Mohon tunggu...
Azyalba oktavia 01
Azyalba oktavia 01 Mohon Tunggu... Human Resources - mahasiswa

social ctivities is my passion

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Budaya Lokal Jangan Sampai Hilang, Mengukir Keindahan dari Setiap Genggaman Tanah

16 Mei 2024   06:52 Diperbarui: 16 Mei 2024   07:00 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kampung gerabah :budaya lokal jangan sampai hilang, mengukir keindahan dari setiap genggaman tanah.

Kampung gerabah merupakan salah satu kampung wisata yang berada di malang. Menurut hasil wawancara dengan bapak Hariono pada (20/04/2024) mengatakan " Kampung gerabah sudah ada sejak sebelum kemerdekaan ".  kampung gerabah memiliki tempat untuk memamerkan hasil dari pengrajin yang disebut galeri Lempung Agung. Galeri lempung terletak di Jl. Mayjend Panjaitan Gg 18C No. 208A, Penanggungan Kec. Klojen Kota Malang, Jawa Timur 65113. 

Kegiatan yang ada di lempung agung sangat banyak, salah satu yang menarik perhatian adalah workshop membuat gerabah yang ditujukan untuk pengunjung agar dapat "praktek membuat gerabah secara langsung. 

Tetapi, hambatan yang terjadi saat ini yaitu kurangnya bahan baku "Hambatan di kampung gerabah salah satunya yaitu kesulitan bahan baku,  salah satu contoh ketika dulu di kampung ini masih belum ada bangunan masih berupa sawah itu bahan baku melimpah"ujarnya. Selain itu, regenerasi pengrajin gerabah yang dimana semakin tahun juga semakin menurun."Hambatan di kampung gerabah salah satunya yaitu kesulitan bahan baku, ketika dulu di kampung ini masih belum ada bangunan masih berupa sawah itu bahan baku melimpah". Tetapi bapak Hariono sudah berusaha untuk melakukan regenerasi, tetapi mencari generasi baru tidak segampang itu "saya sudah melakukan berbagai bentuk bentuk kegiatan, biar mereka tertarik, ya tertarik sesaat tetapi penjiwaan tidak ada disitu" ujarnya. 

Dengan berbagai upaya untuk mempromosikan pariwisata berkelanjutan, Kampung Gerabah juga melibatkan mahasiswa yang datang untuk berkunjung / melakukan observasi. Dimana bapak Hariono selaku ketua Kampung Gerabah selalu memantik pemikiran anak muda gebrakan baru apa yang bisa dilakukan agar eksistensi gerabah saat ini tidak pudar. 

Melalui keterlibatan masyarakat dan dukungan pemerintah setempat, Kampung Gerabah terus bertahan dan berkembang. Dengan melestarikan tradisi sambil menyongsong masa depan dengan inovasi, kampung ini tidak hanya menjadi saksi bisu sejarah, tetapi juga menjadi agen perubahan yang membanggakan.


Terdapat harga kerajinan gerabah bervariasi.Di Kampung Tematik Gabah Penanggungan

"Souvenir dengan harga terendah mencapai Rp.3000,- dan produk seperti pot bunga, vas bunga, dan guci memiliki harga Rp.50.000,- hingga Rp.200.000,- tergantung pada ukuran dan motif dekorasi yang dipesan," tutur Hariyono. pemasaran produk gerabah sudah beroperasi di beberapa kota di Jawa Timur, seperti Malang, Surabaya, Gresik, dan Batu. 

"Kami juga menggunakan platform online seperti media sosial untuk memperluas jangkauan pemasaran," ungkapannya. Hariyono juga aktif mengikuti pameran yang diselenggarakan oleh dinas dan pemerintah.kampung  tematik gerabah  memiliki harapan agar Kampung Tematik Gerabah Penanggungan ini dapat menjadi tujuan wisata yang terkenal di Kota Malang, sekaligus memperkenalkan sejarah dan seni gerabah kepada wisatawan.

Kampung tematik gerabah memiliki usaha yang berfokus pada gerabah dan beberapa warga membuat karya seni dari gerabah yang kemudian dipasarkan dan dipamerkan. Pemasaran kampung ini menyebar ke luar kota melalui platform online seperti media sosial. Kampung gerabah menjadi tempat wisata yang menarik karena banyak hal yang bisa dipelajari. Pak Hariyono menyatakan, "Saya mengira anak-anak muda saat ini tidak suka dan tertarik membuat gerabah seperti ini karena kan lumayan kuno, tapi ternyata mereka masih antusias belajar gerabah saat ini."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun