Mohon tunggu...
Ayuninda Tri Anisa
Ayuninda Tri Anisa Mohon Tunggu... Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Mendedikasikan diri dalam komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Diary

Katanya Anak Bungsu Itu Manja

1 Oktober 2025   19:29 Diperbarui: 12 Oktober 2025   13:46 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Setiap anak memiliki kewajiban dan bebannya masing-masing, anak tidak meminta untuk dilahirkan sebagai anak keberapa. Sebagai seseorang yang dilahirkan menjadi anak bungsu, aku sering mendengar kalimat "pasti enak jadi bungsu, minta apa aja diturutin."

Tapi pada kenyataannya, aku dipaksa untuk dewasa dan harus memenuhi ekspetasi yang diberikan keluarga. Marah? pernah, kesel? pasti, bertanya-tanya kenapa harus aku? itu selalu aku alami. Kenapa hal itu bisa terjadi? Pastinya berawal dari faktor keluarga.

Ini dimulai ketika aku kelas 5 SD. Sama seperti anak lainnya, aku bermain, berangkat dan pulang sekolah bersama teman. Melakukan hal-hal selayaknya anak SD pada umumnya, dan tidak memikirkan bagaimana kehidupan selanjutnya.  Hari-hari berjalan dengan baik, hingga tiba waktunya semua hal ini berubah.

Tepat saat aku naik kelas 6 SD, kabar duka menyertai yaitu kepergian nenek untuk selamanya. Aku sedih, tapi aku bingung kenapa aku sedih? Seperti tidak bisa memvalidasi perasaan saat itu. Mungkin karena aku masih kecil, jadi tidak tahu apa yang harus dilakukan. Hanya saja aku menyadari perasaan kesepian yang terus hinggap sampai saat ini.

Kepergian nenek mempengaruhi keharmonisan keluarga, dari anak-anak nenek yang mulai berpencar dan memperebutkan warisan hingga ayahku yang menjalin keluarga baru dengan istri lainnya. Tentu perasaan kaget, marah, tidak terima, itu ada, tapi aku bisa apa? semua itu sudah terjadi, seandainya nenek masih ada mungkin aku bisa bertahan lebih baik.

Sampai detik ini, aku masih belum bisa menerima apa yang sedang terjadi. Aku menyadari, seperti ada sesuatu yang hilang atau berbeda dari sebelumnya yaitu perilaku manja. Rangkaian kejadian yang dulu datang membuat diri ini dipaksa untuk tetap tegar, tidak lemah, dan didorong untuk menjadi lebih baik dibandingkan kakak-kakaknya. 

Memang tidak semua anak bungsu mengalami hal yang sama tetapi bersaing dengan keadaan seperti: umur orang tua, ekonomi, bahkan harus merelakan masa depannya, itu merupakan tantangan yang cukup berat bagi kita sebagai anak bungsu.

Aku berharap tidak ada lagi, kalimat-kalimat yang ditunjukkan untuk membandingkan posisi seorang anak. Karena kemampuan dan perilaku setiap anak itu berbeda. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun