Mohon tunggu...
Holifatul Hasanah
Holifatul Hasanah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Tadris Ips 2 IAIN Jember

Sebuah PERMATA Tidak Akan Bisa Dipoles Tanpa Gesekan, Demikian Juga Seseorang Tidak Akan Bisa SUKSES Tanpa Tantangan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Pendidikan Perenialisme

30 Mei 2020   11:16 Diperbarui: 30 Mei 2020   11:17 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

-Pengertian Filsafat Pendidikan Perenialisme

     Perenialisme berasal dari bahasa latin 'Perenis' atau 'perenial' dalam bahasa Inggris yang artinya abadi atau kekal, perenialisme merupakan suatu aliran filsafat pendidikan yang lahir karena adanya suatu reaksi terhadap pendidikan progresif.Perenialisme ini memandang situasi dunia ini penuh dengan kekacaun dan ketidak pastian terutama dalam kehidupan moral, intelektual dan sosio kultural,dan perenialisme memandang kepercayaan aksiomatis pada zaman kuno dan pada abat pertengahan perlu dijadikan sebagai konsep dasar filsafat pendidikan pada zaman sekarang.

-Pemikiran Tokoh Pendidikan Perenialisme

1.Robert Maynard Hutchins: Hutchins percaya untuk mendidik siswa untuk kebebasan, bahwa mereka harus dididik dalam seni liberal dan dia memandang seni liberal sebagai hal yang tidak terpisahkan untuk mempersiapkan kehidupan dan perenialis percaya bahwa membaca harus dilengkapi dengan investigasi timbal balik (antara guru dan siswa)

2.Ortimer J.Adler: dia mengatakan bahwa salah satu pendukung perenialisme ini adalah manusia yang terkait dengan hakikat yang senantiasa seperti itu sepanjang hidupnya,maka tentulah manusia memiliki kepentingan yang terkait dengan program hal pendidikan yang tidak memiliki peradaban masa tertentu,dan dalam hal ini Ortimer J.Adler mengungkapkan bahwa manusia adalah dari perwujudan dari segala perwujudan yang berkenaan dengan kemampuan yang dimiliki subyek yang aktif dan dapat melakukan tindakan-tindakan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun