Mohon tunggu...
Azwir
Azwir Mohon Tunggu... Travel Enthusiast

Hobi Traveling, Pecinta Kuliner, Olahraga, Budaya

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Petualangan Gowes Ke Waduk Lhok Seumani

18 Maret 2025   12:10 Diperbarui: 18 Maret 2025   12:10 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
                         Foto Rumah Belanda di Sekitar Waduk Lhok seumani,                      Sumber: Dokumentasi Pribadi

Sabtu pagi beberapa minggu sebelum Bulan Ramadhan 1446 H kami Gowes ke Kecamatan Batee yang terletak di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, tujuan kami ingin ke Waduk Lhok Seumani. Pukul 08.00 WIB kami sudah berkumpul di Jalan Dua Jalur Pulo Pisang, sebelum SPBU. Gowes kali ini tidak ramai, hanya berdua saja. Kalau nunggu ramai baru Gowes, bisa bisa Gowesnya bakal tidak terlaksana.

            Kami mengayuh sepeda perlahan menyusuri jalan lintas Medan -- Banda Aceh, satu per satu , karena memang jalan raya mulai padat kendaraan yang melintas. Setelah beberapa saat kami memotong mengambil jalan ke kanan untuk menuju ke Kecamatan Batee, yang tadinya jalan raya kami mulai memasuki jalanan yang lebih sepi menuju Waduk Lhok Seumani.

            Sepeda terus kami kayuh sambil menikmati udara pagi dan banyak warga masyarakat yang mulai beraktifitas di pagi itu, ada yang sedang membersihkan pekarangan rumah, ataupun yang sedang bercengkrama dengan keluarga atau teman di depan rumah.

            Tidak beberapa lama kami sudah memasuki Kawasan pasar kecamatan bate, banyak para pedagang yang menggelar lapak dagangan di pinggir jalan, pasar ini sangat ramai bahkan pedagang sampai berjualan di atas jembatan. Ada banyak sayur mayur, ikan dan buah-buahan yang di jual dipasar ini, tapi saya tertarik dengan pisang kepok yang dijual diatas jembatan, sepertinya nikmat sekali kalau dijadikan pisang rebus, karena perjalanan masih Panjang, saya pikir lain kali saja mencari pisang di Pasar ini dengan membawa kendaraan bermotor.

            Berbekal informasi dari teman yang sudah pernah ke Waduk Lhok Seumani, katanya lewati Polsek Batee, nanti tidak jauh dari Polsek ada jalan masuk ke sebelah kiri, tinggal lurus saja dan akan langsung menuju ke Waduk Lhok Seumani. Kami telah melewati Polsek, tidak ada petunjuk jalan yang menunjukkan area Waduk, juga sempat bertanya kepada salah satu warga yang melintas, beliau juga tidak tahu Waduk Lhok Seumani.

            Akhirnya kami melihat beberapa warung dipinggir jalan yang terletak disebelah kanan jalan, dan , saya melihat tulisan didepan Depot Air Minum Isi Ulang yang bertuliskan Lhok Seumani, dalam hati saya berkata sepertinya tujuan telah dekat. Setelah mengucapkan salam dan memperkenalkan diri kami bertanya kepada Bapak-bapak yang ada di depan Depot Air Minum, bahwa kami mau bersepeda ke Waduk Lhok Seumani, bapak tersebut langsung menunjuk ke arah jalan berbatu yang terletak persis di depan Depot Air Minum ini, bahwa tinggal menyusuri jalanan berbatu ini kita akan langsung sampai ke Waduk lhok Seumani.

            Kami pamit dan mengucapkan terima kasih atas informasi yang telah diberikan, kami melanjutkan perjalanan mengkayuh sepeda melewati jalan berbatu, disepanjang perjalanan jalan masuk ke Waduk begitu indah, tampak tanaman Padi menghijau, menghampar bagai permadani, sungguh pemandangan yang sangat indah dan memanjakan mata. Para petani tampak sibuk di Sawah, ada yang sedang memberi pupuk, ada yang mencabut rumput, ada yang sedang membersihkan irigasi, sungguh suatu harmoni yang indah di pagi hari.

            Kami terus menggowes sepeda hingga tiba dipersimpangan jalan, tepat dipersimpangan jalan ada sebuah rumah berkontruksi beton, penampakan  rumah tersebut berbeda dengan rumah-rumah yang ada di seputaran Kecamatan Batee, rumah tersebut berarsitektur eropa, dan ternyata setelah bertanya pada warga sekitar bahwa rumah tersebut adalah rumah yang dibangun pada masa Kolonial Belanda, masyarakat yang kebetulan kami jumpai di perjalanan juga tidak tahu pasti kapan rumah tersebut selesai dibangun.

            Kami memutuskan untuk mengambil jalan lurus, agak menanjak. Tepat dibelakang rumah berarsitektur eropa tersebut terdapat kolam, kolam kolam ini berfungsi untuk tempat penampungan dan penjernihan air, air di dalam kolam terlihat keruh dan kotor, mungkin kolam kola mini sudah tidak difungsikan lagi seperti pada Jamannya dulu. Setelah melihat lihat kolam peninggalan Belanda dan mengambil beberapa Foto, kami memutuskan untuk melanjutkan Gowes menanjak ke atas Bukit.

                                   Kolam Penampungan & Penjernihan Air                                          (Sumber: Dokumentasi Pribadi)) 
                                   Kolam Penampungan & Penjernihan Air                                          (Sumber: Dokumentasi Pribadi)) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun