Mohon tunggu...
Mutawif Ilmi Muwaffiqih
Mutawif Ilmi Muwaffiqih Mohon Tunggu... -

Geological Engineering UGM | Business Development Team of Cicil.co.id Jogja | Rumah Kepemimpinan Scholarship Awardee Batch 9

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Menyoal Generasi Muda dan Nongkrong Setiap Hari

11 Februari 2019   15:02 Diperbarui: 12 Februari 2019   08:15 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terdapat sebuah persepsi bahwa distribusi sumber daya alam (kita ambil contoh dalam opini ini adalah deposit porfiri) sangat sering hanya terdapat pada negara-negara berkembang seperti Indonesia, Filipina, Papua New Guinea, Negera-negara Amerika Latin, dan banyak dari negera-negara bekas pecahan Rusia; sementara mereka para negera-negara maju sedikit memiliki deposit tersebut. Apakah anda setuju dengan persepsi tersebut? Apabila anda beranggapan "Setuju" maka mari kita lihat peta persebaran distribusinya. 

Pertama; tujukan pandangan anda pada benua eropa dan bagian utaranya mulai dari Belanda hingga Rusia.  Kosong tanpa ada sumber daya mineral, namun mereka tetap bisa menjadi nagera maju, contohnya Jerman dapat memiliki pabrikan mobil mewah salah satunya. Kemudian, yang kedua mari kita melihat ke Kanada, Amerika Serikat, dan Tiongkok yang dapat dilihat bahwa sumber daya porfiri mereka sangatlah melimpah. 

Ketiga coba kita lihat Jepang, tanpa deposit porfiri pun negera ini dapat memberi hutang ke banyak negera. Lalu di mana akar masalah sebenarnya?

Kita mulai dengan melihat terlebih dahulu pada Negari Sakura. Saat ini Jepang hanya memiliki satu tambang emas aktif yang berada di Prefektur Kumamoto yang bernama Hishikari Gold Mine. Semua tambang yang ada telah berhenti beroperasi dan beberapa lainnya masih dalam tahapan eksplorasi. 

Kemudian muncul pertanyaan, apakah satu tambang ini dapat mencukupi kebutuhan seluruh industri Jepang? Tentu saja tidak mencukupi. Namun ternyata Negeri Sakura ini tidak hanya memiliki tambang di negaranya sendiri, namun juga memiliki tambang di beberapa negera. Sementara itu untuk dalam negeri, Jepang memusatkan pada program daur ulang logam dari barang elektronik bekas. Inovatif bukan?

Jadi kesimpulan dari pembahasan di atas adalah "Mereka yang maju adalah mereka yang paham akan potensi yang ada dan cara terbaik untuk memanfaatkannya, bukan mereka yang memiliki segalanya". 

Fakta yang ada di lapangan adalah maju tidaknya suatu negeri tergantung pada manusia yang ada di dalamnya. Lalu apalah jadinya suatu negeri yang generasi mudanya bercita-cita tinggi namun nongkrongnya hampir tiap hari?

Referensi :

  1. Sun, W., Huang, R., Li, H., Yongbin,  hu, Zhang, C., Sun, S., Zhang, L., Ding, X., Li, C., Zartman, R., Ling, M.-X., 2015. Porphyry deposits and oxidized magmas. https://doi.org/10.1016/j.oregeorev.2014.09.004
  2. Terinspirasi oleh Mas Renaldi Suhendra dari Kyushu University Japan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun