Mohon tunggu...
AZAT SUDRAJAT
AZAT SUDRAJAT Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sustainability Specialist

a biologist with an extensive background in orchestrating impactful community development initiatives. His expertise spans diverse domains in sustainability, encompassing education, economics, disaster management, and environmental stewardship. Notably, Azat places great emphasis on philanthropy & business are particularly dedicated to tackling environmental challenges through a Sustainable Development Goals (SDGs) framework. With his diverse experience as a Sustainability Specialist, adept in crafting strategies that intertwine economic growth with ecological balance, Azat has contributed significantly to advancing sustainable practices in various industries. His tenure in Government Public Relations has equipped him with a nuanced understanding of navigating complex regulatory landscapes and fostering collaborations between public and private sectors. By fostering Public-Private Partnerships (PPPs) to drive sustainability agendas, Azat showcases his prowess in aligning diverse interests for a collective, environmentally conscious purpose. By actively participating in Corporate Social Responsibility (CSR) endeavors, conducting rigorous environmental research, analyzing policies conducive to sustainable development, and undertaking comprehensive sustainability studies, Azat continues to make substantial contributions to the advancement of sustainable development objectives.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sustainable Development Goals, Tujuan Semu Dunia Saat Perang di Gaza Dibiarkan

2 Mei 2024   14:53 Diperbarui: 2 Mei 2024   14:55 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) adalah 17 tujuan yang diadopsi oleh semua Negara Anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 2015 sebagai panggilan universal untuk bertindak demi menciptakan dunia yang lebih baik pada tahun 2030. SDGs bertujuan untuk mengatasi tantangan global yang kita hadapi, termasuk kemiskinan, kelaparan, ketidaksetaraan, perubahan iklim, perdamaian, dan keadilan.

SDGs Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencerminkan visi global untuk masa depan yang lebih adil dan berkelanjutan. Namun, bagi banyak orang, SDGs tampaknya tidak lebih dari janji kosong, terutama ketika melihat situasi yang menyedihkan di Gaza. Pendudukan Israel, dengan blokadenya yang tak kenal lelah dan dampaknya yang menghancurkan di wilayah tersebut, membuat banyak orang mempertanyakan efektivitas dan kesungguhan SDGs. Saat diskusi ini berlangsung, kita akan mengkaji realitas pahit dari pendudukan Gaza dan keheningan yang dirasakan oleh komunitas internasional, memunculkan pertanyaan penting tentang efikasi SDGs dalam menghadapi tantangan seperti ini.

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa SDGs gagal di Gaza, wilayah Palestina yang telah berada di bawah pendudukan Israel sejak 1947. Blokade Israel terhadap Gaza telah membatasi akses terhadap barang dan layanan penting, fasilitas medis, peluang ekonomi yang terbatas, dan merusak lingkungan. Akibatnya, Gaza tidak dapat mencapai banyak SDGs, dan kita dapat mengatakan "Dunia telah gagal mencapai SDGs di Gaza".

Isu paling mendesak adalah pendudukan yang tidak manusiawi oleh Israel. Menurut data terbaru yang tersedia pada 03/11/2023 dari Sky News, korban jiwa di Gaza telah tragis melampaui 9.061 orang yang tewas sejak 7 Oktober, dua pertiga dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.

Organisasi kemanusiaan telah menyatakan keprihatinan yang serius atas kerusakan yang luas pada fasilitas air, sanitasi, dan higiene vital, yang telah mengganggu layanan bagi lebih dari 400.000 orang di Gaza. Dalam perkembangan yang mengkhawatirkan, Israel memilih untuk memperketat cengkeramannya terhadap warga Palestina di Gaza, dengan memperpanjang blokade yang mencekik yang telah berlangsung selama 16 tahun. Blokade ini memengaruhi kehidupan sekitar 2,3 juta orang yang memanggil wilayah ini sebagai rumah mereka.

Dampak dari isu paling mendesak di Gaza adalah kemiskinan. Menurut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa, 53% warga Palestina di Gaza hidup dalam kemiskinan. Hal ini terutama disebabkan oleh blokade, yang telah membuat sulit bagi bisnis untuk beroperasi dan bagi orang-orang untuk mendapatkan pekerjaan. Tingkat pengangguran yang tinggi telah menyebabkan peningkatan kemiskinan dan ketidakamanan pangan.

Blokade juga memiliki dampak signifikan pada ekonomi Gaza. Pembatasan impor dan ekspor telah menghambat pertumbuhan ekonomi dan membuat sulit bagi bisnis untuk bersaing. Tingkat pengangguran tinggi, dan banyak orang bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup.

Pendudukan juga telah merusak lingkungan Gaza. Militer Israel telah menghancurkan rumah-rumah, sekolah, masjid, gereja, dan bisnis. Mereka juga telah mencemari air dan tanah. Hal ini telah membuat sulit bagi warga Gaza untuk mengakses air bersih dan makanan.

Secara khusus, berikut adalah SDGs yang paling terpengaruh oleh pendudukan Israel di Gaza:

  • SDG 1: Tidak Ada Kemiskinan: Blokade telah membuat sulit bagi bisnis untuk beroperasi dan bagi orang-orang untuk mendapatkan pekerjaan, sehingga tingkat kemiskinan tinggi.
  • SDG 2: Tidak Ada Kelaparan: Blokade telah membatasi akses terhadap makanan dan air, dan penghancuran lahan pertanian telah membuat sulit untuk memproduksi makanan secara lokal.
  • SDG 3: Kesehatan dan Kesejahteraan yang Baik: Blokade telah membuat sulit untuk mengakses layanan kesehatan dan obat-obatan, dan serangan militer Israel terhadap Gaza telah menyebabkan cedera dan kematian secara luas.
  • SDG 4: Pendidikan Berkualitas: Penghancuran sekolah oleh militer Israel dan pembatasan blokade terhadap akses ke materi pendidikan telah membuat sulit bagi anak-anak untuk mendapatkan pendidikan.
  • SDG 6: Air Bersih dan Sanitasi: Pencemaran air dan tanah oleh militer Israel telah membuat sulit bagi warga Gaza untuk mengakses air bersih.
  • SDG 7: Energi Terjangkau dan Bersih: Blokade telah membuat sulit untuk mengimpor bahan bakar dan sumber energi lainnya, menyebabkan pemadaman listrik dan gangguan lainnya.
  • SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi: Blokade telah meredam pertumbuhan ekonomi dan membuat sulit bagi bisnis untuk bersaing.
  • SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur: Penghancuran infrastruktur oleh militer Israel telah membuat sulit untuk membangun kembali Gaza dan mengembangkan ekonomi.
  • SDG 11: Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan: Penghancuran rumah dan bisnis oleh militer Israel telah membuat sulit untuk menciptakan komunitas yang berkelanjutan di Gaza.
  • SDG 13: Aksi Iklim: Penghancuran lingkungan oleh militer Israel telah membuat sulit bagi Gaza untuk beradaptasi dengan perubahan iklim.
  • SDG 16: Perdamaian, Keadilan, dan Institusi yang Kuat: Pendudukan Israel di Gaza telah menciptakan iklim kekerasan dan ketidakstabilan, membuat sulit untuk membangun institusi yang kuat dan mencapai perdamaian dan keadilan.
  • SDG 17: Memperkuat sarana implementasi dan memperbarui kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan: Negara-negara di dunia terbagi, bahkan tidak bersatu dalam keadilan. Kita seharusnya malu, terutama para pemimpin dunia. Kerjasama yang selama ini dijanjikan untuk mencapai kemakmuran hanyalah sekadar basa-basi.

Pendudukan Israel di Gaza merupakan hambatan besar bagi pembangunan berkelanjutan di wilayah tersebut. Penting bagi pemerintah Israel untuk mengangkat blokade dan mengakhiri pendudukan untuk memungkinkan Gaza mencapai SDGs.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun