Mohon tunggu...
Humaniora

Menagih Janji Tik-Tok untuk Hadirkan Konten Positif

19 Juli 2018   17:54 Diperbarui: 19 Juli 2018   18:27 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
cr : www.merdeka.com

Menagih Janji Tik Tok untuk Hadirkan Konten Positif

Membahas tentang aplikasi hiburan yang biasa orang gunakan, maka nama Tik Tok adalah salah satu diantaranya. Tik Tok sudah cukup lama rilis di Indonesia. Tik Tok didirikan oleh Zhang Yimin dari Tutiao yang berasal dari Tionghoa. Aplikasi ini membuat para pemakainya bisa berkreasi dengan video musik pendek. Cukup menyenangkan bukan? 

Namun, akhir-akhir ini Tik Tok mungkin harus menelan pil pahit karena banyaknya pengguna khususnya Indonesia beramai-ramai membuat laporan untuk penutupan aplikasi Tik Tok kepada Menteri Komunikasi dan Informatika atau biasa disingkat Menkominfo. Hal ini bermula dari banyaknya aduan keluhan dari masyarakat bahkan mencapai ratusan ribu pendukung.

Tik Tok memang menjadi aplikasi menyenangkan yang biasa digunakan oleh remaja bahkan banyak diantaranya adalah anak-anak. Kita bisa dengan mudah menjumpai anak-anak penggemar Tik Tok dimanapun karena Tik Tok sendiri telah menjadi tren dan sangat digandrungi dikalangan masyarakat. Selain remaja kita bisa juga menjumpai orang-orang tua yang memakai aplikasi ini sebagai hiburan. Banyak di antara mereka yang menjadi viral karena tingkah laku dan hasil kreasinya dalam aplikasi Tik Tok. Bahkan ada berbagai akun di Instagram yang dibuat khusus untuk memposting hasil Tik Tok dari banyak orang.

Terlepas dari menyenangkannya bermain Tik Tok baru-baru ini justru penggunaannya semakin membuat resah masyarakat. Bagaimana tidak, pengguna Tik Tok yang mayoritas masih remaja dan anak-anak menggunakan aplikasi ini setiap waktu tanpa tahu tempat dan kondisi. 

Baru saja viral di internet seorang bidan yang mempermainkan wajah sang bayi untuk membuat kreasi Tik Tok kemudian ada juga yang menuai banyak sekali kecaman oleh masyarakat adalah ketika seorang anak perempuan berjoget Tik Tok di depan jenazah, hal ini tentu saja melanggar nilai kesopanan dalam masyarakat.  Ada pula, seorang yang sedang terancam nyawanya karena ada badai yang menerjang alih-alih menyelamatkan diri dia justru membuat video Tik Tok.

Tentu saja yang terbaru dan paling hangat ada seorang anak laki-laki bernama Bowo Alpenliebe yang tiba-tiba menjadi artis di dunia maya karena kreasi video Tik Tok-nya. Hal ini menjadikan Bowo memiliki banyak penggemar/fans, memanfaatkan hal itu Bowo-pun membuat acara untuk bertemu dengan para fansnya. Tetapi, lama-kelamaan netizen dibuat tidak nyaman dengan group penggemar Bowo yang sangat berlebihan memujinya, bahkan di beberapa artikel menyebutkan bahwa penggemar Bowo menganggap Bowo sebagai Tuhan yang mana hal tersebut membuat Bowo dibully habis-habisan dan berhenti dari sekolahnya.

Kesabaran netizen mungkin sudah di ujung tanduk hingga membuat mereka mengajukan petisi pemblokiran Tik Tok kepada Menkominfo. Menurut Menkominfo sendiri muncul banyak petisi yang menerangkan untuk memblokir aplikasi Tik Tok. Salah satu dari petisi tersebut telah mendapat dukungan sebanyak 116.290 dari target 150.000.

Bagai Gayung Bersambut Menkominfo akhirnya menanggapi petisi tersebut. Tepatnya sejak Selasa siang pada tanggal 3 Juli 2018, Tik Tok mulai di blokir di Indonesia. Dari laporan yang terus bertambah bahkan terhitug hingga sampai tanggal 3 Juli 2018 laporan yang masuk telah mencapai 2.853.  

Dengan adanya hal ini pihak Tik Tok melakukan pertemuan dengan KPAI yang inti dari pertemuan tersebut membahas tentang janji Tik Tok untuk membangun platform agar lebih ramah terhadap anak. Diharapkan kasus-kasus seperti disebutkan pemerintah yaitu pornografi dan penistaan agama sudah tidak muncul lagi. KPAI sendiri sangat berharap agar Tik Tok menepati janji untuk pembuatan konten positif. Aplikasi ini sendiri sudah bisa diakses kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun