Mohon tunggu...
azalina azura
azalina azura Mohon Tunggu... Mahasisiwi

Menggambar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pengaruh Media Sosial Terhadap Fenomena Fear of Missing Out (FOMO)

2 Oktober 2025   18:30 Diperbarui: 2 Oktober 2025   18:27 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Media sosial telah membentuk kembali cara individu berinteraksi. Di satu sisi, ia telah
menyediakan cara baru untuk mengembangkan hubungan dan tetap berhubungan secara sosial.
Namun, media sosial dapat memicu pengalaman negatif, seperti Fear of Missing Out (FOMO)
yaitu kecemasan dan ketakutan yang dialami oleh individu ketika orang lain mengalami
pengalaman atau kejadian menarik yang terjadi di tempat lain, sementara individu tersebut tidak
mengikuti suatu kejadian tersebut. Kecemasan ini distimulasi oleh hal-hal yang tertulis di dalam
media sosial seseorang yang menyebabkan individu selalu berusaha untuk tetap terhubung dan mengetahui apa yang orang lain lakukan.

        Media sosial membuat orang menjadi FOMO karena kontennya sering kali menampilkan
momen terbaik dan paling menarik dari kehidupan orang lain yang membuat pengguna merasa kurang atau tertinggal. Selain itu, fitur notifikasi dan update yang cepat memicu kecemasan agar tidak ketinggalan informasi penting atau tren terbaru. Pengguna juga terdorong untuk terus memeriksa media sosial sehingga perasaan cemas dan tekanan sosial semakin meningkat. Perbandingan sosial yang intens dan keinginan untuk diterima secara digital membuat FOMO menjadi semakin kuat.

        Fenomena FOMO akhir-akhir ini sering ditemui, apalagi di kalangan anak muda. Mulai dari tren fashion, tempat liburan, film, bahkan gaya hidup. Contohnya di tahun 2024, boneka Labubu yang menjadi incaran banyak orang. Bagi sebagian orang menganggap boneka tersebut sedikit menyeramkan, akan tetapi masih banyak orang-orang yang rela menghabiskan uang hanya untuk boneka ini. Kegemparan FOMO boneka Labubu tersebut diawali karena artis Kpop yakni Lisa Blackpink, yang di mana ia sering memposting boneka Labubu di sosial medianya. Dampak yang dihasilkan oleh girl grup Blackpink ini sangat besar, sehingga barang-barang yang dipakai oleh idol Kpop pasti akan trending baik di Indonesia maupun mancanegara.

        Adapun contoh lain dari FOMO seperti mendaki gunung yang sekarang banyak diminati
anak muda pada zaman sekarang. Mendaki gunung hanya sekedar keperluan konten di media
sosial yang menyebabkan mereka hanya berfokus pada pencapaian yang dianggap mengesankan bagi orang lain. Mereka harus mengejar pencapaian mendaki gunung yang tinggi untuk diakui, yang bahkan itu bukanlah kemampuan dan minat mereka sendiri. Dalam era FOMO dan media sosial, penting untuk menyadari bagaimana ambisi dan dorongan eksternal maupun internal dapat memengaruhi keputusan kita.

        FOMO muncul akibat adanya penggunaan media sosial secara berlebihan, sehingga membuat individu menjadi ketergantungan dan tidak pernah merasa puas apa yang dimilikinya. Adanyapengaruh dari teman sebaya dan lingkungan sekitar juga membuat individu mengalami tekanan yang membuatnya selalu ingin mengikuti tren agar tidak dikucilkan.

        Membandingkan kehidupan dengan orang lain membuat munculnya keinginan untuk selalu up-to-date dan memastikan tidak melewati berita apapun. Terkadang kecenderungan untuk
mengikuti sesuatu yang sedang tren membuat seseorang mengalami kegelisahan pada diri
mereka. Penyebab utama FOMO tersebut sangat erat kaitannya dengan perkembangan teknologi
komunikasi dan media sosial. Kemudahan akses media sosial membuat seseorang selalu update
informasi tentang kegiatan orang lain yang menunjukkan momen-momen, sehingga memicu rasa iri dan ketakutan tidak ikut merasakan pengalaman sama. Selain itu, manusia juga memiliki naluri untuk menjadi bagian dari sebuah kelompok dan memperoleh pengakuan sosial. Budaya pop yang sering menampilkan hal-hal unik dan tren baru juga memicu rasa penasaran dan keinginan mengikuti tren agar tidak dianggap ketinggalan zaman. Adanya tekanan sosial
menyebabkan orang terus memantau dan berusaha terlibat dalam berbagai kegiatan agar tetap relevan dan diterima dalam komunitasnya.

        Seseorang yang FOMO akan menghabiskan banyak waktu bermain gadget, mereka akan
tenggelam di dunia media sosial karena adanya rasa ingin tahu tentang kehidupan orang lain dan
takut melewatkan tren baru. Selanjutnya, timbul perilaku konsumtif dan boros karena
mengeluarkan banyak uang untuk mengikuti tren terbaru yang membuat kebutuhan primer
menjadi tidak penting lagi. Selain itu, mulai muncul perasaan stress dan cemas akibat
membandingkan kehidupan orang lain dan takut ketinggalan yang lagi tren sekarang ini.

        FOMO juga dapat mengganggu berbagai aspek dalam kehidupan kita, seperti memengaruhi kondisi finansial dan jiwa. FOMO bisa mendorong seseorang rela melakukan apa saja hanya untuk mengikuti tren, sehingga membuat finansial menjadi terkendala yang membuat seseorang bersifat konsumtif, berhutang dan bahkan melakukan pinjol. Selain itu, kecenderungan seseorang takut akan kehilangan momen tertentu dapat menimbulkan perasaan takut seperti stress, kecemasan, sulit tidur, dan kurang percaya diri. Untuk itu perlu adanya pencegahan dari fenomena ini, seperti membatasi diri dari penggunaan gadget dan media sosial, menghargai diri, sendiri fokus pada tujuan utama, dan selalu bersyukur atas apa yang kita punya.

        Kesadaran akan FOMO ini sangat penting agar seseorang tidak hanya menjadi konsumen
pasif di dunia maya, tetapi juga bisa menjadi pengguna media sosial yang sehat dan bijaksana. Fenomena Fear of Missing Out atau FOMO adalah gambaran nyata bagaimana perkembangan teknologi dan media sosial mengubah cara manusia berinteraksi dan memandang dunia di sekitarnya. Meskipun membawa kemudahan komunikasi dan informasi, FOMO juga mengingatkan pentingnya keseimbangan antara dunia digital dan kehidupan nyata agar finansial dan kesehatan psikologis tetap terjaga dengan baik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun