Mohon tunggu...
Bachtiar RP
Bachtiar RP Mohon Tunggu... Wiraswasta - kegiatan sehari-hari sebagai guru bimbingan belajar di Ananda Ceria, aktifitas lainnya menulis buku dan artikel.

Freelance

Selanjutnya

Tutup

Financial

Pentingnya Memiliki Dana Darurat

6 September 2019   08:22 Diperbarui: 6 September 2019   09:13 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Dana Darurat, merupakan simpanan yang akan di keluarkan ketika terjadi keadaan mendesak dengan jumlah yang cukup besar. Sementara ini masih banyak masyarakat yang belum atau kurang memahami pentingnya mereka memiliki dana darurat. Sosialisasi dan edukasi mengenai menyimpan dana darurat masih belum berjalan dengan baik.

Kebanyakan orang menganggap simpanan dana darurat itu sama saja dengan tabungan yang biasa mereka lakukan, jadi bisa diambil kapan saja dan jumlahnya tidak begitu penting. Sehingga ketika mereka terdesak kebutuhan yang cukup besar, seperti; memperbaiki kendaraan yang rusak, terjadi kecelakaan, sakit dan lain sebagainya. Mereka kebingungan mencari pinjaman ke sana ke sini, yang terkadang tidak bisa diperoleh dengan maksimal.

Budaya memiliki simpanan dana darurat memang sebaiknya di kenalkan sedini mungkin kepada masyarakat luas, terutama para karyawan baik sipil maupun swasta. Berapa besar sih sebainya simpanan dana darurat yang seharusnya kita miliki?....

Menurut para pakar keuangan, besarnya simpanan dana darurat anatar 3 hinggga 6 kali penghasilan bulanan (bukan gaji)  kita. Jadi jika penghasilan bulanan  Rp 7,000,000.00 maka minimal simapan dana darurat yang sebaiknya kita miliki sebesar Rp 21,000,000.00.  Akan lebih baik lagi jika simpanan dana darurat tersebut di simpan dalam akun atau rekening terpisah dari tabungan yang lain.

Yang sebaik mulai dilakukan adalah mulai manabung atau menyimpan sebagian penghasilan bulanan kita. Saat menerima gaji, segera sisihkan diawal sebesar 10%  untuk di tabung sebelum membelanjakan penghasilan kita. Sebab jika kita menunggu sisa dari pengeluaran, maka tidak akan pernah ada sisa di penghasilan kita. Ada ungkapan "10% yang kita simpan adalah untuk memperkaya diri kita sendiri. sedangkan 90% yang kita belanjakan adalah memperkaya orang lain".
Tetapi untuk memulai menyisihkan 10% penghasilan itu bukan perkara yang mudah, dibutuhkan kedisiplinan dan konsistensi yang tinggi sehingga menjadi tabiat atau kebiasaan yang baik.  

Dari beberapa pengalaman saat mulai menyisihkan 10% penghasilan adalah tergodanya mata melihat diskon belanja dan keinginnan akan sesuatu barang yang sebetulnya bukan menjadi kebutuhan kita. karena uang sejatinya diciptakan untuk dibelanjakan, "Simpan sedikit demi sedikit lama-lama tetap sedikit".

Untuk menghindari dari pemborosan ada baiknya mulai menyimpan ke dalam bentuk emas batangan atau logam mulia. sebab emas merupakan aset keuangan yang berada di luar sistem keuangan itu sendiri. ketika terjadi krisis global baik ekonomi maupun politik, emas tidak terpengaruh,bahkan nilainya semakin bertambah di bandingkan dengan uang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun