Permasalahan permukiman kumuh sudah menjadi polemik yang harus dihadapi oleh hampir semua kota-kota besar di Indonesia. Laju penduduk yang sangat pesat merupakan penyebab utama terjadinya pertumbuhan permukiman, dengan kondisi sosial ekonomi yang rendah, maka terjadi permukiman kumuh. Sebagian besar penghuni permukiman kumuh memiliki tingkat pendapatan yang rendah. Dengan tingkat pendapatan penghuni permukiman kumuh yang rendah menjadi salah satu faktor penyebab munculnya permukiman kumuh si suatu wilayah. Rendahnya pendapatan akibat dari semakin sulitnya mendapatkan pekerjaan membuat meningkatnya masyarakat yang berada di garis kemiskinan dan menjadikan semakin sulitnya untuk menyediakan permukiman layak dihuni untuk mereka sendiri.Â
Terjadinya permukiman kumuh juga disebabkan oleh tingkat pendidikan dan keterampilan yang rendah. Dengan tingkat pendidikan yang rendah ini sangat erat juga hubungannya dengan rendahnya tingkat pendapatan dan menjadi pembatas terhadap peningkatan kualitas diri. Pendidikan menjadi salah satu faktor dalam mendapatkan suatu pekerjaan, rendahnya tingkat pendidikan juga berpengaruh terhadap tingkat pendapatan yang dimiliki. Bagi mereka masyarakat miskin yang memiliki pendapatan yang rendah, mereka tidak mampu mengeluarkan biaya pemeliharaan lingkungan pemukiman yang layak dihuni. Jika hal ini terus terjadi maka akan terus bertumbuh lingkungan permukiman yang kumuh.
Permukiman yang kumuh mengakibatkan dampak-dampak negatif, memiliki risiko terjadinya kebakaran, banjir, dan banyak penyakit karena lingkungan yang kumuh. Permukiman kumuh padat penduduk itu kebakaran cepat merambat, sangat rawan akan kebakaran, kebakaran yang terjadi di permukiman kumuh padat penduduk akan menyulitkan petugas kebakaran dalam memadamkan api karena sulitnya akses jalan ke lokasi maupun lambatnya informasi. Rawan akan kebakaran mempunyai ancaman tersendiri yang bisa mengakibatkan korban jiwa, kerusakan lingkungan, maupun kerugian harta benda.Â
Bencana banjir terjadi karena beberapa masalah seperti hilangnya daerah resapan air, polusi di sungai, dan jika di teliti lebih dalam masalah banjir itu muncul karena peralihan fungsi lahan yang alasan utamanya ialah digunakan untuk kebutuhan pemukiman penduduk, maka terjadilah pemukiman - pemukiman kumuh di atas bantaran sungai. Sungai yang seharusnya memang menjadi daerah luapan saat hujan tinggi, maka tidak heran jika pemukiman - pemukiman itu terkena banjir saat musim hujan tiba. Permukiman dengan rumah - rumah yang saling berdekatan dengan jalan gang yang kumuh dan sistem sanitasi yang buruk merupakan penyebab terjadinya banjir.Â
Selain sangat rentan akan bencana banjir, dalam pemukiman kumuh juga bisa mengakibatkan penyakit mudah menyebar, polemik yang terjadi mengenai permukiman kumuh ialah rendahnya kualitas lingkungan. Akibat rendahnya kualitas lingkungan di permukiman kumuh mengakibatkan beberapa penyakit karena lingkungan tidak bersih seperti penyakit disentri yang disebabkan karena makanan yang tidak sehat atau dari lingkungan yang tidak bersih, makanan tersebut sudah terkontaminasi dengan bakteri dan jika makanan tersebut dikonsumsi makan akan menyebabkan disentri. Malaria terjadi karena gigitan dari nyamuk anopheles. Nyamuk yang tentu saja dapat hadir di lingkungan yang kumuh. Penyakit lainnya yang bisa terjadi karena lingkungan yang kumuh dan kotor ialah tuberculosis. Penyakit tuberculosis dapat menyerang paru-paru, penyakit ini disebabkan adanya infeksi kuman mikrobakterium tuberculosis yang dapat menyebabkan pada kematian. Penyakit ini dapat menular dengan mudah melalui udara.Â
Dengan berbagai permasalahan yang terjadi akibat permukiman kumuh yang sudah dijelaskan di atas, maka akan dibahas pula pemecahan masalah solusi dari masalah pemukiman kumuh tersebut. Beberapa cara menanggulangi permukiman kumuh penduduk ini seperti memberikan penyuluhan akan dampak yang terjadi jika tinggal di permukiman kumuh, memberikan penyuluhan ini agar masyarakat sadar akan bahayanya tunggal di permukiman kumuh. Setelah memberikan penyuluhan, maka cara penanggulangan selanjutnya ialah pemerintah memberikan pembangunan sarana dan prasarana seperti rumah susun sederhana sewa dengan fasilitas dasar permukiman yang memadai seperti air minum, sanitasi, peningkatan kualitas lingkungan yang baik. Dengan adanya rumah susun yang telah disediakan, masyarakat yang tinggal di permukiman kumuh dapat tinggal di rumah susun tersebut.Â
Permasalahan ekonomi dalam terjadinya permukiman penduduk seperti yang dijelaskan di atas, dengan kurangnya dana yang dimiliki serta kurangnya kemampuan dari segi ekonomi banyak masyarakat dengan terpaksa membangun rumah di tempat yang tidak seharusnya seperti di atas bantaran sungai ataupun membangun rumah yang tidak sesuai dengan peraturan yang ada. Penyebab tersebut terjadi karena butuhnya tempat tinggal namun terkendala dari segi dana. Maka dari itu, perlu adanya gerakan peningkatan kualitas ekonomi masyarakat ke arah yang lebih baik, untuk mengatasi permasalahan permukiman kumuh padat penduduk.Â
Perlu adanya kontribusi langsung dan secara dekat antara pemerintah dengan masyarakat dalam menanggulangi permukiman kumuh. Beberapa cara di atas bisa menjadi solusi dalam menanggulangi permasalahan permukiman kumuh padat penduduk dan untuk menciptakan pemukiman yang lebih bersih, berkualitas, sehat untuk masa yang akan datang.
Sumber:
Muta'ali Luthfi, Rahman Nugroho Arif. 2019. Permukiman Kumuh di Indonesia dari Masa ke Masa : Perkembangan Program Penanganan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI