Diare merupakan salah satu gangguan pada sistem pencernaan yang sering terjadi dan dapat membahayakan penderitanya, terutama bagi anak-anak dan balita. Berdasarkan data dari WHO (World Health Organization), penyakit diare merupakan penyebab kematian ketiga pada anak usia 1-59 bulan. Setiap tahunnya, diare menyebabkan kematian sekitar 443.832 jiwa anak usia 5 tahun dan 50.851 jiwa anak berusia 5 hingga 9 tahun. Secara global, hampir 1,7 miliar kasus penyakit diare pada anak setiap tahunnya.Â
Lantas apa yang menjadi penyebab diare?
Sebelum membahas penyebab diare, kita harus tahu apa itu diare. Diare merupakan kondisi dimana seseorang mengalami peningkatan frekuensi buang air besar dengan tekstur feses yang cair atau encer. Kondisi diare bisa juga disertai oleh gejala lain seperti mual, muntah, kram perut, dan juga penurunan berat badan. Beberapa penyebab dari diare menurut kemenkes yakniÂ
- Infeksi usus akibat virus (rotavirus), bakteri (E.coli), ataupun parasit (giardia) merupakan penyebab paling umum dari diare.Â
- Intoleran makanan. Diare sebagai reaksi terhadap makanan tertentu seperti intoleran laktosa.Â
- Obat-obatan. Diare sebagai efek samping dari mengkonsumsi obat-obatan tertentu.
- Kondisi pencernaan kronis. Diare juga dapat disebabkan oleh penyakit seperti penyakit Crohn, kolitis ulserativa, dan juga sindrom iritasi usus.Â
- Stres dan kecemasan. Kondisi psikologi seringkali memengaruhi sistem pencernaan sehingga menyebabkan diare.
Bagaimana mencegahnya?
Pencegahan terhadap penyakit diare dapat dilakukan dengan rutin mencuci tangan dengan sabun, mengkonsumsi makanan yang bersih dan sehat, perbaikan sanitasi di lingkungan tinggal, pemberian ASI pada bayi, manajemen limbah yang baik utamanya limbah tinja dan popok, serta imunisasi campak dan rotavirus. Pencegahan ini bukan hanya tugas bagi ibu terhadap anak saja, namun semua anggota keluarga bahkan masyarakat sekitar juga berperan penting dalam menekan angka prevalensi penyakit diare terhadap anak. Dengan pencegahan ini, diperkirakan jumlah kematian akibat diare dapat menurun hingga 50%.Â
Pertolongan pertama bagi penderita diare
Apabila tidak dilakukan pertolongan pertama pada penderita diare, akan menyebabkan penderitanya kehilangan cairan dalam tubuhnya sehingga dapat mengancam jiwanya. Pertolongan pertama yang dapat diberikan pada penderita diare adalahÂ
- Membuat larutan garam gula (oralit),Â
- Minum teh pahit,
- Minum rebusan daun jambu biji,Â
- Berikan cairan lebih banyak dari biasanya,Â
- Berikan nutrisi yang cukup, sertaÂ
- Berikan susu atau obat diare.
Adanya cara pertolongan pertama terhadap diare ini diharapkan dapat mengurangi gejalanya bahkan membantu untuk menyembuhkan penyakit diare.Â
Kesimpulannya, diare merupakan gangguan pada sistem pencernaan yang sangat umum terjadi dan dapat membahayakan, terutama pada anak-anak, balita, maupun bayi. Penyakit ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi, intoleransi makanan, efek samping obat, hingga kondisi pencernaan kronis. Pencegahan dari penyakit diare ini dapat dimulai dari rajin mencuci tangan, menjaga kebersihan baik diri maupun lingkungan, hingga imunisasi. Selain itu, penanganan pertama yang efektif seperti pemberian oralit dan asupan cairan yang cukup sangat penting untuk mencegah keterparahan penyakit diare. Dengan adanya upaya pencegahan dan penanganan ini diharapkan dapat menekan angka prevalensi penderita diare secara signifikan, sehingga kesehatan sistem pencernaan dan kualitas hidup dapat terjamin sehatnya.Â
"Menjaga sistem pencernaan bukan hanya sekedar terhindar dari sakit perut, namun juga tabungan untuk hidup sehatÂ