Mohon tunggu...
Ayied Muhammad Riduan
Ayied Muhammad Riduan Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Subuh, Kopi dan Keyboard yang menyala.

Cowok tulen dari pedalaman Kalimantan yang bermimpi www.ayied.net dapat di kenal luas dan memberikan manfaat untuk banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kisah Pejuang Aksara di Pelosok Desa Tumbang Baraoi, Kalimantan Tengah

28 Juli 2019   11:50 Diperbarui: 28 Juli 2019   11:54 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: tumbangbaroi.com

"Tidak setiap orang bisa membaca, maka beruntunglah orang-orang yang bisa membaca...
Tidak setiap orang yang bisa membaca bisa menulis, maka beruntunglah orang-orang yang bisa membaca dan menulis..."

Muhammad Jumani mungkin adalah salah satu orang yang beruntung itu karena bisa mendapatkan pendidikan yang layak hingga perguruan tinggi. Ia menyadari benar akan hal ini, karena tidak semua teman-temannya bisa sekolah dan menamatkan kuliah seperti dirinya. 

Pria kelahiran 22 Februari 1985 ini pada mulanya seperti kebanyakan pemuda lainnya, yang hidup di perkotaan dengan segala kemudahan dan fasilitas yang bisa dinikmati. Namun, takdir Tuhan membawa ia ke sebuah desa di pelosok Kalimantan Tengah bernama Desa Tumbang Baraoi kecamatan Petak Malai Kabupaten Katingan. 

Sebagai seorang lulusan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan jurusan Pendidikan Biologi, sudah pasti dunia kerjanya tidak jauh-jauh dari hal mengajar. Tapi, tidak pernah terbayangkan sebelumnya, ia akan mengajar di daerah yang jauh serta minim fasilitas. Segala kemudahan yang selama ini ia nikmati, mau tidak mau harus ditinggalkan untuk sementara waktu.

sumber: dokpri
sumber: dokpri
Tepatnya pada tahun 2014, ia mendapat tugas sebagai tenaga pengajar di SMAN 1 Petak Malai. Ada begitu banyak tantangan yang harus dihadapi ketika bekerja dan tinggal di desa Tumbang Baraoi, seperti akses jalan yang masih jauh dari kata layak untuk sebuah jalan kecamatan, minimnya listrik, tidak adanya sinyal telepon seluler yang dapat memudahkan komunikasi, perbedaan budaya dan kebiasaan masyarakat setempat. 

Namun, diantara itu semua, ada satu hal yang membuat miris hati Jumani yaitu rendahnya minat baca anak-anak setempat. Hal ini bukan tanpa sebab, melainkan karena memang tidak ada sarana yang memfasilitasi untuk mereka bisa belajar dan membaca dengan layak, seperti ketersediaan buku, tempat belajar dan tenaga pendidik. Dengan alasan ini pula, Jumani bertekad ingin mendirikan Taman Baca Tumbang Baraoi.

Tidak ada yang mudah saat memulai sebuah ide, apalagi di tengah persepsi masyarakat setempat yang mengira apa yang dilakukan Jumani hanya sekedar untuk kepentingan  pribadi. Pernah suatu kali, proposal kegiatan yang diajukan Jumani ditolak. Namun ia tidak patah semangat. 

Belum lagi dana yang harus dikeluarkan untuk kegiatan Taman Baca Tumbang Baraoi ini, awal kegiatan masih belum banyak orang yang tertarik untuk bergabung dengan Jumani, otomatis untuk berjalannya kegiatan, tidak jarang Jumani harus rela mengeluarkan dana pribadi. 

Semua dilakukannya semata-mata hanya untuk membuat anak-anak Desa Tumbang Baraoi dan sekitarnya mendapatkan ilmu dan wawasan yang luas lewat buku, selain itu tentu saja agar minat baca anak-anak kembali tumbuh.

Sejak tahun 2014 hingga kini 2019, kurang lebih sudah 5 tahun Taman Baca Tumbang Baraoi berdiri. Banyak kegiatan yang dilakukan Jumani bersama tim untuk terus menjaga semangat membaca dan kegiatan literasi di bumi Katingan. 

Selain pengadaan buku bacaan berkualitas, ia bersama tim juga turut mengembangkan kegiatan lainnya seperti pelatihan usaha dan penggunaan komputer dasar, taman baca keliling dan rencana terbaru yang akan dilaksanakan untuk memperingati HUT RI yang ke 74 sekaligus merayakan 5 tahun berdirinya Taman Baca Tumbang Baraoi yaitu dengan mengadakan Kemah Literasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun