Mohon tunggu...
Azwar Anas Siregar
Azwar Anas Siregar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Baik aja

ganteng dan baik

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Samad, Si Pandir yang Tersungkur

19 Februari 2015   21:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:52 736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

(Sumber foto http://www.oldsite.qreazant.com/Children-2/Siri-Cerita-Jenaka-Pak-Pandir-dengan-Kerbau.html)

Sipandir adalah orang yang merasa pintar tapi sebenarnya sangat bodoh,orang yang merasa ikut bermain tapi sebenarnya dipermainkan orang lain. Tidak ada yang memungkiri kemonceran masa depan politik seorang Abraham Samad,Sebagai seorang panglima KPK yang berani,dijamannya mulai dari ketua Partai Politik sampai Anggota DPR,bahkan menteri dan petinggi Polisi dan Jaksa yang menjabat harus tersungkur dan masuk penjara karena kasus korupsi.Hal yang sangat mustahil terjadi di masa dahulu apalagi jaman Orde Baru. Tidak heran,banyak rakyat yang bersimpati dan menganggap Samad adalah generasi baru masa depan politik Indonesia. Di Pilpres di 2014 bahkan nama Samad sempat beredar sebagai calon Presiden atau Wakil presiden yang diperhitungkan banyak Partai Politik. Sayang,bagaikan siPandir , perjalanan politik yang gemilang akhirnya akan kelihatan berujung di penjara.Dengan di tetapkannya Samad sebagai tersangka oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sulselbar (http://nasional.kompas.com/read/2015/02/17/08590821/Abraham.Samad.Resmi.Jadi.Tersangka.) Kasus yang melilit Samad sebenarnya adalah kasus sepele yang di cari-cari,kasus yang bahkan kalau benar-benar ditegakkan,100 juta rakyat Indonesia akan masuk penjara. Justru menariknya, ini adalah pesan bagi Samad dari Lembaga Polri.Kasus sepele saja bisa menumbangkan Samad,apalagi kalau di telusuri,saya yakin banyak “kriminal lebih serius” lainnya yang pernah di lakukan Samad,mulai dari tidak memakai helm naik motor sampai mencuri mangga tetangga waktu masa kecilnya. Kepandiran Samad di mulai dari ikut bermain api politik sampai dukungannya yang terang-terangan dengan salah satu pihak di Pilpres kemarin (http://www.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/05/06/dukungan-abraham-samad-bukti-komitmen-antikorupsi-jokowi ) . Apakah slogan KPK “berani jujur itu hebat “,Cuma kebetulan sama dengan slogan “Indonesia Hebat” dan “Koalisi Indonesia Hebat” ? Kepandiran Samad makin ditambah dengan tindakan –tindakan nya yang merugikan pihak Koalisi Merah Putih, yang paling kontraversial adalah mempersangkakan salah satu ketua umum partai di Koalisi Merah Putih (http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2014/05/24/30540/suryadarma-ali-korban-konspirasi-menghancurkan-prabowo-hatta/) yang sukses membuat KMP dipermalukan seakan-akan di dukung para Koruptor,sehingga pada hari “H” pilpres skenario pemenangan salah satu kandidat yang didukung Samad menjadi Presiden. Pada akhirnya kepandiran Samad menuai petaka oleh orang-orang yang didukungnya sendiri pada pilpres kemarin.Pihak KMP hanya menonton bagaimana Samad di habisi oleh "kawan-kawan lamanya sendiri". Kemarin Samad mungkin masih yakin Presiden yang didukungnya habis-habisan bahkan dengan mengorbankan lembaga KPK akan mendukungnya dari kriminalisasi,sayang Presiden malah menyetujui pemberhentian sementara Samad dan mengeluarkan Perpu mengangkat penggantinya .(http://news.detik.com/read/2015/02/18/142934/2836722/10/jokowi-berhentikan-sementara-abraham-samad-dan-bw-karena-jadi-tersangka) Lebih menyakitkan, Komjen Budi Gunawan yang ditersangkakan oleh Samad dan saya yakin “dosanya” lebih besar dari Samad,justru tetap di pertahankan Presiden dan diminta tetap berkontribusi dengan lembanganya. Hanya hitungan hari sebelum Samad menghuni hotel Prodeo, belum terlambat untuk membuka “suara kebenaran” ,paling tidak KMP dan seorang Prabowo tidak akan meninggalkan kawan sendirian. Ingat, ketika Ahok diancam preman di DKI Jakarta karena kebijakannya, Prabowo berdiri teguh di depannya,walaupun sejarah akhirnya membuktikan kalau Ahok sendiri yang berkhianat meninggalkan Prabowo,paling tidak Ahok tidak terlalu bodoh untuk bermain-main dengan pusat kekuasaan, hanya berperang dengan memaki dan membentak PNS dan warga kumuh Jakarta ,paling tinggi dengan Pejabat PLN Jakarta yang tidak mempunyai kekuatan untuk mengkriminalisasi seorang Ahok. Kalau Samad masih tetap menutup mulut karena malu dengan kepandirannya, sebaiknya bergegas menyiapkan sikat gigi,handuk dan peralatan mandi lainnya karena sangat di butuhkan di sel tahanan dan ada baiknya menyiapkan banyak buku-buku untuk di baca di penjara nantinya,karena 8 tahun adalah waktu yang cukup lama untuk bengong menyesali kepandiran diri sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun