Mohon tunggu...
Ayu Shella
Ayu Shella Mohon Tunggu... Penulis - Udah sembuh belum, Yu? Belum, gilaku makin menjadi.

saleum dari Aceh! Karya sastra dan segala yang berhubungan dengannya. Bahasa dan segala aspeknya. Adat budaya dan segala kerumitannya. Tiga hal ini merupakan kegiatan yang paling saya sukai.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ketika Senja Meninggalkan Jingga

23 Maret 2019   12:22 Diperbarui: 23 Maret 2019   12:40 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hujan rintih hanya membasahi permukaan tanah yang kering. Hawa dingin sangat terasa di permukaan kulitku. Perlahan kabut mulai turun. Tak tebal tetapi cukup untuk menghembuskan hawa dingin. Semua orang yang lewat memakai matel atau baju lain yang tebal sehingga dapat menghangatkan badan.

Setelah 6 tahun, baru hari ini aku kembali berjalan-jalan di sekitar kampungku. Kampung? Ah ini bukan kampung lagi. Sudah seperti kota dengan rumah gedung yang mulai berjejeran. Ini memang penggunungan tetapi caffe, villa, bahkan resort ada disini. Hal ini tentu berbeda saat 6 tahun yang lalu.

Sekolahku masih tegak berdiri. Bangunannya berubah. Bertinggkat 3 dengan fasilitas yang sangat memadai. Sekolah, hufh. Tempat yang menyimpan kenangan tentang aku dan Jingga. Saat itu perih dan damai dtang bersamaan.

Jalan kakiku terus menelusuri jalan. Ada peraturan yang unik disini. Tidak boleh ada kendaraan yang memicu polusi, kalau pun ada harus medapatkan izin yang sangat rumit. Aneh memang, tetapi warga disini ingin menjaga keasrian daerahnya.

Mataku tertuju pada warung, ah tidak, sekarang bangunan tersebut dinamakan caffe. Aku tersenyum melihatnya. Aku kembali terkenang tentang Senja dan Jingga. Si pembuat onar yang selalu buat iri. Dua remaja SMA yang hanya memikir diri sendiri. Ah, itulah masa remaja, semua betul bagi kami kala itu.

Aku memasuki kedalam caffe tersebut. Aku memilih duduk di dekat kaca yang kursinya menghadap ke jalan. Ku lihat jalanan masih lengang. Anak sekolah masih terlihat hanya beberapa. Tak banyak karena ini memang sudah sangat sore untuk anak sekolah pulang.

Aku memesan bakso dan jus Alpukat. Aku tersenyum, ternyata kesukaannya masih menjadi kesukaan ku. Kemudia aku menghembuskan napas berat. Teringat padanya membuat rasa kecewa membuncah dalam hatiku. Aku tertawa, menertawakan diriku sendiri. Menertawakan masa lalu yang tidak ingin menghilang dari benakku.

Aku memakan bakso itu dengan engggan. Aku hanya mengaduknya tidak jelas. Jus alpukat kesukaannya pun masih tersisi banyak. Tidak ada yang membuatku bergairah hari ini. Hany sedikit semangat untuk mengenang masa yang indah. Semua tak seperti yang kuharapkan masa suram malah mengalahkan masa indah yang ingin kukenang.

Suara gitar menyadarkanku. Ternyata sudah ada seseorang yang telah mengisi kekosongan yang di tiggalkan Jingga. Ah, aku kembali teringat padanya. Permainannya tak sebagus Jingga. Suaranya pun tidak semerdu Jingga. Nikmati sajalah apa yang ada. Batinku. Aku kembali menghembuskan napas bersa lalu mengaduk kembali baksoku.

Dia laki-laki yang ku kenal. Sedang bermain gitar dengan alunan yang romantic. Aku melirik kesekeliling caffe. Ternyata disini hanya ada pasangan kekakasih dengan berbagai umur. Mereka terlihat bahagia mendengarkan musik romantic yang membuat hati mereka menghangat. Apakah hanya aku yang sendiri disini?batinku. aku kembali melihat kejalan dengan telinga yang masih menyimak alunan musik dari Rafa.

Ada sepasang orang yang sudah menua tetapi masih sangat romantis. Mereka saling merangkul saat berjalan. Aku tau siapa mereka. Meraka pasti Atuk dan Ninik Safira. Si atuk dengan anak 11 dan Ninik Safira sebagai istri yang ke-5nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun