Kasus Pak Madi
Seorang lanjut usia, sebut saja Pak Madi, mempunyai kebiasaan banyak berpikir, banyak mengingat, dan banyak menganalisa setiap kejadian yang menimpa diri maupun anggota keluarganya, sejak ia masih muda.
Misal, ketika almarhumah istrinya sudah dua tahun berpulang, Pak Madi masih saja teringat detil perselisihan istrinya dengan saudara Bu Madi sendiri. Ia kesal karena sang ipar selalu menjadikan Bu Madi sebagai korban, guna mencari muka di depan orang tua mereka.
Bukankah itu tidak berguna untuk selalu dipikirkan, bahkan diperbincangkan pada anak Pak Madi?
Sepeninggal istrinya, Pak Madi bertambah kurus saja, bahkan tidak mempunyai relasi yang baik dengan ipar-iparnya. Lalu, dengan cara apakah ia akan menghabiskan hari tuanya?
Sekali lagi, overthinking akan berdampak buruk apabila Anda menurutinya. Selain yang sudah disebutkan di atas, juga susah berkonsentrasi, sulit untuk maju/move on, dan perasaan tidak bahagia yang berlarut-larut tentu.
Lalu, adakah overthinking yang mengarah ke positip?
Tentu saja ada.Â
Pernahkah Anda menduga-duga, apa yang mendasari seseorang mempunyai ide membuat pesawat terbang?
Mungkin hanya dari melihat bagaimana burung dan kelelawar bisa terbang, timbul ide seorang Armen Firman terbang menggunakan baju rancangannya, yang kelak justru menjadi cikal bakal pembuatan parasut.
Ide  Armen yang menemukan kegagalan, kemudian dikoreksi dan dipelajari oleh ilmuwan muslim, Abbas Ibn Firnas (Spanyol). Abbas melakukan percobaan demi percobaan hingga di tahun 852 berhasil terbang selama sepuluh menit. Ia mengalami cedera berat saat pendaratan. Namum catatan-catatan penting Abbas, dijadikan dasar pembuatan pesawat terbang oleh penemu Eropa selanjutnya.
