"Ramalan aku."
"Huh, ge-er.Â
Dari petikan dialog di atas bisa dikembangkan konflik. Terserah, kita mau fokus pada tokoh 'Aku', atau 'Is'.Â
Selanjutnya, hindari banyak tokoh. Untuk cerpen cukup satu saja, lainnya hanya penguat cerita. Cerita cinta tentu ada pasangan, tapi tetap fokuskan pada satu tokoh saja. Penggambaran (deskripsi) watak tokoh juga jangan mengambil terlalu banyak. Entah tokoh itu ganteng, cantik, murah senyum, pemarah, humoris. Diceritakan sambil lalu saja, atau dimasukkan selintas dalam dialog.Â
"Ternyata fitnah, ya, mengenai dirimu?"
"Soal apa?"
"Kata temen-temen kamu itu cantik. Ternyata setelah aku lihat sendiri, nggak, tuh."
"Ya, aku memang jelek."
"Ya, salah kalau ada orang bilang kamu itu cantik. Padahal kamu kan ..., lebih dari cantik, ya?"
***
Sama halnya deskripsi latar: Angin semilir, panas membara, kota yang kumuh, ombak, pantai, bla bla bla, sebaiknya dihindari, karena membuat cerita akan bertele-tele. Kecuali kalau deskripsi latar itu untuk menguatkan cerita, atau bisa diceritakan selintas.Â