Tidak ada alasan pasti, saat ia benar - benar datang ke rumahnya berniat menanyakan kelanjutan hubungannya, tapi kedua orang tuanya menolak yang dalam pemahamannya itu sangat tidak baik dan menyakiti pihak laki - laki.
Ia hanya bisa menangis dan diam, sampai pada akhirnya hilang kontak tidak pernah sempat sekalipun membahas tragedi itu.
"Amarah, sakit hati, kecewa dan tidak bisa berbuat banyak atas cara orang tuanya menolak niat baik dan kehadiran orang yang ia sayangi " lanjutnya.
****
Yah anda benar, itu bisa jadi salah satu persoalan ia merasa tidak siap dan mau mengulang kejadian yang sama dan merasa susah untuk menjalin hubungan dengan laki - laki.
Kata orang awam ini trauma mas, "kayaknya ya susah" tegasnya.
Atas kuasa Allah tentunya masalah selesai saat imaginasinya saya bawa ia menuju ke Magelang, yah saya sok tahu aja ada rumah bangunan tua dengan pekarangan yang luas kebun dengan pagar tanaman, ada ibu ibu yang menyapu halaman yang luasnya seperempat lapangan sepak bola, ada beberapa orang duduk didepan sisi rumah dan beberapa di dalam.
" Yah, sepertinya saya terlalu sering nonton sinetron drama pikiran saya buat senyata mungkin, dari dicuwekin, sinis semua orang yang ada dirumah memandangnya, sampai pada akhirnya saling memaafkan, dan dibilangi si gadis :
Ya nak, kami semua kecewa dan marah, kami sakit hati, tapi ya sudah semua itu kehendaknya Gusti Allah. "Sekarang sudah jalani hidup kita masing - masing, kami sudah ikhlas dan baik saja, kamu juga sama jalani hidupmu lebih baik, dan bahagia yah..., Mungkin memang kalian bukan jodoh"
Drama berlanjut sampai saling menangis bersama dan pelukan, gadir itu saya bawa pulang masuk ke tubuhnya kembali yang terkulai di kursi terapi.
****Â