Mohon tunggu...
Ayu Saptarika
Ayu Saptarika Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Novelis '3 ON 3', BusDev, Traveller, Instagram: @ayuliqui

For writing inquiries DM my Instagram @ayuliqui. Book sell at Kinokuniya Grand Indonesia. E-book '3 ON 3' at Lontara Apps.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pesona Sumba Barat Daya dan Isu Kemanusiaan

2 November 2019   10:35 Diperbarui: 4 November 2019   09:14 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kampung Adat Ratenggaro. Sumber: Jeffrey Sukardi

Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan alam yang indah. Ada 22 kabupaten yang dapat dijelajahi di NTT. Salah satu kabupaten yang menarik dikunjungi adalah Sumba Barat Daya dengan kota Tambolaka sebagai pusat pemerintahan. Simak ulasannya di bawah ini!

Pariwisata Eksotik 

Berkunjung ke Sumba Barat Daya singgahlah sejenak di Pantai Mbawana. Pantai indah yang bertebing tinggi dan berkarang bolong ini dapat dicapai dengan berkendara 1 jam dari Tambolaka. Bila tak ingin bertemu keramaian, datanglah pagi hari atau sore menjelang senja sehingga Anda bisa puas menikmati pemandangan laut dan berfoto.

Lanjutkan perjalanan Anda ke Kampung Adat Ratenggaro, sebuah area rumah adat beratap tinggi khas Sumba yang eksotik. Di area perumahan adat ini Anda bisa melihat kubur batu kuno zaman megalitikum. Selain itu, di Ratenggaro juga terdapat pantai. Anda bisa sewa kuda dari penduduk lokal untuk menjelajah tepi pantainya.

Pantai Mbawana. Sumber: Jeffrey Sukardi
Pantai Mbawana. Sumber: Jeffrey Sukardi

Dari Ratenggaro, wisatawan dapat singgah ke danau Weekuri atau juga sering dikenal sebagai Laguna Weekuri yang terletak di wilayah Kodi Utara. Selain untuk jalan-jalan dan berenang, danau ini juga favorit sebagai  tempat menanti senja. Perlu dicatat pula, kabupaten Sumba Barat Daya juga memiliki resort Nihiwatu yang dinobatkan sebagai resort terbaik di dunia tahun 2016 versi majalah wisata Travel+Leisure.  

Penasaran dengan aktivitas unik warga? Bulan Februari-Maret terdapat perlombaan ketangkasan di mana peserta saling melempar lembing sambil berkuda. Kegiatan ini disebut Festival Pasola yang merupakan kegiatan persaudaraan, kultur religious lokal, sekaligus ungkapan syukur. Banyak wisatawan mancanegara datang dan mengabadikannya melalui lensa kamera di momen spesial ini.

Danau Weekuri. Sumber: Jeffrey Sukardi
Danau Weekuri. Sumber: Jeffrey Sukardi

Sumba Barat Daya Dalam Angka

Selain pariwisata, kehidupan masyarakat Sumba Barat Daya patut diberi perhatian. Bukan kehidupan 'gemerlapan' yang dimaksud, melainkan masyarakat di sini masih banyak yang tertinggal dari sisi perekonomian, pendidikan, dan kesehatan sehingga membutuhkan uluran tangan dari kita semua.

Isu kemanusiaan seperti perdagangan orang (human trafficking) yang kerap dikemas 'menggiurkan' melalui ajakan menjadi buruh migran sering mengecoh penduduk lokal. Tak jarang, personil yang menjadi buruh migran turut mengalami kekerasan fisik dan mental saat berada di tempat tujuan.

Festival Pasola. Sumber: Jeffrey Sukardi
Festival Pasola. Sumber: Jeffrey Sukardi

Menurut laporan Sumba Barat Daya Dalam Angka 2019, kabupaten ini memiliki 11 kecamatan dengan proyeksi jumlah penduduk di tahun 2018 (usia 0 - >75 tahun) sebesar 338.427 orang.  Jumlah sekolah negeri dan swasta di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2018/2019: TK 96 unit sekolah, SD 248 unit sekolah, SMP 97 unit sekolah, SMA 21 unit sekolah, dan SMK 34 unit sekolah.

Survey Angkatan Kerja Nasional 2018 menyatakan penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja di kabupaten Sumba Barat Daya berjumlah 155.953 orang. Dari jumlah itu yang tamat SD sebanyak 38.203 orang, tidak punya ijasah SD 59.724, tamat SMP/Paket B 26.442 orang, tamat SMA/ Paket C 23.396 orang, tamat Diploma I/II/II 1.448 orang, dan tamat D IV/S1 sebanyak 6.740 orang.

Pesona Sumba Barat Daya. Sumber: Jeffrey Sukardi
Pesona Sumba Barat Daya. Sumber: Jeffrey Sukardi

Dari survey tersebut dapat disimpulkan jumlah penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja dan tamat Diploma dan S1 hanya sekitar 5% saja. Turut dikemukakan lapangan usaha terbanyak pertama adalah pertanian, kehutanan, perburuan, dan penggalian sebesar 118.488 orang; terbanyak ke-2 bidang manufaktur 8.583 orang; terbanyak ke-3 bidang jasa pendidikan, kesehatan, dan kegiatan sosial 7.630 orang. 

Komunitas JRUK Sumba

Keprihatinan atas keterbelakangan penduduk Sumba Barat Daya menggugah Ronaldus Asto Dadut, S.KM melakukan gerakan kemanusiaan. Pemuda kelahiran tahun 1992 ini dengan sukarela memberi edukasi tentang bahaya perdagangan manusia yang merugikan dan melanggar HAM. Tata cara menjadi tenaga kerja sesuai aturan turut ia sampaikan saat memberi edukasi pada warga lokal.

Pada tanggal 14 Oktober 2014, ia mendirikan komunitas yang diberi nama Jaringan Relawan Untuk Kemanusiaan Sumba (disingkat JRUK Sumba). Fokus dari kegiatan komunitas ini adalah edukasi warga lokal mengenai perdagangan manusia, pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat, merintis rumah baca dan tentu saja bervisi untuk Sumba yang lebih baik.

Ronaldus Asto Dadut S.KM (tenun biru) Pendiri JRUK Sumba. Sumber: Dok. Ronaldus Asto
Ronaldus Asto Dadut S.KM (tenun biru) Pendiri JRUK Sumba. Sumber: Dok. Ronaldus Asto

"Awalnya, gerakan ini saya lakukan sukarela bersama Suster Marcela. Kami berkunjung ke desa-desa dan memberi penyuluhan gratis tentang bahaya perdagangan manusia," jelas pria yang akrab dipanggil Asto, peraih penghargaan Satu Indonesia Awards 2017 PT. Astra Internasional Tbk., Bidang Kesehatan.

Sebagai informasi, Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards merupakan penghargaan bagi generasi muda yang tak kenal lelah memberi manfaat bagi masyarakat di seluruh penjuru tanah air. Adapun kegiatan ini merupakan bagian dari program tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) PT. Astra International Tbk. 

Asto turut mengemukakan penyebab utama perdagangan orang di wilayah ini adalah rendahnya pendidikan, kemiskinan, serta terbatasnya informasi mengenai buruh migran. Warga lokal juga kurang memahami risiko yang dapat terjadi dari profesi buruh  migran tersebut.

Asto Memberikan Penyuluhan di Rumah Ibadat. Sumber: Dok. JRUK Sumba
Asto Memberikan Penyuluhan di Rumah Ibadat. Sumber: Dok. JRUK Sumba

"Warga sering terburu-buru daftar bila ada kesempatan jadi buruh migran. Mereka beranggapan peluang itu dapat memberikan nasib baik. Sayangnya, mereka malah terjebak dalam aktivitas perdagangan manusia," papar Asto lagi.

Saat ini, sekitar 60 relawan muda berusia 20-40 tahun dari Sumba maupun luar Sumba sudah bergabung dalam komunitas JRUK Sumba. Asto juga mengemukakan bahwa penyuluhan dan kegiatan JRUK Sumba merupakan panggilan kemanusiaan yang dilakukan konsisten bagi masyarakat yang kurang mampu.

Bersama donatur, Asto turut mendirikan "Rumah Baca". Hingga kini, JRUK Sumba sudah merintis 10 Taman Baca Masyarakat yang tersebar di empat kabupaten Sumba. Kegiatan edukasi membaca, menulis, berhitung untuk usia SD dan PAUD dilakukan sebagai upaya mengentaskan kemiskinan serta buta aksara.

Penyuluhan JRUK Sumba di Desa-Desa. Sumber: Dok. JRUK Sumba
Penyuluhan JRUK Sumba di Desa-Desa. Sumber: Dok. JRUK Sumba

Komunitas JRUK Sumba bersama para mitra juga memberi perhatian pada masalah kesehatan. Pada bulan Juli 2019 yang lalu, bekerjasama dengan donatur dari Jakarta telah melakukan kegiatan perawatan kesehatan gigi dan mulut bagi warga setempat. Asto berharap kegiatan perawatan kesehatan seperti ini dapat rutin dilakukan bersama mitra-mitra yang berminat dan peduli pada masyarakat Sumba.

Jika seorang Ronaldus Asto bisa melakukan hal mulia bagi masyarakat dengan segala keterbatasan di daerahnya, apalagi Anda yang hidup di perkotaan. Uluran tangan Anda bagi masyarakat Sumba sangat dinantikan. Anda bisa berbagi secara pribadi maupun bermitra dengan komunitas seperti JRUK Sumba untuk berpartisipasi memajukan saudara-saudari kita yang masih tertinggal.

Akhir kata, memberi adalah salah satu bentuk rasa syukur atas rahmat dari Yang Maha Esa. No one has ever become poor by giving! 

Narasumber: Ronaldus Asto Dadut, S.KM (@ronald.asto)
Fotografer: Jeffrey Sukardi, Dok. Ronaldus Asto & JRUK Sumba
JRUK Sumba dapat diakses melalui Instagram: @JRUK.Sumba dan @ronald.asto
Artikel lain, foto, dan video perjalanan Sumba dan Rote karya penulis dapat dilihat pada link di bawah ini:
https://www.thejakartapost.com/travel/2019/08/12/the-unforgettable-rote-island.html
https://www.thejakartapost.com/travel/2019/07/03/east-sumba-and-its-unforgettable-beauty.html


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun