Mohon tunggu...
Nashwa Tsuraya
Nashwa Tsuraya Mohon Tunggu... Mahasiswa tingkat dua Universitas Negeri Jakarta

-

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Cinta pada Idol, Berbuah Kebaikan: Ketika Fan Project Kpop Menyentuh Isu Sosial

2 Mei 2025   19:14 Diperbarui: 2 Mei 2025   21:47 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 (Sumber: Sindonews)

Fanatik, obsesif, dan, toxic, merupakan tiga dari banyaknya streotip yang melekat pada fandom K-pop. Fandom merupakan komunitas yang terbentuk dari kumpulan individu dengan oleh ketertarikan dan antusiasme yang sama terhadap suatu hal. Dalam hal ini, julukan-julukan negatif telah menjadi santapan harian oleh penggemar K-pop sekaligus juga mantra yang terus diulang sampai akhirnya dipercaya sebagai kebenaran mutlak. Sebagian orang seringkali menggambarkan penggemar genre ini sebagai kaum yang kerap menghamburkan uang demi merch idola atau berperilaku toxic di media sosial. 

Namun, Di balik citra "gila idola" itu, bersembunyi bala bantuan kemanusiaan paling solid di jagat maya. Mereka dapat mengumpulkan ratusan juta rupiah dalam hitungan menit, bukan untuk fangirling, melainkan untuk berbagai aksi sosial yang tengah hangat di masyarakat. Kilas balik ke Februari lalu, ketika gerakan #IndonesiaGelap menggegerkan jagat maya sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Saat itu, fandom K-Pop se-tanah air bersatu bagai satu kesatuan, mengalihkan energi fangirling mereka menjadi perlawanan. Dengan kekuatan media sosial, tagar #CabutUUTNI dan #TolakRUUTNI yang digaungkan oleh fanbase K-Pop sukses menembus angka 1 juta unggahan serta menjadi trending topic dalam waktu singkat. 

(Sumber: IDN Times)
(Sumber: IDN Times)

Di sisi lain, dukungan dalam bentuk donasi tak luput dari bentuk solidaritas penggemar K-pop. Salah satu yang turut ambil bagian adalah NCTzen Humanity, komunitas penggemar NCT asal Indonesia. Mereka aktif menyuarakan dukungannya melalui media sosial dan membuka donasi. Dana yang berhasil dikumpulkan direncanakan akan digunakan untuk mendukung kebutuhan kesehatan, serta menyediakan makanan dan minuman bagi para peserta aksi. Energi yang sama juga ditunjukan oleh berbagai fandom lain seperti ELF, ARMY, MYDAY dan masih banyak lagi. Aksi ini menjadi pengingat bahwa penggemar K-Pop lebih dari sekedar sorak-sorai di konser atau antrean panjang mengejar tanda tangan idola.

Semangat kemanusiaan ini tidak hanya mengudara di tanah air, beberapa fandom K-Pop memang dikenal aktif dalam mendonasikan dana untuk tujuan kemanusiaan, termasuk ke organisasi internasional seperti UNICEF. Sebagai contoh, penggemar grup BTS telah melakukan penggalangan dana yang signifikan untuk mendukung UNICEF melalui kampanye "LOVE MYSELF" yang bertujuan mengakhiri kekerasan terhadap anak-anak dan remaja. Fandom ini tidak hanya berfokus pada dukungan untuk idola mereka, tetapi juga pada aksi nyata untuk mendukung kesejahteraan global. 

Seperti istilah "like idol like fans", Bintang K-pop terkenal— Suho EXO menunjukan kepeduliannya dengan mengikutsertakan dirinya dalam hari raya ke-12 Green Heart Bazaar. Acara tersebut diwarnai dengan aksi untuk mendukung masyarakat di Jalur Gaza, Palestina. Seluruh dana yang terkumpul dari kampanye dan penggalangan dana ini akan disalurkan untuk membantu anak-anak yang menjadi korban di wilayah tersebut. Tindakan Suho ini mencerminkan bahwa nilai-nilai solidaritas dan kemanusiaan bukan hanya dipegang teguh oleh para penggemar, tetapi juga oleh para idola yang mereka cintai. 

Aksi kemanusiaan yang dilakukan oleh penggemar K-Pop ini mendapatkan berbagai tanggapan positif dari warganet. Banyak yang memuji dedikasi dan semangat solidaritas fandom K-Pop yang tak hanya mengagumi idola, tetapi juga peduli dengan isu sosial yang ada di dunia. Beberapa juga menilai bahwa penggemar K-Pop berhasil membuktikan bahwa fandom bisa menjadi kekuatan positif yang membawa perubahan. Namun, ada pula yang merasa takjub dengan kapasitas fandom untuk mengorganisir aksi sosial dalam waktu singkat, menunjukkan bahwa mereka lebih dari sekadar "fanatik.". Tanggapan positif ini menggambarkan bahwa gerakan solidaritas dari penggemar K-Pop semakin diperhitungkan dalam kemanusiaan global.

Sebagaimana yang disampaikan oleh RM BTS dalam pidatonya di UNICEF, "Jadi, mari kita semua melangkah lebih jauh. Kita telah belajar untuk mencintai diri kita sendiri, jadi sekarang saya mendorong Anda untuk 'berbicara pada diri sendiri.'" Aksi-aksi solidaritas ini menunjukkan bahwa penggemar K-Pop, yang terinspirasi oleh pesan cinta diri dan empati ini, tidak hanya mendukung idola mereka, tetapi juga menciptakan dampak positif dalam dunia nyata. Dengan semangat yang luar biasa, mereka telah mengubah wajah fandom K-pop dari sekadar penggemar menjadi sebuah kekuatan yang tak bisa dipandang sebelah mata.  

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun