Mohon tunggu...
AYUNDA PRATIWI
AYUNDA PRATIWI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya memiliki hobi bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Bandung Pilihan

Ngebolang di Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda

20 Februari 2024   21:13 Diperbarui: 20 Februari 2024   22:05 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Petualangan ini di mulai di Minggu ke 3 kami di Bandung sebagai peserta Inbound PMM 4 UPI. Perjalanan ini dilakukan bersama kelompok Modul Nusantara 13 atau kami sebut dengan Kelompok Reag. Didampingi oleh Dosen MN kami Salsa Solli Nafsika, M.Pd. beserta dengan Akang Seno dan Teh Deti sebagai LO kami selama melakukan kegiatan Modul Nusantara ini. Dengan  menjelajahi salah satu tempat bersejarah di Bandung yaitu Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda. 

Kami mengunjungi Tahura ini pada hari Minggu tanggal 18 Februari 2024. Dengan menghabiskan waktu sekitar 7 jam kami mengunjungi satu per satu tempat bersejarah di Tahura tersebut, dimulai dengan mengunjungi Gua Jepang, lalu dilanjutkan dengan Gua Belanda, kemudian kami juga mengunjungi penangkaran rusa yang ada di taman tersebut, dan terakhir kami mengunjungi tempat unik yang ada di taman tersebut yang diberi nama batu batik. 

Dimulai dengan mengunjungi Gua Jepang. Gua Jepang yang terletak di Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda di Bandung dibangun oleh militer Jepang pada tahun 1942. 

Ini merupakan salah satu gua tambahan yang dibangun untuk kepentingan pertahanan dan perlindungan, sesuai dengan situasi politik dan militer di Indonesia pada masa pendudukan Jepang. Gua Jepang memiliki 4 pintu dan 2 saluran udara, dan digunakan sebagai tempat berlindung, penyimpanan peralatan, dan logistik.

Dokpri
Dokpri

Setelah mengeksplor Gua Jepang kami melanjutkan perjalanan ke Gua Belanda. Gua Belanda di Tahura Ir. H. Djuanda adalah sebuah gua buatan manusia yang dibangun oleh Belanda pada tahun 1912. Gua ini awalnya merupakan terowongan penyadapan air Sungai Cikapundung yang digunakan oleh PLTA Bengkok. 

Namun, untuk memperkuat kegiatan militer Belanda pada zamannya, dibangunlah jaringan gua sebanyak 15 lorong dan dua pintu masuk setinggi 3,2 meter. 

Setelah jaman kemerdekaan berada di pihak Indonesia, pada 14 Januari 1985, Gua Belanda dijadikan tempat wisata dan menjadi tujuan wisatawan lokal dan asing.

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri

Perjalanan yang kami lakukan ini tidak hanya untuk mendapatkan pengetahuan sejarah saja, namun kami juga mendapatkan keseruan-keseruan lain dengan mengunjungi beberapa tempat lainnya seperti penangkaran rusa dan batu batik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun