Mohon tunggu...
Ayu karimah
Ayu karimah Mohon Tunggu... mahasiswa

hobi saya lebih ke menyanyi,saya orangnya lumayan pendiam dan tidak begitu menyukai keramaian

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh Anak Introvert terhadap Keberlangsungan Organisasi

30 September 2025   21:57 Diperbarui: 30 September 2025   21:56 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa anak introvert atau pemalu kurang cocok berperan aktif dalam sebuah organisasi. Mereka sering dianggap pendiam, pasif, dan tidak memiliki jiwa kepemimpinan. Padahal, di balik sifatnya yang pendiam, anak introvert menyimpan potensi besar yang justru dapat berpengaruh dalam keberlangsungan sebuah organisasi. Maka dari itu, penting untuk melihat lebih dalam bagaimana sebenarnya peran anak introvert di tengah dinamika organisasi.

Introvert adalah individu yang lebih nyaman dengan aktivitas tenang, reflektif, cenderung menyendiri, dan tidak suka keramaian. Anak introvert umumnya memiliki kemampuan mendengar dengan baik (anak introvert akan selalu mendengarkan lawan bicaranya dengan seksama dan sebisa mungkin akan memberikan solusi), kemampuan menganalisis yang mendalam, serta sikap konsisten yang kuat dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Karakter inilah yang membuat mereka mampu berkontribusi secara signifikan, meskipun tidak selalu tampil di depan.

Peran anak introvert dalam organisasi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, tergantung mereka mengartikannya seperti apa. Anak introvert bisa menjadi penyeimbang dalam sebuah tim karena sifatnya yang tenang dan mampu meredam konflik permasalahan. Selain itu, keputusan yang diambil oleh seorang introvert biasanya lebih matang, karena berdasarkan pada pertimbangan yang hati-hati. Dalam perencanaan program organisasi, anak introvert juga dapat berperan penting sebagai penyusun strategi maupun evaluasi yang cermat. Dengan kontribusi seperti ini, keberlangsungan organisasi dapat terjaga secara seimbang tanpa adanya perselisihan antara anak introvert dengan anak extrovert.

 Namun, bukan berarti perjalanan anak introvert dalam organisasi bebas dari tantangan. Mereka sering kali dipandang kurang aktif, sulit menonjol dalam forum besar, kurang bersosialisasi, dan tidak mudah bersuara ketika berada di lingkungan yang didominasi extrovert. Tantangan ini perlu diatasi dengan menciptakan budaya organisasi yang terbuka dan memberikan ruang kontribusi sesuai dengan potensi masing-masing individu.

Kesimpulannya, anak introvert bukanlah kelemahan dalam organisasi, melainkan aset berharga yang mampu menjaga keseimbangan, stabilitas, dan keberlanjutan organisasi. Jika diberi kesempatan dan dukungan yang tepat, mereka dapat berperan sama pentingnya, bahkan melengkapi peran extrovert, sehingga organisasi dapat berkembang lebih harmonis dan berkelanjutan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun