Globalisasi adalah suatu keadaan dimana seluruh manusia di dunia bersatu dan saling terhubung, sehingga batasan negara sudah tidak lagi jelas (Novitasari & Najicha, 2023). Perkembangan globalisasi saat ini semakin pesat karena adanya teknologi komunikasi, informasi dan transportasi yang semakin canggih. (Wiguna & Dewi, 2022). Hal ini tentunya membawa pengaruh positif serta negatif dalam lingkup peradaban manusia. Jika dilihat dari segi pengaruh negatifnya, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi pada kenyataannya telah membawa dampak yang signifikan terhadap krisis intelektual dan moral remaja di Indonesia, hal ini terjadi karena adanya efek ketergantungan teknologi yang merela alami namun minimnya edukasi terkait penggunaan dan pemanfaatan teknologi yang baik dan benar.
Kemajuan teknologi saat ini telah memperkenalkan artificial intellegent (AI) yang semulanya memang diciptakan untuk memudahkan segala pekerjaan manusia, namun ironisnya sebagian besar remaja di Indonesia saat ini justru memanfaatkannya untuk mematikan kecerdasan intelektualnya. Mereka memilih untuk bergantung kepada jawaban-jawaban yang diberikan oleh AI dalam menyelesaikan tugas-tugasnya daripada mencari jawaban dari sumber-sumber aktual atau bertanya kepada guru mereka. Akibatnya, efektifitas belajar mereka menurun drastis dan ilmu yang diberikan oleh para guru tidak dapat mereka terima dengan baik. Hal ini tentunya dapat menurunkan kualitas pelajar di Indonesia yang akan mempengaruhi kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia di masa yang akan datang.Â
Teknologi komunikasi saat ini juga telah memperluas jejaring sosial melalui platform-platform sosial media terbaharui yang semakin memberikan kemudahan komunikasi dan akses internet secara global bagi para penggunanya. Akibat dari minimnya kesadaran akan pengendalian teknologi ini, sebagian besar remaja Indonesia saat ini justru terjun bebas ke dalam kubangan hitam globalisasi dengan mengandalkan "trend". Pergaulan bebas semakin merebak dikalangan muda, sehingga dampak dari kebebasan tersebut berbuah akibat seperti: narkoba, sex bebas/pelacuran, homosex, dan lain-lain. Hal ini pun telah menjadi fenomena yang sudah tidak bisa disembunyikan. Kejadian-kejadian semacam itu sudah sangat jelas tidak sesuai dengan nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia dan nilai-nilai dalam agama, hal ini sudah mengindikasikan bahwa memburuknya moral dalam kehidupan remaja di Indonesia.Â
Kasus-kasus tersebut tentunya disebabkan oleh kualitas pendidikan di indonesia yang belum mampu membangun karakter bangsa. Maka dari itu pemerintah memiliki solusi untuk memperbaiki kualitas pendidikan dan membangun moral bangsa dengan pendidikan karakter. Pendidikan karakter bangsa adalah upaya untuk membangun nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada remaja sehingga memiliki nilai. Dengan diadakannya pendudukan karakter diharapkan bisa mengatasi dampak negatif globalisasi dalam hal krisis intelektual dan penyimpangan perilaku moral remaja. (Wiguna & Dewi, 2022).
Anggraini, Y. (2022). Program Pendidikan Karakter dalam Mengatasi Krisis Moral di Sekolah. Jurnal Basicedu, 6(5), 9205-9212.
Novitasari, S., Najicha, F. U., & Hukum, F. H. I. (2023). Pentingnya peran Pancasila bagi generasi muda dalam menghadapi globalisasi. no. June, 111.
Oktafia, N., Latifah, A. M., El Haris, A. D., Andrianie, S., & Krismona, E. B. (2025). Mahasiswa dan AI: Transformasi Cara Berpikir Kritis dan Penyelesaian Masalah di Era Digital. Prosiding Konseling Kearifan Nusantara (KKN), 4, 10-33.
Safitri, Y. D., Karomi, I., & Faridl, A. (2024). Dampak Globalisasi Terhadap Moralitas Remaja Di Tengah Revolusi Digital. Jurnal Multidisiplin IlmuÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI