Mohon tunggu...
Aziz Aminudin
Aziz Aminudin Mohon Tunggu... Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan

Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan Founder MPC INDONESIA WA : 0858.6767.9796 Email : azizaminudinkhanafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tarhib Ramadhan: Menata Pikiran, Menyiapkan Jiwa, Menyambut Berkah

26 Februari 2025   16:34 Diperbarui: 26 Februari 2025   16:34 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ramadhan sebentar lagi tiba. Bulan penuh keberkahan, bulan yang membawa kesempatan untuk memperbaiki diri, bulan yang menghadirkan momentum spiritual sekaligus refleksi kehidupan. Namun, seberapa siap kita untuk menyambutnya?

Banyak orang menyambut Ramadhan dengan euforia, tapi tanpa persiapan yang matang, semangat itu sering kali hanya bertahan di awal. Hari-hari pertama terasa khusyuk, namun semakin mendekati pertengahan, ritme ibadah mulai mengendur. Tanpa disadari, Ramadhan pun berlalu tanpa perubahan berarti.

Di sinilah Tarhib Ramadhan menjadi penting. Bukan sekadar seremoni atau ungkapan selamat datang, tapi sebuah proses penataan mental, spiritual, dan kebiasaan agar kita bisa benar-benar memanfaatkan bulan suci ini secara optimal.

Ramadhan sebagai Momen Transformasi Diri

Dalam dunia hipnoterapi dan olah pikiran, kebiasaan manusia terbentuk dari pola bawah sadar yang terus diperkuat oleh rutinitas dan pengalaman. Jika ingin menjadikan Ramadhan sebagai momen perubahan, maka kita perlu menanamkan mindset dan kebiasaan yang tepat sejak sebelum bulan suci itu datang.

Tanpa disadari, banyak dari kita yang menganggap Ramadhan sebagai bulan penuh batasan---tidak boleh makan di siang hari, harus bangun lebih awal untuk sahur, harus menahan emosi, dan seterusnya. Pola pikir seperti ini membuat kita merasa terbebani, padahal jika dilihat dari sudut pandang lain, Ramadhan adalah bulan pembebasan.

Bulan ini membebaskan kita dari ketergantungan terhadap nafsu, dari kebiasaan buruk yang sering kita anggap biasa, dari siklus kehidupan yang mungkin terlalu sibuk hingga lupa untuk merenung dan memperbaiki diri.

Menyambut Ramadhan dengan Kesadaran dan Kesiapan

Persiapan menjelang Ramadhan bukan hanya soal membeli kurma atau membuat daftar menu sahur dan berbuka. Lebih dari itu, kita perlu menyiapkan mental, emosi, dan spiritual agar bisa menjalani ibadah dengan penuh kesadaran dan keikhlasan.

Pertama, mulailah dengan menata pikiran. Jika kita ingin menjadikan Ramadhan sebagai bulan terbaik dalam hidup kita, maka kita harus meyakini bahwa ini adalah bulan penuh peluang. Afirmasi positif bisa membantu kita membentuk mindset yang lebih baik, seperti:
 "Saya menyambut Ramadhan dengan hati yang bersyukur."
 "Saya menikmati setiap ibadah di bulan suci ini dengan penuh kebahagiaan."
 "Ramadhan membawa perubahan besar dalam hidup saya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun