Mohon tunggu...
Ayu Mega Wahyuni
Ayu Mega Wahyuni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mega

KKN MIT DR 34

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menakar Pembelajaran Virtual di Era Pandemi

24 Februari 2021   01:25 Diperbarui: 24 Februari 2021   01:49 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Guru, orangtua atau siswa yang gaptek dituntut untuk dapat menggunakan aplikasi-aplikasi yang sering digunakan dalam laju proses belajar daring. Hal ini dapat menambah wawasan ilmu dan teknologi bagi guru, orangtua, maupun siswa akan kemajuan teknologi yang semakin canggih dalam era yang kian modern dan digital ini. 

Akibat adanya proses pembelajaran daring yang diberlakukan saat ini membuat beberapa pihak yang mengalami gangguan psikis karena tertekan oleh adanya aplikasi-aplikasi yang belum dikuasai dan secara tidak langsung dituntut agar cepat dan sigap dalam mengoperasikannya. Hal ini tentunya sangat berdampak kepada psikis bagi mereka yang berpatisipasi secara aktif dan langsung dalam proses pembelajaran daring ini.

Selain itu kepemilikan gawai dan kurangnya jaringan internet juga menjadi problematika lain dalam melakukan kegiatan pembelajaran daring ini. Tak bisa disama ratakan antara kota dan desa jadi sudah jelas jika ketidakseimbangan terjadi dalam sektor edukasi ini. 

Untuk menyiasati adanya ketidakseimbangan ini pemerintah akhirnya memberikan bantuan kuota gratis kepada seluruh rakyat Indonesia yang berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar mengajar ini. Mulai dari tingkat terendah hingga tertinggi yaitu dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga ke bangku perkuliahan dan para pengajar. 

Problem lain muncul setelah adanya bantuan subsidi kuota ini yaitu gawai atau gadget atau smartphone. Tak semua masyarakat memiliki gawai yang mendukung proses pembelajaran dari rumah. Untungnya pemerintah dengan melakukan pertimbangan dan pengkajian yang mendalam dan menyeluruh akhirnya menyetujui proses pembelajaran secara offline atau tatap muka. Namun hanya di daerah yang secara geografis tak mendukung dilakukannya proses pembelajaran daring dan luput dari Covid-19.

Dalam menyikapi dampak adanya Covid-19 di sektor pendidikan ini haruslah sesuai dengan anjuran pemerintah tanpa meninggalkan kedisiplinan terhadap protokol kesehatan yang berlaku. Untuk itu semua pihak harus saling bahu-membahu serta saling support agar dampak Covid-19 di sektor pendidikan ini tidak terasa dan bahkan dapat menjadikan pembelajaran daring ini sebagai opsi lain jika suatu daerah terkena bencana. 

Pendidikan harus tetap berjalan bagaimanapun kondisinya agar para tunas bangsa dapat tumbuh dan mekar pada waktunya. Dengan demikian, kesehatan para siswa harus menjadi yang paling urgensi dan sentral dalam usaha untuk menanggulangi adanya Covid-19 di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun