada saat helatan politik pemilihan pemimpin (pilkada,pilpres dll) dan saya tentunya tidak perlu panjang lebar menjelaskan atau mengemukakan fakta tentang budaya negatif dikehidupan keseharian kita yang masih saja dipakai dalam prosesnya.

Memang benar adanya dalam kehidupan selalu ada dua sisi yang berbeda dan saya kira itu sangat normatif dan alamiah seperti halnya ada siang tentu akan ada malam, ada laki-laki tentu harus ada perempuan, tinggi dan rendah, panjang pendek, jauh dekat, negatif dan positif dan lain-lain. Bahkan dalam setiap cerita pasti akan ada dua sisi yang ditampilkan yaitu sisi buruk dan baik, tokoh antagonis dan protagonis..nah sekarang saya mau bertanya apakah kita akan memilih tokoh dengan karakter baik atau buruk??  100 persen saya yakin anda semua akan memilih karakter yang baik..namun muncul pertanyaan selanjutnya, apakah pilihan anda semua sejalan dengan kehidupan yang anda lakukan?? Walaupun kurang fair bila saya berfikir skeptis bahwa pilihan anda hanya sebatas pengakuan saja dan itu boleh diperdebatkan..

Nampaknya kita semua sebagai generasi baru dengan paradigma berfikir baru harus mulai  memahami kondisi kekinian yang justru menggeruskan tatanan moralitas yang tembus tanpa tapal batas dengan mengacak-acak status sosial, agama, ras dan penajaman kesadaran berkonflik. Sungguh ini merisaukan bagi sebuah generasi yang telah kehilangan masa depan cerah di masa dini. Maka oleh karena itu, saya berharap kita semua mulai mencari gagasan baru yang akan mampu menghadapi realitas yang membutuhkan rethingking pemikiran dan revolusi intelektual yang bisa mengeluarkan kita dari lubang hitam kesemerawutan yang di sebabkan oleh gravitasi dahsyat krisis moral dan serangan-serangan budaya globalisasi negatif.

Terakhir, ijinkan saya mengutip salah satu ayat dalam al-quran surat al-imran ayat 190 yang berbunyi "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal , ( Ali Imran: 190)" mudah-mudahan kita masih punya akal yang sehat yang bisa berfikir positip tentang masa depan. amin.

(jakarta, 27 juli 2012)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun