Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kiat Menulis Cerpen, Sebaiknya Pengarang Jangan Masuk dalam Karangan

9 April 2021   20:00 Diperbarui: 9 April 2021   20:30 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Gambar oleh Anton Surkov (500px.com) via Pinterest 

"Ramalan aku."

"Huh, ge-er. 

Dari petikan dialog di atas bisa dikembangkan konflik. Terserah, kita mau fokus pada tokoh 'Aku', atau 'Is'. 

Selanjutnya, hindari banyak tokoh. Untuk cerpen cukup satu saja, lainnya hanya penguat cerita. Cerita cinta tentu ada pasangan, tapi tetap fokuskan pada satu tokoh saja. Penggambaran (deskripsi) watak tokoh juga jangan mengambil terlalu banyak. Entah tokoh itu ganteng, cantik, murah senyum, pemarah, humoris. Diceritakan sambil lalu saja, atau dimasukkan selintas dalam dialog. 

"Ternyata fitnah, ya, mengenai dirimu?"

"Soal apa?"

"Kata temen-temen kamu itu cantik. Ternyata setelah aku lihat sendiri, nggak, tuh."

"Ya, aku memang jelek."

"Ya, salah kalau ada orang bilang kamu itu cantik. Padahal kamu kan ..., lebih dari cantik, ya?"

***

Sama halnya deskripsi latar: Angin semilir, panas membara, kota yang kumuh, ombak, pantai, bla bla bla, sebaiknya dihindari, karena membuat cerita akan bertele-tele. Kecuali kalau deskripsi latar itu untuk menguatkan cerita, atau bisa diceritakan selintas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun