Mohon tunggu...
Aziz Abdul Ngashim
Aziz Abdul Ngashim Mohon Tunggu... Administrasi - pembaca tanda dan angka

suka dunia jurnalistik, sosial media strategy, kampanye media sosial, internet marketing. sisanya nulis buat enjoy aja. smile

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tawa "Merdeka" Anak-anak "Luar biasa"

20 Agustus 2010   13:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:51 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"mas, maaf hari ini aku ga bisa ikut, salam aja buat mereka ya..." SMS dari Melisa, itu menyembuhkan amnesia saya, yang agak lupa bahwa ada perayaan kemerdekaan bersama anak-anak penderita kanker di RS Sardjito, Yogyakarta.  rintik grimis mengguyur, kali ini saya berangkat sendiri karena mba Shasa yang minggu sebelumnya mengajak saya justru medik ke kampung halaman. tapi oke lah tidak ada masalah, merindukan senyum anak-anak di penderitan kanker di RS Sardjito adalah energi tersendiri untuk berangkat. ini adalah kesekian kalinya saya ikut berpartisipasi sebagai "pengembira" di FSG (Family Supporting Group) setelah sebelumnya di ajak mba shasa dan di perkenalkan dengan tante Kristi. tapi hari ini terasa lebih spesial karena berbarengan dengan perayaan hari kemerdekaan Indonesia. saya sempat pesimis kalau acara pesta kemerdekaan ini akan berlangsung sepi dan tanpa gairah, maklum saja kondisi cuaca juga hujan walau kegiatan itu dilakukan dalam gedung, kedua kondisi anak-anak yang kurang sehat. hari menjelang sore, anak-anak satu demi satu mulai berdatangan bangkit dari bangsalnya diantar pendampin masing-masing. ada yang masih tertempel infus, ada penderita kanker yang rambutnya mulai rontok, ada yang salah satu matanya diperban. ada yang hanya tulang berbalut kulit, bermacam-macam ondisi anak-anak itu, tapi mereka luar biasa, merka tidak pernah mengeluh atas apa yang dialaminya. anak-anak ini adalah kesatria yang tegar, berdeda dengan sebagian besar manusia indonesia dewasa yang berpendidikan tinggi dan lebih beruntung, tapi masih "serakah" menuntut lebih banyak dunia. perayaan kemerdekaan dimulai dengan perkenalan para pahlawan dari mulai soekarno dan hatta. luar biasa mereka mengenal para pahlawan indonesia, tahu setiap silan dalam pancasila, padahal banyak diluar sana orangorang sehat yang lupa akn ideologi bangsanya sendiri. anak-anak yang kesehariannya selalu berada dalam kamar di rumah sakit bisa hafal lagu-lagu kebangsaan. dan dengan ceria bernyanyi. perlahan tapi pasti usaha kawan-kawan relawan mulai menunjukan hasil memuaskan, sedikit demi sedikit walau berat, anak-anak penderita kanker baik itu darah, talasemia, leukimia, dan bermacam-macam lainnya, bisa tersenyum ceria. acara itu tidak hanya bermain serta berbagi dorprize, tapi juga upacara sederhana pembacaan teks proklamasi. walapun tidak ada parade dan pengibaran bendera, tapi upacara sederhana ini berlangsung khidmat, apalagi anak-anak bisa menyanyikan lagu indonesia raya dengan lantang, sambil mengibarkan bendera merah putih plastik yang disematkan pada setangkai lidi. semua itu tak mengurang keceriaan anak-anak, keterbatasan adalah hal yang selalu mereka temui, tapi sekali lagi anak-anak luar biasa ini tidak pernah mengeluh. senyum mereka luar biasa, senyum mereka adalah energi tersendiri buat kami maupun orang tua anak-anak ini. ya, senyuman dan keceriaan adalah yang bisa kami sebagai FSG berikan. tapi buat kami itulah hal terbaik yang bisa kami berikan dan mereka butuhkan saat ini. tawa keceriaan, bermain, kawan, adalah sesuatu hak asasi anak yang terrenggut akibat lingkaran penyakit yang mereka hadapi. dibelakang terlihat seorang ibu berbaju kuning perlahan meneteskan air mata, mungkin senyum itu adalah senyum haru, bingung antara bahagia atau berduka. sekali lagi, mereka tidak pernah mengeluh walaupun mungkin orang tua mereka maha bingung mencari biaya berobat. anak-anak ini membuat saya malu, bahwa saya terlalu banyak mengeluh dan menuntut. ingin indonesia gini lah, gitu lah. pokoknya macam-macam. saat ada salah satu relawan yang bertanya pada anak-anak tentang harapannya untuk indonesia, jawabannya sungguh mengejutkan anak itu menjawab "saya ingin teman-teman tidak ada yang sakit". buat saya itu mengejutkan, anak itu tidak mengatakan ia ingin sehat, tapi berharap temannya tidak sakit. padahal infus masih menempel ditangannya dan wajahnya mulai bengkak. senyum mereka anak-anak penderita kanker, menyadarkan saya bahwa sehat itu mahal dan lebih jauh dari itu, bahwa senyuman juga berharga amat sangat mahal, jadi janganlah merenggut senyuman tu dari seseorang apalagi dari anak-anak. [caption id="attachment_233314" align="aligncenter" width="500" caption="anak-anak yang ceria ditengah perjuangannya (merah putih pelastik berkibar dari ujung lidi)"][/caption] [caption id="attachment_233316" align="aligncenter" width="500" caption="sebagian dari relawan (tebak siapa yang mengintip kotak makan :D)"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun