Mohon tunggu...
Ayah Farras
Ayah Farras Mohon Tunggu... Konsultan - mencoba menulis dengan rasa dan menjadi pesan baik

Tulisan adalah bagian dari personal dan tak terkait dengan institusi dan perusahaan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Idul Fitri 2020 Jadi Catatan Ingatan Bersejarah

24 Mei 2020   18:13 Diperbarui: 24 Mei 2020   18:12 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi ini 24 Mei 2020 sangat terasa dan berbeda di mana semua berlangsung tak seperti yang pernah saya lakukan sebelumnya. Sebenarnya waktu tidur yang kurang dan tugas WFH (Work From Home) mengenai tulisan untuk kantor hingga jam 4 pagi harus tetap dijalankan. Namanya juga tugas dan kewajiban yang nantinya jadi bahan "share" di siang harinya.

Pada malam harinya kami sekeluarga sepakat untuk shalat Idul Fitri di rumah saja meskipun mendengar ada tempat yang menjalankan sholat berjamaah dengan keramaian massa. Saya jujur tak mengerti atau mungkin kurang dalam perihal agama. Namun yang saya pikirkan ya perlu upaya menjaga diri dan keluarga dari sebaran Covid 19.

Jam setengah enam pagi saya tertidur dan coba dibangunkan anak saya " Ayah, bangun..sudah ditunggu di bawah, katanya sholat Id sama keluarga dan mbah jadi Imam-nya," kata anak saya coba bangunkan saya. Saya masih belum tersadar bahwa semalam sudah sepakat sholat di rumah. Telinga saya terdengar takbir dari speaker beberapa masjid dan saya tak sadar juga bahwa di masjid sekitar pemukiman sudah tidak mengadakan sholat Id berjamah. " Ade, ayah ketelatan ya buat berangkat ke masjid, sudah jam tujuh," kata saya mungkin setengah ngelindur. " anak saya menjawab," Ngga ayah, kan kita sholatnya di rumah bareng-bareng mbah," Kata Ade kepadaku.

Sontak aku bangun dan segera mandi dan bergegas turun ke lantai bawah. Ya ampun semuanya menunggu saya dengan sisa satu sajadah kosong terhampar dan saya tahu itu buat saya.

Sholat Id berjamaah di rumah pun berlangsung dengan khusyuk. Tak terasa dalam perjalanan sholat aku tahu sang Imam yang juga ayah saya terus sesegukan menangis. Sungguh saya tahu rasanya dalam kondisi seperti ini adalah sudah hal yang terbaik dalam beribadah dan nuansa spiritual lebih terbangun.

Sampai pada saatnya selesai sholat Id semua bersalaman dan saya cium tangan kedua orang tua. Seperti ada kata tak terucap namun sarat makna dalam diri semua yang ada dalam shalat Id pertama yang diadakan di rumah. Tak ada yang bisa ditanyakan mengapa kita harus seperti ini yang penting adalah kita hanya bisa menjalankan perintah yang mesti dijalankan.

Selesai sholat Id kami semua bergeming dari ruang utama rumah. Hanya diam dengan pintu menutup namun tak menahan diri jika ada yang mengetuk pintu. Sudah seperti biasanya pada tahun-tahun sebelumnya selesai shalat Id bersalaman dan memutar keliling rumah tetangga. Kali ini kami hanya berdiam diri mencoba mengerti keadaan yang berlangsung.

Saya sendiri tetap punya kewajiban silaturahmi menemui mertua yang juga berada dalam satu wilayah. Usai bersilaturahmi dan memohon maaf atas kesalahan lantas saya kembali pulang. Dalam perjalanan pulang banya rekan yang bertemu. Hanya bisa bersalaman jarak jauh tanpa bersentuhan sambil mengucapkan Minal Aidin Walfaidzin.

Saya sudah berfikir inilah "New Normal" pola hidup baru namun menjadi normal dilakukan sambil menunggu pandemik berakhir. Semoga saja kita semua mampu melewati ini semua dan kita mesti tahu semuanya sama-sama merasakan hal yang sama atas penyesuaian yang berlangsung. Selamat Hari Raya Idul Fitri 2020/1441 H Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum adalah Semoga Allah menerima (puasa) kita dan setiap tahun semoga kita senantiasa dalam kebaikan. (Isk

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun