Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kemerdekaan

20 April 2023   18:18 Diperbarui: 20 April 2023   18:27 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Perang berakhir kemarin. Tentara Dunia Bawah dihancurkan. Kerajaan diselamatkan dari perbudakan abadi.

Raja kita berdiri sebagai pemenang, memegangi kepala Kaisar yang jatuh, terpenggal oleh pedangnya yang perkasa. Semua mantra sihir punah. Kami bebas.

Itulah yang dikatakan Raja kepada kita. Kita bebas, kita telah melayani negeri dengan baik.

"Pulanglah sekarang, kawan," dia berteriak. "Singkirkan senjatamu dan bajak ladangmu. Gauli istrimu."

Dan mereka bersorak.

Tapi tidak semua dari kita.

Pulang ke rumah?

"Kembalilah ke gubukmu," dia seharusnya berkata.

Kembali ke istri dan keluarga kita?

Ya, kembali ke hidup kumuh, ke anak-anak kita yang kelaparan, istri kita yang tidak bergigi karena kurang gizi. Sementara Raja Agung kita dan para ksatrianya kembali ke kastil mereka. Ke meja yang meluap dengan hidangan dan gadis yang berbau harum semerbak mewangi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun