Mohon tunggu...
Yusuf Baktihar
Yusuf Baktihar Mohon Tunggu... Guru - Early Childhood Educator

parenting tips, dunia anak dan cerita orang-orang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kompleksitas Dunia Anak Terangkum dalam Lembar Buku Iqro

18 Mei 2020   00:19 Diperbarui: 18 Mei 2020   00:12 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pernahkah kita membaca sebuah tulisan yang sangat magis sehingga membuat kita larut dan menganggukkan kepala, sepakat tanpa bantahan? Teori super jitu yang secara sengaja sedang kita pelajari sebagai bekal untuk mendidik anak. Tapi kemudian setelah  mereka lahir,semua yang kita tahu itu berubah menjadi bola-bola sabun yang mudah hancur oleh gesekan.

Ternyata dunia anak-anak tidak bisa ditebak. Tak cukup rasanya satu buku sebagai panduan. Butuh satu perpustakaan untuk menerjemahkan satu prilaku anak. Hebatnya lagi, jika kita berhasil mempraktekkan hari ini, besok sudah tidak berfungsi lagi teorinya.

Sering kita dengar juga cerita dari para guru. Mereka sangat mudah mengajari anak didiknya, tapi giliran menyampaikan satu materi kepada anak sendiri itu sangat sulit. Butuh tenaga ekstra dan kekuatan super. Tak jarang banyak guru yang hebat di sekolah, tapi rapuh di rumah.

Ketidakteraturan dunia anak itu ternyata saya temukan polanya dalam buku fenomenal di kalangan anak madrasah jaman dulu. Barangkali masih ada yang mengingatnya, yaitu buku Iqro. Panduan dasar membaca Alqur'an yang sangat populer tanpa saingan di kalangan anak yang sedang melajar mengaji kala itu.

Di dalam metode yang dipakai oleh KH. As'ad Humam itu terdapat dua poin penting yang bisa kita terapkan dalam semua aspek pola asuh dan ajar anak di segala bidang. Yaitu introduction dan repeatation atau pengenalan dan pengulangan.

Pada halaman pertama misalnya mengenalkan satu huruf, maka pada halaman kedua sebelum mengenalkan huruf yang baru akan kita temukan huruf yang ada pada halaman pertama. Bahkan metode yang dipakai guru ngaji pun mengikutinya. Tanpa kita sadari, kita sedang mengulang materi lama sebelum ada materi baru. Ini sering dipakai oleh para ahli pendidikan anak untuk mengajarkan apapun.

Dalam ranah disiplin misalnya. Pertama kali sebelum diajarkan disiplin sederhana. Anak akan dikenalkan terlebih dahulu dengan apa yang harus dia lakukan. Seperti membuang sampah pada tempatnya. Jika itu belum dilakukan oleh anak-anak,para ahli biasanya akan mengulanginya lagi. Sampai terbentuk pola kebiasaan yang berbasis pada metode pengulangan.

Ini jarang dilakukan oleh orangtua dalam mendidik anaknya. Seringkali kita hanya selesai pada tahap pengenalan. Sehingga setelah kita kenalkan sebuah pelajaran untuk anak. Anak terkesan dipaksa untuk melakukan itu. Sehingga dampaknya apabila mereka tidak melakukannya, kita akan berpikir bahwa mereka itu keras kepala. Padahal kita belum mengulanginya secara terus-menerus.

Jika metode pengenalan dan pengulangan yang dipakai oleh penulis buku Iqro tersebut diterapkan oleh orangtua dalam mengasuh dan mendidik anaknya, maka anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter. Sebab karakter itu hanya bisa terbentuk oleh kebiasaan positif yang terjadi secara berulang-ulang.

Yusuf Baktihar, Trainer Tumbuh Kembang Bayi dan Guru Preschool

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun