Mohon tunggu...
Ayu Martaning Yogi A
Ayu Martaning Yogi A Mohon Tunggu... Just ordinary girl

Menyukai Dunia Literasi, Tertarik pada Topik Ekonomi, Sosial, Budaya, serta Pengembangan Diri

Selanjutnya

Tutup

Financial

Gadaikan Emasmu Bukan Mimpimu: Dari Loket Pegadaian Menuju Panggung Wisuda

15 Oktober 2025   21:51 Diperbarui: 15 Oktober 2025   21:51 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Desain Pribadi dan sahabat. pegadaian.co.id

"Hidup yang tidak dipertaruhkan, tidak akan dimenangkan", Najwa Shihab

Pilihan untuk tetap berkarir atau berhenti sejenak untuk melanjutkan studi S2 adalah pilihan yang berat bagi Ayu di tahun 2018 lalu. Seorang wanita asal Kabupaten Grobogan Provinsi Jawa Tengah itu memang memiliki cita-cita untuk menjadi seorang dosen sekaligus praktisi di bidang akuntansi. Cita-cita yang tidak murah karena untuk menjadi seorang dosen, ia harus melanjutkan studi S2 dan sejenak vakum dari karirnya sebagai auditor di sebuah kantor akuntan publik.

Keputusan besar akhirnya diambil, Ayu memutuskan untuk melanjutkan studi S2 pada Program Studi Sains Akuntansi di Universitas Gadjah Mada (UGM). Ia memilih untuk mempertaruhkan karirnya demi memenangkan mimpi-mimpinya. Sayangnya, perjalanan meraih mimpi ternyata penuh lika-liku. Biaya kuliah di semester terakhirnya sempat hampir tersendat. Perencanaan keuangan yang kurang matang berimbas pada saldo tabungan yang semakin menipis, ia terancam tidak bisa membayar biaya kuliah di semester itu dan konsekuensinya adalah cuti selama satu semester. Cuti kuliah berarti menunda kelulusan yang hampir di depan mata.

Ijazah dan Emas LM yang Sempat Digadaikan, Sumber Gambar: Dokumen Pribadi
Ijazah dan Emas LM yang Sempat Digadaikan, Sumber Gambar: Dokumen Pribadi

Singkat cerita, Ayu mengingat bahwa ia memiliki simpanan berupa 3 keping emas yang ia beli secara bertahap dari gajinya di tahun 2015. Menurutnya terlalu disayangkan jika ia langsung menjual simpanan emasnya, akhirnya ia memilih untuk menggadaikan 2 keping emasnya di Pegadaian. Bukan tanpa alasan, gadai emas di Pegadaian dipilih Ayu agar ia bisa segera memperoleh uang tunai namun tetap berkesempatan mendapatkan emas-emasnya kembali di kemudian hari dengan cara dicicil.

Pegadaian Andalan Tiga Generasi

Sebelah utara Alun-alun Purwodadi di Kabupaten Grobogan terdapat sebuah bangunan yang cukup familiar bagi masyarakat sekitar. Bangunan bertembok putih dan terdapat logo yang menonjolkan identitas bangunan tersebut. Logo itu berupa kombinasi tiga lingkaran hijau ditambahkan dengan unsur timbangan pada salah satu lingkarannya. Bangunan itu adalah PT. Pegadaian Cabang Pusat (CP) Purwodadi, Grobogan.

PT. Pegadaian CP Purwodadi Grobogan, Sumber Gambar: Dokumen Pribadi
PT. Pegadaian CP Purwodadi Grobogan, Sumber Gambar: Dokumen Pribadi

Tempat itu bukanlah tempat yang asing bagi Ayu. Sejak bersekolah di Taman Kanak-kanak, sang Nenek sering mengajak Ayu ke kantor Pegadaian itu. Biasanya, sang Nenek ke Pegadaian untuk membayar cicilan atas perhiasan emas yang digadaikannya. Saat Ayu beranjak remaja, ia pun beberapa kali menemani ibunya berkunjung ke Pegadaian untuk beberapa keperluan seperti gadai emas, membayar cicilan, atau menebus kembali perhiasan yang digadaikan.

Ibu dan Nenek Ayu sama-sama memiliki kebiasaan menyisihkan uang yang mereka dapatkan sedikit demi sedikit, kemudian uangnya digunakan untuk membeli perhiasan emas. Selain digunakan untuk menghias diri, emas tersebut memang digunakan sebagai tabungan saat kondisi darurat. Terlebih, emas dianggap sebagai instrumen yang tahan inflasi, sehingga harganya cenderung naik dari tahun ke tahun.

Kebiasaan menabung emas coba diikuti oleh Ayu, namun bedanya ia tidak menyukai perhiasan sehingga emas yang dibelinya dalam bentuk batangan. Pada tahun 2015, Ayu membeli 3 emas LM dengan berat masing sebesar 5 gram. Ia membelinya secara bertahap dengan kisaran harga sebesar Rp2.500.000,00 sampai Rp2.600.000,00. Sekitar Bulan Agustus 2020, saat ia terkendala biaya kuliah maka ia memutuskan untuk menggadaikan 2 keping emas yang dimilikinya ke Pegadaian. Saat itu, uang hasil gadai emas yang diperolehnya kurang lebih Rp8.000.000,00. Nominal yang sangat cukup untuk menutup kekurangan biaya kuliahnya. Berdasarkan pengalaman itu, Ayu jadi paham makna jargon Pegadaian yaitu "Mengatasi Masalah Tanpa Masalah" karena melalui gadai emas di Pegadaian maka penyelesaian kuliahnya tidak jadi tertunda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun