Mohon tunggu...
Axel Hans
Axel Hans Mohon Tunggu... Freelancer - IG: axel.hansk

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Pride & Prejudice (2005): Ketika Cinta Meruntuhkan Kelas Sosial

28 Juni 2021   22:39 Diperbarui: 28 Juni 2021   22:41 7327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sayangnya grafik alur cerita di dalam film ini memberikan kesan yang biasa saja. Sepanjang film alur cerita yang ditayangkan lebih cenderng menjadi datar. 

Hal itu membuat beberapa adegan di pertengahan film berasa menjadi membosankan. Mungkin hal tersebut disebabkan karena kurang adanya penekanan terhadap konflik utama, sehingga konflik dianggap menjadi sebuah permasalahan kecil yang tidak terlalu berpengaruh. 

Kurangnya sudut pandang dari karakter Darcy juga menjadi kelemahan dari film ini. Sepanjang film penonton akan diajak untuk lebih berfokus kepada sudut pandang dari Elizabeth terhadap konflik yang ia alami. Jika sudut pandang dari Darcy lebih diperbanyak, orang yang menonton akan bisa lebih merasakan atau bersimpati kepada kedua tokoh tersebut. 

Kesimpulannya film Pride & Prejudice bagus dan bisa sekali untuk ditonton bagi orang yang menyukai film dengan genre drama atau romance. Kalian akan merasakan bahwa cinta anata dua orang dapat mengalahkan batasan yang ada di dalam hubungan mereka 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun