Membangun Masyarakat Madani untuk Kesejahteraan

Masyarakat madani ( civil society ) sebenarnya sudah lama dikenal sejak masa Aristoteles oleh Cicero106-43SM Yunani Kuno: Komunitas politik yang beradab yang dicontohkan masy. kota yang memiliki kode hukum sendiri dan pada zaman Roma Kuno, pada abad pertengahan, masa pencerahan dan masa modern. Dengan istilah yang berbeda-beda, civil society mengalami evolusi pengertian yang berubah dari masa ke masa.

Masyarakat madani merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, civil society. John Locke umpamanya, mendefinisikan masyarakat sipil sebagai "masyarakat politik" (political society). Masyarakat politik itu sendiri, adalah merupakan hasil dari suatu perjanjian kemasyarakatan (social contract), suatu konsep yang dikemukakan oleh Rousseau, seorang filsuf sosial Prancis abad ke-18.

1. Zbigniew Rau (Kajian Eropa Timur dan Uni Sovyet) menyatakan masyarakat madani merupakan  ruang hidup dalam kehidupan seharihari dan memberikan integritas sistem nilai (individualisme, pasar dan pluralisme).
2. Hang Sung-joo (Kajian Korea Selatan) menyatakan masyarakat madani merupakan Kerangka hukum yang melindungi hak individu dan kemerdekaan berserikat, ruang publik untuk mengartikulasikan isu-isu politik, gerakangerakan masyarakat yang berdasar pada nilainilai budaya tertentu, kelompok inti yang menggerakan masyarakat melakukan modernisasi sosial ekonomi.
3. Anwar Ibrahim, menyatakan masyarakat madani merupakan sistem sosial yang subur yang diasaskan pada prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan perseorangan dengan kesetabilan masyarakat.
4. Syafi'i Maarif, secara filosofis Masyarakat Madani adalah sebuah masyarakat terbuka yang ditegakkan atas landasan nilai-nilai etik-moral transedental yang bersumber dari 'doktrin langit'.
5. Dawam Raharjo, menyatakan masyarakat madani merupakan Masyarakat yang bermoral, yang menjamin keseimbangan antara kebebasan perorangan dan kestabilan masyarakat, masyarakat yang mampu mendorong daya usaha dan inisiatif individu.
6. As. Hikam meminjam definisi Henningsen, dipahami sebagai pengelompokan dari anggota-anggota masyarakat sebagai warga negara mandiri yang dapat dengan bebas dan egaliter bertindak aktif dalam wacana dan praksis mengenai segala hal yang bekaitan dengan masalah kemasyarakatan pada umumnya.
7. Menurut Nurcholish Madjid, istilah "madani" mengacu pada "madinah". Sedangkan kata ini berasal dari kata dasar "dana-yadinu", yang berarti tunduk, patuh, atau taat. Dari kata dasar inilah terambil kata "din" untuk pengertian "agama", yaitu "ikatan ketaatan". Jadi istilah "masyarakat madani" yang mengacu pada kata "madinah" (kota) mengandung dalam dirinya konsep pola kehidupan bermasyarakat (bermukim) yang patuh, yaitu pada hukum, dalam hal ini hukum Allah, sebagaimana dipegang agama Islam, jadi God-centered.

Ciri-ciri Masyarakat Madani Menurut Bahmuller (1997):

1. Saling terintergrasinya individu -- individu eksklusif ke dalam kelompok masyarakat melalui aliansi dan kontrak sosial.
2. Kekuasaan tersebar merata di semua lapisan masyarakat sehingga dominasi kalangan tertentu dapat diminimalisir dengan berbagai kekuatan alternatif yang ada.
3. Program-program pembangunan berbasis masyarakat dicukupi dan mayoritasnya dikuasai oleh negara.
4. Kreativitas masyarakat berkembang dengan cepat dan tidak dibatasi oleh rezim otoriter.
5. Kepentingan individu atas negaranya terjembatani dengan baik oleh berbagai macam organisasi volunteer yang dapat memberikan masukan berguna kepada para pemimpin di pemerintahan.
6. Loyalitas dan kepercayaan masyarakat meningkat. Masyarakat menjadi lebih saling percaya dan saling menghargai satu sama lain sehingga sifat ego dapat lebih dihindari.
7. Masyarakat dibebaskan melakukan berbagai kegiatan melalui lembagai sosial dari beragam perspektif.
8. Berupa Kemandirian, keswadayaan, kesukarelaan, keswasembadaan, dan keterikatan dengan norma dan nilai. Nilai-nilai yan dimaksud adalah nila-nilai persamaan, keterbukaan, partispasi dan toleransi.

Seperti pada kegiatan Posyandu di Dusun Langgarejo Desa Dadapan Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan. Kegiatan posyandu ini dapat memperbaiki taraf  kesehatan masyarakat madani. Posyandu yang ada di Dusun Langgerejo ini ada tiga jenis Posyandu yang pertama yaitu Posyandu balita, Posyandu remaja atau BKR, dan Posyandu lansia atau BKL. Di setiap kelompok pelayanan Posyandu pelayanannya itu berbeda-beda, pada pelayanan di balita itu biasa lebih memfokuskan pada memperbaiki taraf gizi balita mulai umur 0 sampai 5 tahun. Untuk Posyandu remaja atau BKR ini dimulai dari remaja usia 12 sampai 20 tahun Pada usia itu remaja lebih cenderung ingin mencoba dan mencoba dan untuk tidak salah dalam pemikirannya perlu diarahkan seperti pada seperti supaya tidak menikah di usia dini dan supaya bisa menunda kehamilan pada remaja muda yang menikah di usia dini. Untuk Posyandu lansia atau KBL yang usianya dari 59 tahun sampai Lanjut Usia ada juga Pra-lansia dari umur 40 sampai 59 tahun biasa pada pra-lansia dan lansia Posyandu ini lebih ke mengecek kontrol darah seperti pada tekanan darah, gula darah. selain itu juga biasa dilakukan pengecekan pada kolesterol, asam urat dan lain sebaginya, hal ini  sangat dibutuhkan untuk para lansia lansia yang ada di daerah dusun langgarejo ini.

Menurut Ibu Khusnul Khotimah selaku Kepala Kader Posyandu Dusun Langgarejo. Antusias masyarakat yang ada di Dusun Langgarejo ini sangat bagus sekali hampir 100%  dari balita hingga Lansia yang ada di Dusun ini semuanya mengikuti Posyandu yang telah dilaksanakan. Seperti pada  KBR yang disisipkan pada kegiatan IPPNU dan IPNU yang telah disiapkan oleh kader Posyandu untuk memimpin para remaja yang ada di Dusun langgarejo ini. Nah untuk Posyandu lansia atau KBL ini biasa dilakukan pada hari Senin Pon, dilakukan Posyandu di balai Dusun Langgarejo. Antusiasme para masyarakat pra lansia dan lansia sangat baik, bahkan mereka sangat menunggu-nunggu waktu kegiatan Posyandu ini dilaksanakan karena dalam nuansa KBL ini selain untuk bertujuan untuk menyehatkan para masyarakat di Dusun Langgarejo ini kegiatan ini juga digunakan untuk saling berwawasan saling bersilaturahmi antar sesama dan saling merekatkan jiwa masyarakat yang Madani. Selain itu menurut Ibu Khusnul Khotimah selaku narasumber dari mahasiswi beliau menyatakan bahwa masyarakat yang ada di Dusun Langgarejo merasa senang dan bahagia dengan adanya prosedur Posyandu balita remaja maupun lansia dan para lansia mereka merasa hal ini sangat bermanfaat dengan adanya Posyandu gratis ini. Beliau berkata "balita bahagia remaja bahagia lansia bahagia."

Kesimpulan dari penulis, dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu ini bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat, kerukunan, dan perdamaian antar masyarakat. Berdasar prosedur tata kerja sekaligus perlaksanaan kegiatan Posyandu yang dilakukan secara merata dan tanpa mebeda-bedakan. Hal ini juga sesuai dengan ciri-ciri masyarakat madani menurut Bahmuller, baik dari segi keaktivan masyarakat, loyalitas, hingga pada program-program yang sudah terlaksana.

Selain itu pada kegiatan Posyandu ini juga merupakan bentuk dari Masyarakat moderat atau seimbang dimana kegiatan kemanusiaan (dunia) dan Silaturahim (akhirat) masih saling berbaur dengan baik.