Bagi saya, ngobrol itu bukan aktivitas yang menyenangkan. Terutama kalau obrolannya hanya muter di hal-hal yang nggak penting---gosip, basa-basi, atau sekadar mengisi waktu. Rasanya seperti membuang energi untuk sesuatu yang nggak bikin bertumbuh. Saya bukan tipe orang yang jago basa-basi. Saya lebih suka menyendiri, membaca, atau merenung, daripada duduk berlama-lama dalam obrolan kosong yang isinya cuma membahas hidup orang lain.
Mau dibilang antisosial? Nggak masalah. Yang penting, saya tidak ikut-ikutan menjelekkan atau membicarakan orang lain di belakangnya.
Tapi bukan berarti saya anti ngobrol sepenuhnya. Justru kalau topiknya berkaitan dengan ilmu, hobi, atau hal-hal penting yang bisa memperluas wawasan---saya akan jadi orang yang paling antusias. Saya senang mendengarkan, bertanya, dan bertukar pikiran. Obrolan seperti itu membuat saya merasa hidup.
Dan belakangan saya sadar, podcast itu sebenarnya cuma obrolan. Tapi yang bikin beda adalah arah dan kualitasnya. Di podcast, para narasumber ngobrol tentang hal-hal yang punya nilai, punya makna. Bahkan hanya dengan mendengar mereka bicara, saya bisa belajar banyak. Perspektif saya bertambah. Wawasan saya meluas. Jadi ternyata ngobrol juga bisa jadi ladang ilmu---kalau isinya benar.
Yang lebih menarik, ternyata dalam Al-Qur'an pun, salah satu aktivitas penghuni surga adalah... ngobrol. Ya, mereka bercengkrama, saling bertanya, saling menyapa dalam suasana yang penuh ketenangan. Ternyata ngobrol bukan cuma aktivitas duniawi yang remeh---tapi juga bagian dari kenikmatan abadi di surga.
Begitu juga dalam kehidupan rumah tangga. Komunikasi itu fondasi. Rumah tangga bukan cuma soal kerja sama dan rutinitas, tapi juga soal bagaimana dua manusia saling terhubung lewat obrolan. Ketika obrolan mulai hilang, ketika suami dan istri lebih sering sibuk dengan gawai masing-masing, saat itulah rumah tangga mulai kehilangan nyawanya.
Karena sejatinya, menikah bukan hanya soal fisik dan peran. Tapi juga soal: apakah kalian bisa saling ngobrol? Bisa saling berbagi cerita, pikiran, dan perasaan?
Obrolan yang baik itu seperti oksigen. Tak terlihat, tapi sangat dibutuhkan. Maka jika hari ini kamu merasa hubunganmu hambar, coba tanya: "Kapan terakhir kali aku benar-benar ngobrol dari hati dengan pasangan atau sahabatku?"
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI