Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Air Cuci Ikan, Air Kehidupan bagi Tanaman

27 September 2021   05:51 Diperbarui: 27 September 2021   13:59 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Air cuci ikan, merupakan limbah dapur yang umumnya dibuang langsung ke saluran pembuangan. Selain berbau amis, air cuci ikan juga berwarna kemerahan dan mengundang perasaan jijik.

Tapi, semasa saya kanak-kanak, Bapak mengajarkan tips merawat tanaman dari air cuci ikan (yang pertama). Menyiram yang berarti membasahi tanahnya yang kering, sekaligus memberi pupuk dari kandungan unsur hara di dalamnya. Wah!

Saat itu, jujur saya merasa ganjil. Sebab lazimnya menyiram tanaman dengan air biasa dari sumur atau tadahan air hujan. 

Itulah yang terjadi di setiap hutan, semak dan rawa, bukan? Hujan bekerja menghidupkan tumbuhan dari akar sampai ujung daunnya.

Namun saya mematuhi tanpa sekalipun mengkhianati. Maksud saya, semasa sekolah dasar saya sudah membersihkan ikan dan memasak sayur dan lauknya. Ini saya lakukan setiap hari untuk kami santap siang. Kecuali ibu yang baru pulang bekerja pukul tujuh malam.

Kandungan dalam air cuci ikan

Kebiasaan menyiram tanaman dengan air cuci ikan, berlangsung hingga sekarang. Bedanya, saya sudah mengetahui mengapa air cuci ikan, baik untuk kehidupan dan kesuburan tanaman.

Ikan sebagai sumber protein, maka secara kimia, juga tinggi nitrogen serta senyawa karbon di dalamnya.

Unsur hara lainnya adalah fosfor (P), kalium (K), besi (Fe), kalsium (Ca), mangan (Mn), magnesium (Mg), seng (Zn). Termasuk pula vitamin A, D, B6 serta B12.

Kesemuanya itu, berperan penting untuk kesuburan tanah dan tanaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun