Mohon tunggu...
Ayub Simanjuntak
Ayub Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - The Truth Will Set You Free

Write what I feel

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Nature dan Nurture dalam Pemerolehan Bahasa

16 Februari 2024   21:07 Diperbarui: 17 Februari 2024   06:46 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa yang tak mengenal figur Tarzan. Tentu bukan pelawan terkenal Indonesia. Dalam novel tersebut, Tarzan adalah anak dari seorang bangsawan Inggris, John Clayton, dan istrinya, Alice. Mereka terdampar di wilayah hutan Afrika setelah kapal mereka diserang oleh para pemberontak. Ketika masih bayi, Tarzan kehilangan kedua orang tuanya: ibunya meninggal karena penyakit dan ayahnya dibunuh oleh Kerchak, pemimpin suku kera Mangani.

Setelah kematian orang tuanya, Tarzan diadopsi oleh Kala, induk kera Mangani yang merawatnya dan membesarkannya seperti anaknya sendiri. Di antara kera Mangani, Tarzan belajar bertahan hidup, berburu, dan berkomunikasi dengan hewan-hewan hutan.

Seperti yang digambarkan aslinya, Tarzan atau John Clayton sangat cerdas dan pandai berbicara, dan tidak berbicara dalam bahasa Inggris yang patah-patah seperti yang digambarkan dalam film-film klasik tahun 1930-an. Dia dapat berkomunikasi dengan banyak spesies hewan hutan, dan telah terbukti sebagai seorang impresionis yang terampil, mampu menirukan suara tembakan dengan sempurna.

Sebelum Tarzan bertemu dengan orang yang berbicara bahasa Inggris, dia sudah terbiasa dengan bahasa tersebut. Ketika masih muda, dia menghabiskan waktu di pondok kayu dan belajar dari buku-buku bacaan anak-anak. Dengan semangat belajar yang besar, Tarzan berhasil membaca seluruh koleksi buku ayahnya, yang meliputi topik-topik seperti geografi, sejarah, dan sejarah keluarganya.

Tarzan merupakan sebuah fiksi akan adanya hubungan antara nurture dengan nature dalam hal berbahasa.  Nurture dan nature adalah dua buah teori yang menjadi perdebatan sengit sekitar akhir tahun lima puluhan antara psikolog Harvard dan professor Linguistik M.I.T Noam Chomsky.

Debat tentang peran "nurture" (pengasuhan atau lingkungan) dan "nature" (bawaan atau genetik) dalam pemerolehan bahasa telah menjadi topik yang kontroversial dan mendalam dalam bidang psikolinguistik dan perkembangan manusia. Secara umum, "nurture" mengacu pada pengaruh lingkungan, pengalaman, dan pembelajaran dalam perkembangan bahasa seseorang, sedangkan "nature" mencakup faktor-faktor bawaan seperti predisposisi genetik dan struktur otak.

Pendukung teori "nurture" atau pro B.F Skinner berpendapat bahwa lingkungan sosial, interaksi dengan orang lain, pengajaran, dan pengalaman merupakan faktor utama yang membentuk pemerolehan bahasa. Mereka menunjukkan bahwa anak-anak belajar bahasa dengan meniru dan berinteraksi dengan lingkungan mereka, termasuk orang dewasa dan anak-anak lain. Bukti-bukti dukungan untuk teori ini termasuk penelitian tentang bagaimana anak-anak yang dibesarkan di lingkungan bilingual mengembangkan kemampuan bahasa ganda dan bagaimana anak-anak yang kurang mendapatkan interaksi sosial biasanya mengalami keterlambatan dalam perkembangan bahasa.

Di sisi lain, pendukung teori "nature" atau pro Noam Chomsky menyoroti peran predisposisi genetik dan struktur otak dalam pemerolehan bahasa. Mereka menunjukkan bahwa sebagian besar anak-anak dapat memperoleh bahasa dengan cepat dan dengan sedikit instruksi formal, menunjukkan adanya kemampuan bawaan untuk memahami struktur dan aturan bahasa. Bukti dukungan untuk teori ini meliputi penelitian tentang kemampuan bahasa yang dimiliki anak-anak sejak lahir, serta studi tentang kelainan genetik yang memengaruhi kemampuan bahasa.

sumber: Noam Chomsky (gettyimages.com)
sumber: Noam Chomsky (gettyimages.com)

Namun, penting untuk diingat bahwa kebanyakan penelitian menunjukkan bahwa pemerolehan bahasa adalah hasil dari interaksi yang kompleks antara faktor "nurture" dan "nature". Lingkungan sosial, pengajaran, dan pengalaman berinteraksi dengan predisposisi genetik individu dalam membentuk perkembangan bahasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun