Mohon tunggu...
Azahra SuciHumaira
Azahra SuciHumaira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Students

Padang city

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Adat Batimbang Tando

23 Juni 2021   05:30 Diperbarui: 23 Juni 2021   05:36 3432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kajian Mengenai Upacara Pernikahan Melalui Adat Batimbang Tando

Terdapat peristiwa komunikatif dalam terlaksananya suatu adat Batimbang Tando yang merupakan proses upacara pernikahan yang dilaksanakan oleh para penduduk Minangkabau. Tradisi merupakan suatu hal yang selalu dilakukan secara turun menurun yang diberikan oleh para leluhur untuk dilestarikan. Salah satu tradisi yang akan dibahas dalam artikel ini adalah adat Batimbang Tando.

Batimbang Tando merupakan adat yang dilakukan oleh suku Minangkabau dalam meminta restu terhadap pihak keluarga untuk memperlancar adanya proses upacara pernikahan dengan restu yang diberikan oleh pihak keluarga kedua belah pihak. Dalam proses tradisi ini seluruh aktivitas dilakukan di kediaman calon mempelai pria yang meliputi orang tua, mamak, dan siapapun yang dianggap sebagai orang tua oleh masyarakat Minangkabau. Seluruh kegiatan dilakukan menggunakan simbol bahasa Minangkabau yang didalamnya mengandung makna dan tujuan untuk menghormati orang tua. 

Kegiatan yang dianggap sebagai penghormatan terhadap orang tua salah satunya pada saat makan bajamba dan urutan tindakan, batuka tando, dan kegiatan lainnya yang mendukung proses berdasarkan pada aturan yang telah ditetapkan oleh masyarakat Minangkabau seperti carano maupun tandoyang yang merupakan tradisi berharga yang perlu dilestarikan. 

Dalam berlangsungnya tradisi Batimbang Tando melibatkan adanya proses upacara pernikahan yang merupakan sebuah tindakan komunikasi dalam kegiatannya. Terdapat beberapa tindakan komunikasi yang meliputi adanya perintah permohonan dan perilaku pada saat terjadinya proses upacara pernikahan. Jika melihat paparan di atas maka terdapat peristiwa komunikatif yang didalamnya terdapat tindakan dan negatif yang dilakukan dengan yang telah tersedia di dalam tradisi Batimbang Tando.

Simbol yang tercipta pada saat kegiatan batimbang Tando yang merupakan proses upacara pernikahan yang sering dilakukan oleh masyarakat Minangkabau salah satu simbol dari carano yang seringkali dimanfaatkan sebagai proses pelaksanaan upacara pernikahan maupun upacara lainnya yang dilakukan oleh masyarakat Minangkabau. Dalam kegiatan carano terdapat simbol-simbol yang dipercayainya yaitu dengan menggunakan sirih, gambir, yang di mana memiliki rasa manis dan pahit. Sifat tersebut memiliki keterkaitan dengan pandangan hidup yang dilihat sebagai kehidupan yang memiliki perasaan manis maupun pahit yang akan dirasakan oleh kedua mempelai. 

Makna dari kata Tando memiliki arti bahwa telah direstui suatu hubungan yang dijalin oleh kedua belah pihak untuk melaksanakan adanya sebuah pernikahan. Kemudian mengenai situasi yang tersedia pada tradisi Batimbang Tando memiliki arti mengenai suatu sikap etika maupun kesopanan yang dimiliki Sehingga dalam hal tersebut terdapat suatu jalinan komunikasi pada saat proses pelaksanaan Batimbang Tando. Diharapkan upacara pernikahan adat khas Minangkabau ini selalu dilestarikan oleh masyarakat maupun pihak luar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun