Mohon tunggu...
Aziz Aminudin
Aziz Aminudin Mohon Tunggu... Freelancer - Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan

Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan Founder MPC INDONESIA WA : 0858.6767.9796 Email : azizaminudinkhanafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Harusnya "Debat Capres" Dihilangkan

22 April 2019   23:08 Diperbarui: 22 April 2019   23:13 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: makassar.tribunnews.com

Malam Kompasianer,

Dalban dan Warso hari ini asik duduk di teras Monumen Juang '45 Brebes, biasa kalau bukan urusan bola atau urusan lomba burung dara apalagi kalau nggak bahas yang lagi rame di televisi.

2019 ini katanya tahun politik, maka semua memang jadi nuansanya politik, yang namanya "Khusnudhon" kalau ditahun politik atau dimasa kampanye susahnya minta ampun, prolog pembuka bahasan dalban pada wakso.

Warso         : "Ngerti apa kamu Ban soal politik, maen bahas khusnudhon segala hehehe"

Dalban        :  "Serius ini So, bahwa kalau tahun -- tahun politik adanya ya cuma "Su'udzon", curiga dan prasangka yang kurang jelas arah dan tujuannya "

                         Muak kadang kalau lihat acara televisi, suasanya jadi panas terus walaupun nontonnya di ruangan ber AC.

                         Kamu ngerti ngga So, tahun ini serba susah, pake baju sala warna aja dagangan kita bisa nggak laku, dikira pendukung patai A lah, atau palang dikira tim sukses hanya karena foto selfi di FB dulu menunjukkan gaya jari, " wooooiiii, itu foto sebelum masa pemilu !!!".

Warso         :  "ya memang Ban, kayong ampun ka..., kita suah sering dan rutin menyelenggarakan pemilu, katanya demokrasi dan boleh balik ya begitu selalu rame, selalu berantem, elalu diem -- dieman... ini negeri mau digimanain Ban ? "

Dalban        : " Ente ( kamu ) WARAS ORA sih so ?, aku kie kuli, tukang becak kadang buruh tani, ko ditanyain pertanyaan yang aku sama sekali nggak ngerti EDAN KO SO !!!

Sepontan mereka tertawa bersama, sambil melanjutkan maen catur dan makan ketan pencok.

BIANGKEROKNYA DEBAT CAPRES

Terlalu kasar mengakatan kalau debat capres ssebagai "biangkerok" atau akar / sumber dari permasalahan yang muncul dipermukaan dan menjadi viral dilevel bawah ( masyarakat ) simpatisan masing -- masing calon presiden dan wakil presiden.

Melihat sosok calon presiden baik paslon 01 dan paslon 02 sebenarnya adalah orang -- orang terpilih dan orang yang sangat peduli dengan bangsa ini INDONESIA. Mereka berdua masing -- masing calon memiliki visi dan misi yang dituangkan dalam rencana program yang cemerlang untuk memajukan bangsa ini.

Hampir semua hal yang dijadikan materi / bahan untuk mereka kampanye sebenarnya sangat memihak rakyat dan memiliki tujuan mulia untuk membuat bangsa ini maju dan rakyat sejahtera, #itusaja.

Akan tetapi acapkasi setelah penyelenggaraan acara "DEBAT CAPRES", banyak sekali hal yang menjadi fokus / perhatian masyarakat pada masing masing calon dan seolah -- olah menjadi ajang dan kesempatan untuk menelanjangi kekurangan pasangan yang tidak didukung.

Ini menjadi tidak mearik dan sangat tidak asik, bila simpatisan salah satu calon presiden melihat perdebatan capres ini, maka mereka akan berusaha menemukan sekecil apapun kelemahan, atau kelengahan pasangan capres untuk dijadikan meme, atau media kampanye hitam dengan menambahkan bumbu bumbu jahad yang meracuni pikiran.

Hal ini yang belakangan diberikan lebel sebagai "HOAX".  Baca artikel terkait mekanisme HOAX menerobos pikiran.

Melihat lebih dalam makna "debat"  dalam pikiran masyarakat luas, bahwa kata depat akan memunculka gambaran dan pemaknaan dalam pikiran sebagai berikut ;

  • Peserta akan ditempatkan dalam posisi untuk saling berdebat
  • Peserta akan ditempatkan dalam posisi untuk menjadi yang paling unggul, artinya harus mampu berargumentasi untuk mematahkan apapun pendapat lawan debat.
  • Peserta akan ditempatkan dalam posisi untuk mengkritik kalau perlu menghabisi lapan debat dengan data ststistik yang akurat.
  • Peserta akan ditempatkan dalam posisi menjadi kuat dengan menghinakan atau menjatuhkan lawan debat dengan cara mempertahankan argumentasi yang dipahami dan dimiliki.

INILAH CIKAL BAKAL YANG MENYEBABKAN BANYAK INFORMASI "HOAX" ADALAH
SPEKULASI UNTUK MEMENANGKAN DAN MENGAMIL PERHATIAN MASYARAKAT MENJADI TOKOH AHLI DEBAT. 

[CIPOK] CAPRES MEMBANGUN NEGERI

Ya..., penulis hanya menuliskan apa yang ada dalam benak dan pikiran penulis, tiba -- tiba saja muncul kata [CIPOK] yang disingkat dari kalimat "Moci Karo Ndopok" yang mengandung makna dalam bahasa tegal brebes, minum teh poci sambil ndopok ( diskusi, ngobrol santai ).

Mungkin Indonesia akan beda kalau kedepan KPU tidak menganggendakan DEBAT CAPRES, dan menggantinya dengan [CIPOK] CAPRES MEMBANGUN NEGERI, dimana nanti capres akan disediakan dan ditempatkan ditempat khusus yang sangat nyaman dan luas sejenis saung, ada teh poci dan gulanya gula batu, mereka diminta melakukan "moci karo ndopok" tentang membangun negeri.

Suasana cipok itu santai tapi serius, masyarakat tidak perlu buang -- buang energi dengan kemarahan atas upaya menjatuhkan dan mempermalukan pasangan yag didukung, dan tetap bijak menyikapi informasi dari luar dengan tetap damai.

Teh Poci akan memberikan sensasi yang sangat rileks, dan menjadikan paslon menjadi memiliki energy positif untuk membangun negeri tercinta ini. Karena ini sifatnya adalah diskui maka secara pakaian capres akan sangat santai dan hangat, bisa jadi mereka akan saling tertawa bersama

"Ayo... baiknya Indonesia ini mau kita apakan ? kedeban apa yang perlu kita bersama majukan, kamu punya usul ? masing -- masing paslon akan tersenyum menyapaikan ide  - ide cemerlangnya dan mengatakan kesepakatan baiknya apa yang menjadi prioritas dan menjadi program jangka panjang, Mereka akan saling supoport kedepan program akan disepaki da dissempurnaka dipikir bersama -- sama masing -- masing capres.

"Sepakat yah... besok siappun yang menang itu kita bersama bangun negeri tercinta ini, dan yang kalah itu artinya menjadi bagian yang terpisah dari semangat yang sama membangun negeri tercinta ini.

Pertanyaannya apakah mungkin kalau tahun depan konsep debat capres diubah dengan kata yang lebih nyaman dihati. Bagaimana akan mendapati pemimpin yang terbaik kalau kedua belah pihak saling menjatuhkan dan mempermasukan dengan knerja atau rekam jejek yang sebelumnya telah diketahu publik.

Saatnya Indonesia Cerdas !!!

Brebes, 22 April 2019
Aziz Amin [ WA ; 0858.6767.9796 ]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun