Mohon tunggu...
Herman Wahyudhi
Herman Wahyudhi Mohon Tunggu... Insinyur - PNS, Traveller, Numismatik, dan Pelahap Bermacam Buku

Semakin banyak tahu semakin tahu bahwa banyak yang kita tidak tahu. Terus belajar, belajar, dan belajar.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Beyond Blogging, When Love and Hate Collide

5 Februari 2017   21:08 Diperbarui: 5 Februari 2017   21:23 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”

― Pramoedya Ananta Toer

Blogito Ergo Sum. Aku nge-blog maka aku ada. Blogger muncul bersamaan dengan semakin majunya teknologi informasi. Media blog pertama kali dipopulerkan oleh Blogger.com, yang dimiliki oleh Pyra Labs sebelum akhirnya diakuisisi oleh Google pada akhir tahun 2002. Blog pun memiliki beragam konten. Mulai berisi catatan harian, kampanye politik, hobi, hingga profil perusahaan. Blog ibarat kertas yang menjadi bahan coretan dari pemiliknya.

Jumlah pengguna internet Indonesia pada 2016 diperkirakan mencapai 130 juta orang atau naik 41,9 juta orang dibandingkan pada tahun 2014. Namun jumlah pengguna blogger pada 2015 berdasarkan Blogger Camp Indonesia, hanya  3,5 persen dari total pengguna internet. Di Indonesia, blog  sudah dikenal jauh sebelum Facebook dan Twitter diciptakan. Namun perkembangannya memang tidak tergolong siginifikan. 

Berdasarkan data Facebook Indonesia kuartal kedua 2016, jumlah pengguna aktif Facebook di tanah air sudah mencapai angka 88 juta orang. Sedangkan pengguna Twitter sudah mencapai 50 juta orang. 

Mengapa bisa demikian?

Salah satunya adalah rendahnya literasi digital di Indonesia. Membaca blog tidak semudah membaca tulisan di Twitter atau Facebook. Selain itu tulisan di blog cenderung lebih panjang. Bandingkan dengan Twitter yang hanya membatasi sebanyak 140 karakter.  

Sebagian besar pembaca media online membaca secara skimming dan scanning (pembacaan sepintas lalu). Menurut Nicholas Carrs dalam bukunya The Shallows (2010), dunia internet membuat intensitas dalam membaca buku menurun. Internet juga memaksa kita menelan informasi secara instan, cepat, dan massal sehingga membuat pikiran mudah dialihkan.

Menurut hasil survey Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2009, hanya 18,94 persen masyarakat Indonesia senang membaca. Sementara sebanyak 90,27 persen lebih suka menonton televisi. Dalam penelitian Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) tahun 2012, indeks pembaca warga Indonesia 0,001.  Artinya, dari 1.000 warga, hanya 1 orang yang membaca dengan serius.  Bahkan survei tentang Most Literate Nation in the World menempatkan Indonesia pada peringkat 60 dari 61 negara.

When love and hate collide

Judul tulisan di atas terinspirasi lagu Def Leppard berjudul sama. Meskipun liriknya tak berkaitan sama sekali dengan dunia blog. Namun dalam blog, cinta dan benci saling bertemu dan bertabrakan. Antara lover dan hater saling berebut pengaruh.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun