Mohon tunggu...
Azka Millati Putri
Azka Millati Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Mahasiswa Bimbingan Penyuluhan Islam 2C, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ilmu Dakwah

22 April 2024   17:42 Diperbarui: 22 April 2024   17:52 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penulis: Syamsul Yakin selaku Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Azka Millati Putri selaku Mahasiswi BPI 2C

Dakwah dapat dikatakan suatu ilmu apabila bersifat empiris. Artinya dihasilkan melalui proses penelitian (baik penelitian kepustakaan maupun penelitian lapangan).

Dakwah disebut juga ilmu bila diperoleh melalui proses pengamatan (individu atau kelompok) dan percobaan berulang-ulang untuk menghasilkan suatu konsep.

Selanjutnya ilmu dakwah harus sistematis dan terorganisir dengan pola pikir ilmiah yang obyektif, yang memudahkan semua orang untuk belajar.

Oleh karena itu, ilmu dakwah harus menggunakan metode yang terencana dan diterapkan secara permanen. Selain itu, untuk mencapai pemahaman yang menyeluruh dan tepat, perlu diuraikan secara akurat pokok-pokok dan bagian-bagian Ilmu Dakwah untuk mengetahui hubungannya.

Ilmu dakwah juga dikatakan harus analitis. Ilmu Dakwah juga harus  objektif. Ini berarti tidak memihak dan tidak memihak.

Dakwah hanya bisa disebut ilmu jika didasarkan pada fakta dan bukan fiksi atau emosi. Lebih lanjut, objektif dalam konteks ini berarti tidak terpengaruh oleh pandangan internal.

Ilmu Dakwah harus dapat diverifikasi atau  dibuktikan. Artinya konsep dan teori yang diajukan didukung oleh fakta. Dengan kata lain, kebenaran ilmu dakwah dapat dibuktikan kebenarannya berdasarkan fakta dan data yang ada.

Dakwah bisa disebut juga ilmu jika didekati secara kritis. Artinya ilmu dakwah muncul dari suatu proses mendalam yang memerlukan analisa dan evaluasi yang cermat. Berpikir kritis merupakan cara berpikir ilmiah yang sesuai dengan ilmu dakwah. 

Selanjutnya ilmu dakwah harus mengikuti kaidah ilmu. Artinya ilmu dakwah dikonstruksikan sebagai suatu disiplin ilmu yang sistematis, obyektif, rasional, dan empiris.

Terakhir, ilmu dakwah  harus  logis. Artinya ilmu dakwah  harus sesuai dengan logika dan argumentasinya harus benar  dan masuk akal.

Inilah delapan ciri ilmu dakwah, bersifat empiris, sistematis, analitis, obyektif, dapat diverifikasi, kritis, ilmiah, dan logis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun