Mohon tunggu...
Ayah Farras
Ayah Farras Mohon Tunggu... Konsultan - mencoba menulis dengan rasa dan menjadi pesan baik

Tulisan adalah bagian dari personal dan tak terkait dengan institusi dan perusahaan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pergi Renggut Jiwaku, Tuhan Lebih Sayang Nina ( Part I)

6 Desember 2019   18:16 Diperbarui: 6 Desember 2019   18:20 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(KOMPAS.com/eugenesergeev)

Matahari bersinar sangat cerah diantara celah aku dan kamu yang bergandengan. (gumam Nano dalam hati) "Ohhh rasanya tiadalah teman yang paling anu selain kamu Nina".

Jarak rumah Nina dan Nano lumayan cukup jauh jika diukur dengan jarak. Nina di pelosok suatu desa di Jawa Tengah  dan Nano ada di Selatan Jakarta dengan hiruk pikuknya aktivitas yang menggelayut setiap hari.

Blackberry curve 8310 dengan tombol bola tengah akrab di tangan Nano di keseharian. Dalam hal quota Nano tak pernah khawatir untuk menghubungi Nina nun jauh disana sebab ada pahe alias paket hemat dari salah satu provider yang bisa disetel mingguan atau bulanan khusus untuk BBM (Blackberry Mesengger) .

" Ahh koq tumben sekali ini internet koq lambreta banget," teriak Nano sambil menendang tong sampah samping kantor di suatu hari jelang malam. Hampir setiap saat paket quota tak terpakai karena Nino memang tinggal di Kantornya. "Sueeeee (sial) ...kalau begini mesti protes ke provider internet (kesal Nano dalam hati) ".

Suuurrrrrrrrr, dalam sekejap terkirimlah kata protes ke akun medsos yang dituju Nano." Kalau masih belum bisa kasih layanan bagus jangan dijual dulu, gue kesel ngga bisa leluasa chat sama Nina, buat Nina Sorry agak lambat ya (sambil mention akun twitter Nina)"umpat Nano via akunnya yang ternyata sering juga dilakukan tidak sekali dua kali setidaknya bisa meluapkan isi hati sekalian juga jadi keliatan eksistensinya di jagad online.

Apapun masalahnya malam ini harus tetap enjoy chattingan sama Nina yang selalu menunggu dengan setianya. Akhirnya terjadilah chatting yang syahdu malam itu khusus via BBM tanpa media lainnya seperti FB, Yahoo.

Pagi telah tiba Nano harus bangun sekalipun baru tidur jam empat pagi. " Apakabarnya kamu Nina sayang? semoga hari ini lancar semua ya kerjaannya mas doakan," ucapan rutin Nano untuk Nina tersayang yang juga menantikan ucapan itu setiap pagi.

Mata yang kuyu tak hentikan Nano bergegas dari sofa kantor yang masih nyaman untuk terus ditiduri jika saja dunia membolehkan Nano terus tidur.

Selesai mandi nano tetap saja tak terlihat rapih malah boleh dibilang kucel dan urakan karena memang itu gaya yang diinginkan. Pekerjaannya tak membutuhkan pertemuan dengan banyak orang atau bertemu dengan tamu karena dia bertugas menjaga tungku olahan branding produk untuk terus menyala dan bisa dibaca orang itu sudah cukup.

Langkah santai Nano mengantarkannya ke dapur untuk lakukan ritual setiap pagi datang sambil temani rokoknya. " Never care for what they do.....never care for what they say ....and I know," Nano bernyanyi kecil samakan lirik dengan lagu band cadas Metallica yang disetel dari komputer di meja kerjanya sambil mengaduk kopi.

Tak lama mendaratlah kopi di meja kerjanya dibawah tangga yang bebas hisap rokok sambil pantau hiruk pikuknya dunia maya. Tak lama nikmati kopi dan sebatang rokok menyala Nano kaget dan terhenyak karena bos agak tumben sekali datang pagi dan tentu ini membuat kaget Nano dan karyawan lainnya yang biasa datang pagi sekali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun