Refleksi Perkuliahan bersama Dr. Rahmad Agung N, M.Si
Selamat sore, salam kompasiana.
Kali ini kembali menuliskan yang berbeda seperti biasanya yang biasanya tema tentang hipnoterapi dan oleh pikir, tapi ini pengalaman menarik saat menjalani perkuliahan di UPS Kota Tegal.
Sebagai seorang mahasiswa di Magister Pedagogi UPS Kota Tegal, saya merasa sangat beruntung bisa mengikuti perkuliahan bersama Dr. Rahmad Agung N, M.Si hari ini, kenapa ? karena saya yang boleh dikata berangkat bukan dari dunia pendidikan tapi seorang praktisi ketrampilan olah pikir ( profesional hipnoterapi ) Permenkes 61 Tahun 2016, kali ini mendapatkan mata kuliah terkait dengan Intelligence berbasis SQ, bagi saya ini hal yang menarik dan membangkitkan gairah dan semangat belajr.Â
Beliau tidak hanya menyampaikan teori, tetapi juga membawakannya dengan cara yang ringan, santai, dan penuh refleksi kehidupan. Cara beliau menjelaskan membuat saya, yang juga seorang trainer dan professional hypnotherapist, merasa bahwa materi ini begitu relevan dengan dunia saya.
Perkuliahan tentang Multiple Intelligence berbasis spiritual ini menjadi sangat menarik, karena bukan hanya bicara tentang bagaimana kecerdasan berkembang, tetapi juga bagaimana seorang pendidik -- khususnya guru -- bisa tetap sehat secara mental dalam menjalankan tugasnya. Dan ini penting! Sebab, guru yang memiliki kesehatan mental yang baik akan lebih efektif dalam membimbing peserta didik, bukan sekadar mentransfer ilmu, tetapi juga membentuk karakter dan kesejahteraan mental mereka.
Mengapresiasi Cara Dosen Menyampaikan Materi
Salah satu hal yang saya kagumi dari perkuliahan ini adalah bagaimana Dr. Rahmad Agung N membawakan materi dengan gaya hangat walau awalnya terlihat serius tapi saya menangkapnya enak dan santai, satu kata yang saya rekam "Intinya Kebahagiaan", tidak banyak canda, santai, tetapi tetap substansial. Beliau tidak hanya menjelaskan teori Multiple Intelligence dari Howard Gardner secara akademik, tetapi juga menghubungkannya dengan konteks spiritual dan relevansinya dalam kehidupan sehari-hari.
Kalimat beliau yang saya terjemahkan dengan bebas adalah:
"Guru juga manusia. Kita harus sehat secara mental, kalau tidak, bagaimana kita bisa mendidik dengan hati?"